Kapan terakhir kali aku gemetar ketakutan? Dan apa alasanya?
Clarissa hanya orang asing, namun aku tak terbiasa mengabaikan orang lain. Seluruh tubuhku terasa dingin.
"Tidak seharusnya kau melakukan ini, Azzu."
"Aku baik-baik saja, Michael."
"Aku memiliki tanggung jawab dengan mendiang Kakekmu, dia bisa menyalahkanku di akhir jika terjadi sesuatu padamu."
"Aku baik-baik saja. Tolong, aku hanya ingin tidur sejenak."
"Minum obatmu setelah dua jam. Aku akan kembali untuk memastikan kau meminum obatmu."
Aku hanya terdiam, dua jam aku memejamkan mata, merasakan kedinginan dan gemetar di sekujur tubuh.
Michael pastinya sangat mengkhawatirkan keadaanku. Pria yang menjadi temanku dan berprofesi sebagai dokter itu memang selalu protektif padaku. Ia selalu bekerja keras untuk menjagaku. Aku tidak peduli tentang apapun untuk saat ini, aku hanya tidak bisa untuk tidak peduli kepada Clarissa.
"Mengapa Anda melakukan ini?"
Suara wanita yang ku kenal membuat mataku terbuka.
"Clarissa..."
"Bagaimana Anda selemah ini setelah menolongku?"
"Mengapa kau di sini? Lukamu---"
"Anda bahkan lebih lemah dariku."
Aku memandang wanita yang duduk di atas kursi roda dengan selang infus yang berada di tangannya.
"Aku baik-baik saja, hanya butuh istirahat sebentar. Maaf, tetapi bisakah kau kembali ke kamarmu---"
Aku memejamkan mata kembali, rasa pusing terus menyerang kepalaku. "Aku hanya butuh istirahat."
"Terimakasih karena telah membantu."
Aku hanya diam dan tetap memejamkan mata.