Chereads / ABDUL / Chapter 13 - RUNTUHNYA KESOMBONGAN

Chapter 13 - RUNTUHNYA KESOMBONGAN

"Tidaklah aku mempermainkanmu saudaraku, ataupun mencoba membohongimu tetapi aku memperlihatkan yang sebenarnya bahwa kota terkecil itu ada." Sultan semakin bingung bagaimana ia dapat melihat kota itu, lalu Abdul menunjukkan sebuah lubang kecil yang terdapat di gunung pasir tersebut. "Lihatlah lubang itu, itulah yang aku maksud." Raut wajah sang sultan mengerut lantaran melihat lubang itu yang dikatakan adalah kota. "inikah yang kamu sebutkan itu?."

"benar saudaraku."

Yang hanya terpikirkan dalam pikiran sultan bahwa itu bukanlah kota melainkan hannyalah sebuah lubang hewan atau semacamnya tidaklah mungkin ada manusia berukuran kecil tinggal di dalamnya. "Apa kamu yakin jika di dalam lubang ini tidak ada bahaya?." Abdul meyakinkan sang sultan. "Benar saudaraku, ketika aku melewati lubang ini di dalamnya seperti banyak suara, setelah sedikit menjauh suara-suara itu terdiam." Masih merasa ragu sultan memberikan tawaran kepada Abdul apabila ia bisa membuktikannya maka dia bisa meminta apa saja yang dia inginkan, segera Abdul melaksanakan apa yang diminta oleh Sultan Hassan. Abdul memasukkan kedua jarinya sembari meminta perlindungan, setelah melakukannya semua terlihat aman-aman saja, lantas sultan hassan berkata. "kalau aku tahu hanya begitu saja, aku juga bisa." Hassan mengikuti cara yang Abdul lakukan, saat memasukkan kedua jarinya semuanya terlihat baik-baik saja, tak beberapa lama seekor kalajengking besar menyuntikan ekornya kepada sultan Hassan.

Setelah merasa jarinya terkena sengatan kalajengking Hassan dengan cepat mengeluarkan jarinya, tiba-tiba dari dalam lubang seratus kalajengking keluar berhamburan mengejar setiap dari mereka, lantas semua orang berlari termasuk Hassan berlari hingga menaiki atap tandunya. Sementara Abdul hanya meminta dan memohon pertolongan kepadanya agar menarik kembali seluruh makhluknya. Setelah terus-menerus mohon dan meminta kepadanya, akhirnya seluruh kalajengking tersebut kembali masuk ke dalam lubang mereka.

Hassan sangat marah dengan yang terjadinya padanya, lantas hassan memberikan tuduhan bahwa Abdul merencanakan itu semua. "apakah kamu sengaja merencanakan semuanya, agar aku dalam bahaya dan pada akhirnya tiada?." Abdul memberikan pernyataan agar dia tidak di nyatakan bersalah. "Tidak saudaraku aku hannyalah memenuhi permintaanmu, maka janganlah salahkan aku apabila di dalamnya baik aku ataupun kamu tidak mengetahuinya." Namun yang masih dalam pertanyaan Hassan dengan maksud Abdul mengatakan itu adalah kota kepadanya. Dengan tersenyum Abdul menjawab. "sebab banyak sekali aku dengarkan teriakan dan langkahan dari bawah injakanku ini, sehingga aku merasa bahwa itu adalah manusia seperti kita." Bertanyalah lagi hassan sebelum dirinya mendapatkan jawaban yang memuaskan. "namun Seandainya kamu tahu di lubang itu ada ratusan kalajengking mengapa kamu tidak merasakannya?." Dengan mudah Abdul kembali menjawab pertanyaan hassan. "saudaraku apakah kamu tidak mengagungkan sang pencipta atau mengingatnya walau sekali saja, sehingga kamu di jaga dari bahaya?." Sultan hassan terdiam oleh pernyataan yang Abdul ucapkan kepadanya. dengan keterdiaman sultan hassan membuatnya leluasa kembali berbicara. "apakah kamu tidak melihat tadi saudaraku ketika aku memohon dan merendahkan diri kepadanya, seketika para hewan itu juga mengetahui dan merasa bahwa mereka juga tunduk ketika mendengarkannya, lalu mengapa kita sebagai manusia selalu angkuh dan merasa menggenggam segala apa yang ada di diri kita, lihatlah juga saudaraku ketika salah satu dari mereka terancam maka mereka bersama-sama saling menyelamatkan bukan memberatkan." Tidak bisa berucap lagi hassan hanya mendengarkan dan sambil menundukkan kepalanya, lalu Abdul meminta kepada sultan agar memenuhi persyaratannya. Hassan menepati janjinya meminta agar Abdul mengucapkan keinginannya. Abdul mengucapkan keinginannya. "aku ingin semua para wanita yang bukan hak ataupun istrimu kembalikanlah kehidupan mereka seperti dahulu. selain itu berikanlah hak masyarakatmu untuk bebas berniaga hasil kerja kerasnya mereka sendiri tidaklah selalu atas nama kekuasaanmu. dan terakhir bagikanlah hartamu sebagian kepada masyarakat yang miskni dan juga jadilah raja yang baik." Dari keinginan Abdul tentunya Hassan menolak permintaan Abdul, lantas sang sultan memerintahkan para pasukan untuk membunuh Abdul, ketika beberapa langkah semua pasukan beserta Hassan terjatuh menggigil seperti orang demam. Abdul mengambil butiran pasir dan membacakan kepada butiran pasir lalu menaruhkan di bagian bekas sengatan kalajengking, barulah mereka satu persatu sembuh. setelah mengalami kejadian yang belum pernah terjadi pada dirinya membuat Hassan mengakui kesalahannya dan berjanji menjadi pemimpin yang baik seperti ayahnya dahulu.

Tak hanya itu abdul juga memberikan kembali kertas yang dahulu tidak di hiraukannya, tak mengira kertas yang dahulu sang ayah berikan kepada dirinya kini ada berada di tangan Abdul. "Dimanakah kamu menemukan kertas ini?."

"Jika aku menerangkan kepadamu sudah pasti kamu tidak akan percaya." Ucap Abdul setelah memberikan kertas kepada Hassan.

Membaca seluruh isi kertas yang sang ayah berikan kepadanya, membuat Hassan merasa bersalah jika selama ini dia sudah sangat menyimpang dari jalan yang benar. Kini rasa angkuh telah musnah, rasa ingin menguasai telah hilang, rasa nafsu telah di kubur sedalam-dalamnya, kini hanyalah pertobatan serta rasa tunduk di dalam diri dan hatinya.

Malam hari.