#The Clumsies
Alunan musik dari piringan hitam menyambutku saat memasuki The Clumsies. Bar ternama di Kota Athena itu selalu ramai pengunjung. Mereka sedang menyisih dari kesibukan dan ingin menyingkirkan rasa lelah.
Aku menyusuri lantai dasar, mencari-cari dua wanita yang mengundangku kemari, namun aku tak kunjung menemukan mereka.
Aku memutuskan untuk berjalan ke lantai dua dan melihat mereka sedang duduk bersantai. Ah... Dasar pasangan itu!
"Hai..." sapaku kepada Rachel dan Cloudy yang sedang menikmati koktail di tengah dinginnya Kota Athena.
Setiap menuju akhir tahun kota ini memang selalu diselimuti salju.
Namun Desember bukan puncak musim dingin, ketika memasuki akhir Januari menuju Februari di saat-saat itulah kota ini benar-benar berada dalam suhu terendah.
"Oh...terimakasih Tuhan, akhirnya kau datang..." ucap Rachel, ia berdiri memelukku sebagai bentuk sambutan.
Rachel mempersilahkan aku duduk, "aku akan memesankan koktail untukmu."
"Terimakasih, Rachel. Tapi kau tau, aku tidak---"
"Ini hanya minuman ringan, Azzura."
Aku tidak berdaya menolak niat baik Rachel, "Baiklah."
Seorang pelayang datang dengan membawa nampan berisi koktail.
"Kami senang akhirnya kau datang kemari," ucap Cloudy dengan tersenyum.
"Kau menikmati suasananya?" tanya Rachel.
Aku tersenyum, "Lumayan..."
"Azzura Ventoura---" Rachel memanggil nama lengkapku kemudian meneguk koktailnya.
"---kau harus lebih menikmati hidupmu. Kami mulai khawatir kau akan berkencan dengan buku saat malam minggu," lanjutnya.
Kami tak dapat menahan tawa mendengar ucapan Rachel.
Aku memainkan buah di dalam gelasku dan sedikit menaikkan sudut bibirku dan menatap ke dalam gelas, "Aku menikmati hidupku, jangan khawatir."
"Ayolah Azzura, berkencanlah... jangan tenggelam dalam ambisimu," keluh Cloudy.
Aku tersenyum, "Apa aku terlihat seperti orang yang memiliki ambisi?"
"Ya, kau orang yang memiliki ambisi untuk hidup sendiri."
Kami tertawa kembali, apa yang kami tertawakan?
Hanya lelucon tentang hidupku.
Semua orang di kampus akan memandangku sebagai orang yang berambisi.
Tak ada yang memahamiku lebih baik dari pada Rachel dan Cloudy.
Namun aku rasa mereka juga tidak benar-benar memahamiku.
Bagaimanapun aku hanya berusaha untuk tetap sendiri tanpa memilih seorangpun untuk menjadi pasangan.
Mengapa???
Entahlah... Itu hanya terasa lebih baik.
"Apa kau masih belum membuka hatimu?"
Tiba-tiba Cloudy menanyakan hal yang sangat enggan aku bahas, namun aku menyadari sesuatu, bahwa mengikuti alur pembicaraan mereka adalah hal yang jauh lebih baik dilakukan, mengingat mereka adalah dua sahabat baikku.
"Aku tidak ingin membukanya, akan sangat menyakitkan bagi orang yang berusaha menempatinya."
"Dia selalu puitis..."
Aku tersenyum kecil mendengar ucapan Rachel, aku tidak yakin apakah itu pujian atau keluhan.
"Dengar Azzura, apa kau tertarik dengan wanita?"
Pertanyaan Rachel membuat kedua alisku hampir bertemu, "Sungguh? Apa aku terlihat seperti itu?"
"Jawab saja iya atau tidak. Kita sudah kenal sejak lama, jadi mari saling terbuka."
Aku memandang Cloudy, "Apa kau juga berpikir seperti itu, Cloudy?"
"Aku---tolong jangan tersinggung... Sebenarnya aku yang berpikir itu di awal."
"Baiklah, aku tidak pernah tertarik dengan pria namun bukan berarti aku menyukai wanita."
"Apa kau yakin?" tanya Cloudy.
"Mengapa harus tidak yakin?"
"Mengapa kau balik bertanya?"
Aku terdiam sejenak, menyadari bahwa aku telah salah bersikap.
Seharusnya menjawab 'iya' sebagai bentuk pernyataan meyakinkan.
"Astaga..." gumamku.
"Hanya ada satu cara untuk memastikannya."
Ucapan Rachel membuatku memandangnya dengan tatapan menyelidik.
Aku meminum koktail untuk menenangkan kegelisahan yang di undang Rachel dan Cloudy di tengah keramaian The Clumsies.
Akhirnya aku menghabiskan minuman yang tak pernah ku minum sebelumnya, setidaknya koktail itu meredakan kegelisahanku.
"Jadi, bagaimana kau akan memastikannya?" tanyaku.
Rachel tersenyum, "Kami akan mengirim hadiah ke rumahmu malam ini. Kau akan menerimanya saat di rumah."
Aku menggelengkan kepala berusaha memahami kedua sahabatku, apakah mereka serius mengkhawatirkan kesendirianku atau hanya sekedar ingin mengerjaiku?