Chereads / ZEVA / Chapter 6 - Part V

Chapter 6 - Part V

Kerajaan Zeda, Alzeethan.

Waktu menunjukkan pukul 5 sore hari, sudah ada beberapa tamu yang berdatangan , ada yang berdiri di dekat meja yang tersedia berbagai jenis kue-kue dan minuman, ada juga yang sekedar berbincang , ada yang hanya melihat ke kanan dan kiri menatapi hiasan megah yang tersusun rapi di Istana.

Zeva tidak melakukan ketiganya. Ia hanya duduk di single sofa yang menghadap ke arah semua tamu-tamu penting itu. Memperhatikan dengan seksama cara bertingkah laku, berbicara, dan ekspresi orang-orang. Kalau boleh jujur, Ia tidak terlalu suka dengan pesta. Apapun bentuk pestanya, bahkan hanya sekedar pesta minum teh saja Ia malas menghadirinya. Namun, entah kenapa selalu saja ada banyak undangan minum teh yang terletak di atas meja belajarnya dan Zeva selalu akan menyuruh Emma untuk hadir, menggantikan dirinya. Adiknya tidak keberatan, bahkan sangat menyukai pesta.

Zeva terus mematai sekitar, tamu mulai ramai berdatangan. Suara mereka semakin berisik. Zeva melihat ke arah Sang Ayah yang sedang berbincang dengan Menteri Pendidikan. Emma dan Ibunya masih berada di dalam kamar mereka, belum selesai berdandan.

Ia hanya heran, kenapa mereka berdua itu lama sekali jika sudah menyangkut tentang dandan? Kenyataan bahwa tanpa dandan pun mereka sudah terlihat sangat cantik. Zeva tidak pernah ingin memakai apapun yang bernama Make Up. Dia sudah cantik, untuk apa lagi Ia mempercantik dirinya?

20 menit telah berlalu, Alyssa mulai menuruni tangga. Ia berjalan dengan anggun dengan gaun berwarna Merah Maroon, tidak hanya Alyssa, semua tamu juga memakai gaun dan jas berwarna yang senada. Alyssa berjalan mendekati Aldrich yang sudah terpesona kaan kecantikan Sang Istri yang tidak pernah luntur. Dia sungguh beruntung mendapatkan Istri yang baik hati dan sabar menghadapi sifat kerasnya.

"Selamat malam, Yang Mulia Ratu Zeda" Sapa para tamu yang dilewati oleh Alyssa, dibalas dengan senyuman anggun yang menawannya. Membuat para tamu tersebut ikut memuji kecantikan alami milik Alyssa.

"Kenapa lama sekali berdandannya, Istriku?" Tanya Raja Zeda. Ia mengapit pinggang mungil milik Alyssa dengan posesif. Alyssa hanya tertawa pelan.

"Namanya juga Wanita"

"Kamu sudah cantik, apalagi yang harus dipoles?" Alyssa tersipu mendengar pujian yang sangat jarang Ia dengar dari Suaminya.

"Jangan menggodaku, Aldrich" Aldrich hanya tersenyum menawan , menunjukkan kedua lesung pipi yang terbentuk dengan sempurna, membuat siapa saja terpanah akan pesona Aldrich, begitu juga dengan Alyssa yang semakin tersipu.

"Ayah, Ibu" Panggil Emma yang tersenyum dengan lebar, menambah kesan imut dan manis. Banyak lelaki bangsawan muda yang mentapnya tertarik.

"Selamat Ulang Tahun, Anak manisku" Ucap Aldrich sambil memeluk Emma

"Terima kasih, Ayah" Alyssa pun melakukan hal yang sama, "Kado mu sudah Ibu letakkan di dalam lemari pakaianmu" Emma membulatkan kedua matanya.

"Benarkah, Bu?"

"Ayah juga meletakkan hadiahmu di samping hadiah Ibu" Lengkap sudah kebahagiaan Emma, di ulang tahunnya yang ke-17 ini adalah ulang tahun yang sangat berkesan untuknya. Emma terlihat mencari seseorang yang sedari tadi tidak kelihatan.

"Kakak, belum siap berdandan ya?" Tanya Emma pada Ibu dan Ayahnya. Seketika seluruh perhatian menuju ke arah seseorang yang berjalan dengan aura yang memikat, mereka menghentikan pembicaraan mereka hanya ingin melihat dengan seksama Wanita yang penuh wibawa itu.

Zeva berjalan menghampiri Adik, Ayah dan Ibunya yang berada di dekat meja yang penuh dengan minuman. Dengan gaun merah maroon miliknya, yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, dengan bagian samping yang terbuka , memperlihatkan paha mulus dan kaki jenjangnya. Rambut yang tersanggul rapi dan Heels dengan tumit 7 centimeter berwarna senada dengan Gaunnya.

Wajah datar dan sikap dinginnya membuat Zeva semakin menjadi pusat perhatian. Semua orang berbisik memuji dirinya, ada juga yang merasa iri dan hanya mendengus sebal. Zeva tahu semuanya, namun apa pedulinya?

"Kak, kamu membuat semua orang tidak dapat bernafas" Zeva menaikkan sebelah alisnya. Seakan menyiratkan kata, 'Lalu?'

"Jangan mengeluarkan auramu sepekat itu, Kak. Ini pesta Ulang Tahunku, aku ingin kita semua bersenang-senang, tidak tegang seperti ini" Kesal Emma sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Baiklah" Tak ada yang dilakukan oleh Zeva, karena dia juga tidak tahu bagaimana agar dirinya bisa tampak 'Biasa'. Menurutnya ini sudah biasa, paling biasa yang Ia lakukan. Zeva mengambil sepiring Kue Cokelat dan memakannya.

Ibunya hanya menghela nafasnya, sudah terlalu biasa melihat kelakuan Puteri Sulungnya ini.

"Sudahlah, ayo kita ke atas. Emma harus meniup lilinnya" Ucap Aldrich berjalan menuju dimana Kue Tart yang bertingkat dengan warna Biru muda, disertai dengan hiasan-hiasan bunga yang cantik disekitarnya.

"Selamat malam, Saya Raja Zeda ingin menyampaikan sepatah dua kata untuk Anak manisku, Emma" Aldrich menatap ke arah Emma dengan tatapan teduhnya.

"Selamat atas kelulusanmu, Nak. Hanya sekedar informasi untuk kalian, Puteriku ini mendapat lulusan terbaik di sekolahnya. Tentu saja, Saya sebagai Ayahnya merasa sangat bangga dan Saya juga berterima kasih kepada Zerian D'lain Hanstine selaku pemilik dari sekolah yang telah mendidik Puteri Saya dan anak-anak lainnya" Semua Tamu yang datang mulai bertepuk tangan. Raja Zeda telah memuji seseorang, itu kejadian yang amat langka terjadi. Zerian merasa sungguh sangat bahagia, keinginannya sejak dulu untuk mendirikan sebuah sekolah umum bukanlah hal yang sia-sia. Ia menundukkan kepalanya, memberikan penghormatan kepada Aldrich.

"Aku bangga padamu, Nak" Ucap Ayahnya-Lego D'lain Hanstine sambil menepuk pelan bahu kanannya.

"Baiklah, saatnya untuk meniup lilinnya, Sayang" Ucap Alyssa. Emma mendekat ke arah Kue Tart bertingkat itu, tertulis namanya disana dan dua buah lilin berangka 17. Emma menutup kedua matanya, memanjatkan beberapa doa dan keinginan lalu meniup lilinnya. Seluruh tamu undangan bertepuk tangan dengan meriahnya, turut bersuka cita dengan Emma.

"Untuk potongan Kue pertama aku akan memberikannya pada Ibu" Emma memberikan sepiring Kue pada Alyssa.

"Terima kasih, Anakku" Alyssa mengecup kedua pipi Emma. Selanjutnya Ia memberikannya kepada sang Ayah, Aldrich juga turut mengecup kedua pipinya.

"Dan yang terakhir, aku akan memberikannya kepada satu-satunya Kakak terbaik sedunia, walaupun dia bersikap dingin kepadaku tetapi aku tahu bahwa dia sangat menyayangiku. Kak Zeva, ini untukmu" Emma menyerahkannya pada Zeva, Zeva mengambilnya lalu memeluk Adiknya.

"Aku menyayangimu, Adikku" Bisik Zeva padanya. Jangan ditanya lagi bagaimana bahagianya dia hari ini. Emma tahu ini semua berkat Kakaknya. Mulai dari model gaun yang Ia pakai, Kue Tart berwarna biru muda kesukaannya, membuat Ayahnya yang super sibuk bisa meluangkan waktunya untuk Emma.

Saat ini, mereka mulai membaurkan diri pada para tamu. Aldrich berkumpul dengan para-para Menteri. Alyssa dengan kumpulan para wanita dan Emma bersama Zeva menyapa teman-teman sekolah dan Bangsawan Puteri lainnya.

Sebenarnya Zeva ingin pergi ke taman miliknya untuk melihat-lihat dan mengasingkan diri. Dia tidak tahan dengan keramaian namun, apa dayanya. Saat dia ingin melarikan diri, Emma menariknya. Ingin sekali Ia menjitak kepala Sang Adik yang dengan kurang ajarnya telah menyita waktu berharganya hanya untuk menyapa teman-temannya. Yang membuatnya semakin jengah adalah tatapan para lelaki di depannya seakan ingin menelanjanginya.

'Kalau saja ini bukan pesta Ulang Tahun Adikku,sudah ku bakar bola mata mereka sampai menjadi abu. Menyebalkan sekali' Batinnya.

Ketika semuanya sedang asyik berbincang, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu utama. Aldrich tahu siapa itu, Ia meminta izin dengan orang yang tadi Ia ajak berbicara dan berjalan menuju Pintu Utama itu.

"Selamat datang. Saya sudah menunggu Kaliaasana yang riuh mendadak hening. Ada yang terbelalak, terkejut, ekspresi tidak percaya, marah, dan lainnyan, silahkan masuk" Ucap Aldrich yang memberikan jalan untuk kedua orang itu masuk dan seketika su melihat dua tamu yang sebenarnya tidak mereka percaya bisa hadir disini.

"Wah.. Saya sungguh senang karena sudah di undang oleh Raja Zeda IX" Alyssa terlihat biasa saja, Ia berjalan mendekati kedua orang tersebut dan mmengulurkan sebelah tangannya.

"Selamat datang, Ratu Devillia Alston" dan semua tamu disana terkejut dengan nama itu. Ratu kerjaan Alston atau yang biasa disebut dengan Ratu Demon.

TBC.