Chereads / ZEVA / Chapter 7 - Part VI

Chapter 7 - Part VI

Tidak ada yang menyangka dengan kehadiran dari Ratu Alston di Kerajaan Zeda. Faktanya kedua Kerajaan besar ini, tidak pernah akur sama sekali. Sudah berabad-abad lamanya. Zeva masih menyaksikan interaksi Ayah dan Ibunya dengan Ratu Devillia dalam diam. Ia tidak ingin ikut campur. Berbeda dengan Emma yang sudah menatap kagum pada kedua orang itu. Ratu Devillia dan seorang lelaki yang disampingnya. Ini pertama kalinya Ia melihat lelaki yang begitu rupawan dan memiliki aura yang kuat hampir sama seperti Kakaknya.

Lelaki itu berdiri bagaikan seorang pangeran berkuda yang digambarkan di dalam cerita dongeng. Wajahnya yang tampan, bahu yang kokoh, badannya tegap dan kaki jenjangnya, oh.. dan yang paling membuat Emma ingin pingsan di tempatnya adalah senyuman berlesung pipi lelaki itu, benar-benar sempurna. Lelaki itu dipahat dengan amat sempurna.

Zeva yang menyadari Sang Adik yang membeku di tempat, terheran. 'Ada apa dengan anak ini? sudah gila?'  Zeva mengikuti arah pandangan Adiknya, tepat di depan sana Lelaki itu berada, yang kalau Ia tidak salah ingat itu adalah Putera tunggal dari Ratu Devillia—Demian Almer Alston.

'Jangan bilang kalau Emma menyukai lelaki itu. Benar-benar tidak waras'  Zeva menggelengkan kepalanya pelan, melihat tingkah Adiknya yang mudah sekali terpesona dengan Lelaki. Zeva akui Lelaki itu—Demian memang menawan, dia memiliki daya tarik yang kuat namun, Zeva memandangnya biasa saja bahkan ketika Adiknya berteriak dengan kencang ketika Demian menatap ke arahnya, memamerkan lesung pipi idaman para wanita itu.

'Oh.. dia juga menyukai Adikku ternyata'  itulah Zeva dengan hatinya yang beku dan ketidak-pekaannya. Zeva melangkah menuju meja yang dipenuhi oleh Kue dan Cokelat. Dia merasa lapar dan lelah, memilih duduk menikmati Kue-kue yang ada di meja tersebut.

Suasana sudah tidak setegang tadi, namun masih ada beberapa yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihat mereka. Menurut Zeva, bukankah itu bagus ? 2 kerajaan itu menyatu dan tidak ada lagi yang namanya permusuhan dan peperangan.

"Silahkan nikmati hidangan yang telah kami siapkan. Saya harap Anda menyukainya, Ratu Devillia" Ucap Alyssa dengan senyum ramahnya yang dibalas tak kalah ramah oleh Devillia.

"Cukup panggil aku, Lia. Aku tidak terlalu menyukai panggilan Ratu disaat pesta santai seperti ini"  Alyssa masih tersenyum kemudian menatap ke arah lelaki yang sejak tadi hanya diam.

"Hai, siapa namamu?" Tanya Alyssa masih dengan senyum ramah dan manisnya. Lelaki itu kemudian menampilkan senyuman menawannya, membuat Alyssa terpesona dengan senyuman itu.

"Hormat saya pada Yang Mulia Ratu Alyssa. Saya Demian Almer Alston, Putera Tunggal dari Ratu Devillia Alston dan Demonic Alston"  Lelaki itu membungkukkan badannya, memberi hormat kepada Alyssa. Alyssa terkesan dengan kesopanan anak ini.

"Demian, boleh aku memanggilmu seperti itu?" Tanya Alyssa

"Ya, Tentu Yang Mulia Ratu Alyssa" 

"Baiklah, Sayang . Aku ingin membawa Ratu Alston kepada Para Menteri, kami ingin mendiskusikan sesuatu juga menyambut kedatangan perdananya di Kerajaan Zeda"  Ucap Aldrich pada Alyssa. Alyssa hanya mengangguk mengerti, Ia tidak terlalu suka berbaur dengan para Menteri.

"Kalau begitu, bolehkah aku membawa Demian bersamaku? Aku ingin memperkenalkannya kepada kedua Puteri kita" 

"Bagaimana Demian? Apa kamu tidak keberatan dengan permintaan Istriku?" Tanya Aldrich.

"Saya tidak keberatan, Yang Mulia Raja Zeda IX"

"Ohh.. itu bagus. Mereka ada di sana berkumpul dengan teman-temannya" Ucap Alyssa yang menunjuk ke arah dimana Zeva dan Emma berada. Demian spontan mengikuti arahan Alyssa, Dia terpaku dengan wanita itu dan seketika Dia tersenyum dengan rupawan kepada Wanita yang sedang menatapnya.

"Kalau begitu, Ayo Demian. Kita hampiri mereka. Lia aku pinjam Putera tampan mu ini ya"

"Bawa saja, tidak apa"  Alyssa dan Demian berjalan beriringan menuju ke tempat Emma berada. Emma? Ia sudah ketar-ketir saat ini, gugup menyergapnya saat ini menyadari bahwa lelaki yang Ia kagumi dari jauh mendekat ke arahnya. Ia tidak siap dengan hal ini.

Emma semakin kehilangan oksigennya, lelaki itu sudah tepat berdiri di depannya. 'OH GOD, aku tidak kuat'

"Emma, maaf mengganggu waktumu dengan teman-temanmu. Ibu mengenalkan Demian padamu. Nah , Demian ini Puteri bungsu ku Emma Alyssum Aldrich"  Demian mengulurkan tangan kanannya ke arah Emma sambil memasang senyum. Emma menyambut tangannya dengan gemetar. 'Tangannya halus sekali, astaga'

Hai, Saya Demian. Senang berkenalan denganmu Emma. Bolehkan aku memanggilmu begitu?"  Ucap Demian memperkenalkan diri . 'Dan suaranya sungguh dalam dan berat. Tipe ku sekali!'

"A-ah.. Aku eh Saya Emma Alyssum Aldrich. Aku juga maksudku Saya juga senang berkenalan denganmu, Demian"  Demian hanya tersenyum , Alyssa menepuk dahinya pelan melihat kelakuan Puteri bungsu-nya ini. 'Buat malu saja' Batin Alyssa.

Demian melepas tangannya, mulai mencari seseorang yang lain. Tapi Ia tidak menemukannya. 'Aku yakin jika tadi wanita itu berdiri bersama Emma disini'

"Demian, aku ingin memperkenalkanmu dengan Puteri Sulungku. Hanya saja aku ingin kamu memaklumi sikapnya nanti ya"  Suara Alyssa membuat Demian tersentak dari pencariannya.

"Ah? Oh.. begitukah? Ya, tidak masalah, Yang Mulia Ratu Alyssa"  Alyssa mencari keberadaan Zeva. Ia yakin Zeva masih berada di sini karena Adiknya memaksanya untuk menemaninya. Pandangan Alyssa jatuh tepat pada Zeva yang duduk dengan anggunnya sambil memegang minuman di dekat meja.

"Ayo, Demian. Puteri Sulungku berada disana" Demian mengikuti Alyssa, sesekali Ia memlihat ke belakang, memastikan bahwa wanita itu ada, namun nihil tidak ada sama sekali. Hanya Emma yang masih memandangnya dengan senyuman sambil mellambaikan tangannya. Demian membalas lambaian itu dan Emma hampir saja pingsan di tempat. Untung saja teman-temannya tepat di belakangnya, membantunya agar tidak terjatuh. Emma dan keterpesonaannya

"Zeva"  Panggil Alyssa, Zeva langsung melihat ke arah Ibunya

"Ada apa, Ibu?"  Sahutnya dengan wajh datar.

"Ibu ingin mengenalkanmu kepada seseorang. Demian" Demian berbalik,merasa namanlya terpanggil dan Dia mematung. Wanita yang dicarinya tepat berada di hadapannya. Berdiri dengan anggun, wajah datar dan auranya yang mampu memikat semua lelaki yang ada disini termasuk dirinya.

"Demian, perkenalkan ini Puteri Sulungku. Zeva Devian Aldrich, Zeva ini Demian"  Zeva engulurkan tangan kanannya masih dengan wajah datarnya.

"Panggil saja aku Zeva" Ucap Zeva singkat, Demian merasa jantungnya berdebar dengan kencang. Suara berat nan lembut milik Zeva membuatnya bergetar. Tidak pernah Ia menjumpai wanita yang seperti ini di Alzeethan.

"Demian Almer Alston, panggil aku Demian"  Demian membalas uluran tangan Zeva, tangan putih, mulus namun kuat milik Zeva semakin membuat Demian menyukainya. Zeva melepaskan tangannya terlebih dahulu, Ia sedikit aneh dengan Demian, entah kenapa Ia tidak bisa membaca pikiran milik Demian.

'Apa dia mem-block pikirannya?'  Zeva hanya mengernyit kecil, kemudian kembali datar. 'Ya, mungkin saja begitu'  .  Tak hanya Zeva, namun Demian pun meraskan demikian, Ia tidak mampu menjelajah ke dalam diri Zeva. Walaupun seseorang itu menggunakan mantra Block , Demian masih bisa melihatnya. Namun Zeva, Ia sama sekali tidak bisa melihat apapun ataupun membaca pikirannya. Ini membuatnya semakin tertarik pada Zeva.

"Ibu aku ingin ke taman. Beritahu Emma jika dia menanyaiku"  Tanpa persetujuan Alyssa, Zeva berjalan menjauh dari mereka.

"Maafkan sikap Zeva. Dia memang seperti itu"  Ucap Alyssa pada Demian yang masih terpaku memandang ke arah mana Zeva berjalan. Sedikit pun Ia tidak berpaling. Alyssa yang menyadarinya pun hanya tersenyum maklum.

"Jangan jatuh hati padanya. Aku hanya tidak ingin kamu terluka nantinya" Demian langsung menghadap ke arah Alyssa yang tersenyum menatapnya. Demian gugup, tentu saja. apa sangat terlihat jika Dia menyukai Zeva, namun perkataan Alyssa tadi membuatnya bertanya apa maksudnya.

"Maaf, jika Saya sangat lancang memandangi Puteri Anda. Namun, tidak dapat Saya pungkiri Saya memang sudah tertarik padanya sejak awal aku menatapnya"  Ungkap Demian pada Alyssa. Alyssa lagi-lagi tersenyum maklum.

"Aku tahu itu. Pesona Zeva tidak ada yang bisa menandingi. Namun, jika diperjuangkan pun tidak ada gunanya" Demian semakin penasaran dnegan perkataan Alyssa.

"Ia akan luluh jika aku berusaha meyakinkannya"  Ucap Demian yakin akan dirinya. Wanita mana yang tidak akan luluh jika ada seorang lelaki yang memperjuangkannya dan detik ini juga Demian meyakinkan dirinya bahwa Dia akan menakhlukkan hati Zeva.

"Jika itu pendapatmu. Maka aku akan menjawab bahwa Zeva terlahir untuk tidak merasakan hal yang seperti itu. Bukan berarti hatinya beku, yang benar adalah Zeva 'tidak memiliki hati'. Dia datang ke dunia ini tidak di takdirkan untuk tidak menggunakan hatinya kepada siapapun itu, bahkan aku yang sebagai Ibunya, Ayahnya juga Emma"  Demian hanya termangu mendengarkan penjelasan Alyssa mengenai Zeva. Jika memang Zeva 'tidak memiliki hati' seperti yang dikatakan Alyssa. Bukannya seharusnya dia tidak muncul di pesta Adiknya dan berkenalan dengan dirinya.

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak ingin membuatmu terluka nanti"  Ucapan itu terulang, membuat Demian semakin penasaran akan seperti apa sosok Zeva yang sebenarnya? Membuat tekadnya semakin bulat, dia tidak akan menyerah selama Ia dan Zeva masih hidup di dunia ini bahkan sampai di dunia lain pun Demian tidak akan menyerah. Itu janji yang Ia buat untuk dirinya sendiri.

TBC.