Chereads / ANGGAKARA Kembalinya Keris Hitam / Chapter 5 - Oto Sihia

Chapter 5 - Oto Sihia

"Adek cari siapa? Penghuni rumah itu sudah pindah!"

Seorang nenek tua yang duduk di teras rumah sebelah menghampiri Richi,

"Kau Richi bukan? Mereka menyuruhmu menaiki bus menuju alamat ini. Ini juga ada tiket busnya." Nenek itu memberikan secarik kertas dengan alamat serta tiket bus untuk menuju alamat tersebut.

"Terimakasih Nek."

Richi lekas mengayuh sepedanya menuju terminal bus. Dia terus mencari bus yang tertera di tiketnya, namun tidak ada satu pun bus dan operational terminal sesuai dengan nama tersebut. Dia terus mencari hingga di sudut belakang sendiri terdapat minibus yang lebih mirip dengan Angdes (Minibus yang sering digunakan para wisatawan di Pulau Bali). Mini bus itu bernama "Oto Sihia" yang sangat mirip dengan apa yang tertera di tiket. Sang sopir menyuruhnya segera masuk karena tidak ada waktu lagi. Setelah dia masuk bus tersebut, dia sangat terkagum-kagum karena ternyata bagian dalam bus tersebut serasa seperti hotel berbintang lima yang sangat megah dan luas.

"Apakah tidak apa aku menaiki bus semegah ini?" Bisik hati kecil Richi yang takut kalaau-kalau disuruh bayar mahal.

Dia mencari kursi yang kosong dan duduk sendiri di sana sambil meratapi nasib malangnya. Sekarang dia bahan harus tinggal dengan keluarga yang tidak melahirkannya. Pikiran tersebut membuat Richi merasa lapar. Ketika bunyi perutnya terdengar keras, tiba-tiba saja tudung saji dengan makanan yang enak terbang ke arahnya.

"Wow, ini seperti di dunia sihir saja. Saya suka saya suka," tuturnya sembari langsung menghabiskan hidangan di atas meja.

"Kau menyukai ini?" Tanya Alexa dari balik tirai sontak mengagetkan Richi.

"Kamu di sini?"

"Iya kami di sini menunggumu," tutur orangtua Alexa dari balik tirai.

"Kenapa kalian pindah secara mendadak?"

"Nanti kau akan mengetahuinya sendiri Richi."

"Kenapa kalian mengadopsiku? Kita tidak pernah kenal sebelumnya."

"Karena itu harusnya menjadi tugas semua penyihir untuk melindungi seorang 'ANGGAKARA'." Orangtua Alexa menjelaskan mengenai "ANGGAKARA". "ANGGAKARA" adalah seorang pahlawan yang mampu menguasai semua pusaka ajaib yang ada di dunia ini. Mereka menceritakan setiap pusaka dan kemampuan yang dimilikinnya. "ANGGAKARA" merupakan gelar pahlawan yang disandangkan di dunia sihir Dwipa Nusantara. Dwipa Nusantara adalah dunia sihir parallel yang berhubungan dengan wilayah Indonesia.

"Bagaimana Anda tahu saya adalah seorang 'ANGGAKARA'? Bahkan Saya telah menghilangkan cincin merah, peta keramat, surat dari 'ACITYA', dan Saya tidak mengerti sihir sama sekali."

"Acitya tidak pernah salah memilih calon siswanya, setiap Penyihir akan diterima di sekolah tersebut, namun Acitya juga memiliki system dimana manusia biasa tidak dapat diterima sama sekali di Acitya."

Mereka semua berbincang mengenai "Dwipa Nusantara". Richi sangat terkagum-kagum dan tertarik dengan dunia sihir. Di sini Richi telah menemukan keluarga baru. Mereka bercanda dan tertawa bersama hingga dia lupa akan kesedihan dan ketakutannya yang dalam. Orang tua Alexa menyuruh Richi membuka tas dan mengeluarkan semua barang-barangnya.

Tingakh Richi yang sangat lambat membuat Alexa gregetan dan mengayunkan tongkatnya. 'Kalua Zacken!' maka keluarlah barang barang dari dalam tasnya dan berjalan pelahan ke atas meja.

Benda-benda tersebut tertata rapi di atas meja, namun betapa kagetnya Richi ketika benda-benda pusaka juga keluar dari Tasnya.

"Aku telah membuang mereka! Kenapa mereka kembali?" Tas Richi perlahan terbakar namun Ibu Alexa dengan sigap memeluk dan menenangkannya.

"Sebaiknya kau tidur Richi!"

Mereka semua pergi ke kamarnya masing-masing dan lekas tidur. Kali ini Richi tidur sangat nyenyak. Dia tidak diganggu oleh mimpi-mimpi aneh lagi seperti sebelumnya. Bahkan dia tidak bermimpi sama sekali. Alexa terus memandangi Richi saat dia tertidur.

"Alexa. Ayo kita tidur juga. Biarkan dia istirahat!" Ibu mengajak Alexa kembali ke kamar.

"Apa benar dia seorang 'ANGGAKARA' Ibu? Apa dia bisa menyelamatkan dunia Kita? Dia hanya anak kecil."

"Percayalah kepadanya, tidak ada satu orangpun di dunia ini yang boleh diremehkan. Ayo kita juga perlu tidur supaya besok bisa beraktifitas dengan baik!"

"Duar!" Suara tembakan yang cukup keras membuat seluruh penumpang tekaget dan terbangun dari tidurnya. Ayah yang mendengar hal tersebut sigap dan menyuruh ibu serta Alexa pergi ke kamar Richi. Ayah turun ke bawah untuk mengambil seluruh barang Richi dan pergi menyusul ke kamr Richi.

"Klontang". Sebuah piala suci jatuh dari tas Richi. Richipun dengan sigap menyuruh semua orang berpegangan tangan dan meminum air yang telah dituangkan ke dalam piala tersebut. Perlahan tubuh mereka menghilang dan tidak kasat mata.

Mereka sangat kaget ketika melihat dua ekor kelelawar yang berubah menjadi makhluk buruk rupa. "Ini kamarnya! Cepat cari mereka!" ternyata sopir bus tersebut adalah salah satu bagian dari mereka. Mereka menggeledah seluruh ruangan namun tidak menemukan seorangpun di sana.

"Aku yakin telah membawa keluarga bodoh dan anak yang kalian maksud. Mereka berulang kali menyebutkan mengenai "sang Anggakara". Aku yakin anak laki-laki itulah yang mereka maksud," tutur sopir tersebut dengan meyakinkan teman-temannya. Betapa kagetnya Richi dan yang lain ketika Sopir itu ternyata hanya seorang jelek yang menyamar memakai topeng Rangda. Topeng Rangda bisa merubah wajah pemakainya menjadi wajah orang yang telah dia bunuh.

"Cari ke semua sudut ruangan!" Teriak si kerdil yang menakutkan.

"Bagirap madosi bangkang," Entin mengucapkan sebuah mantera dengan mengayunkan tongkat sihirnya. Sebuah cahaya muncul dari tongkat yang dipegang Entin dan terbang mengelilingi ruangan tersebut. Cahaya itu mencari ke setiap sudut ruangan. Entin hanya perlu mengikuti arah terbangnya cahaya yang telah dia buat hingga berhenti di atas tempat Richi dan lainnya berdiam diri. Cahaya itu terus bertengger di sana membuat mereka bertiga penasaran.

"Sepertinya mereka menggunakan sihir penghilang." Tutur Lekawa orang yang menyamar menjadi sopir sebelumnya.

"Apa kau gila? Sihir itu hanya para tetua dan penyihir hebat yang mengetahuinya." Entin murka karena dia merupakan salah satu penyihir tetuah yang masih hidup, "berubah bentuk saja mereka tak bisa."

"Tunggu sebentar! Tidak ada salahnya aku mencoba mantera itu!" Lekawa mengayunkan tongkatnya dengan membaca sebuah mantera, "Before Ang,"

"Talabang Agung!" Muncul perisai api yang semakin besar dan hampir membakar tiga orang itu. Secepatnya mereka berubah menjadi kelelawar dan pergi meninggalkan Richi dan keluarga barunya.

"Before Angga," mereka berempat kembali terlihat.

"Bagaimana kamu menggunakan sihir tingkat tertinggi seperti itu tanpa tongkat ajaib?" Ibu sangatlah kaget dan bingung.

"Dia berhasil menguasai cincin api!" Cendrawasih mendatangi mereka dan menarik angdes itu di belakangnya.

"Cincin api tidak akan bisa jatuh ke orang lain. Mari kita pergi sebelum para penjahat itu kembali!" Mereka cepat-cepat menuju ke kota terdekat. Tidak lama kemudian gerbang utama Dwipa Nusantara mulai terlihat. Gerbang itu sangatlah indah serta menjulang tinggi ke angkasa. Namun, tidak ada seorangpun yang berjaga di sana, hal itu membuat Richi terus bertanya-tanya mengenai fungsi gerbang itu.

Alexa menjelaskan mengenai pertanyaaan Richi, "fungsi gerbang itu adalah sebagai penghubung antara kedua dunia. Hanya keturunan penyihirlah yang bisa bebas keluar masuk dari gerbang ini. Gerbang itu bernama Benteng Naga."

Setelah melewati benteng Naga mereka masuk ke dalam hutan Baluran. Hutan ini sangat berbeda dengan hutan di ujung Timur pulau Jawa. Di sini di huni berbagai makhluk yang dianggap mitos di dunia nyata, salah satunya yaitu Ahool. Alexa menceritakan bahwa Ahool adalah monster yang sangat gemar mencuri perhiasan orang yang melewati hutan itu tengah malam.

"Tapi, bukannya ini sudah tengah malam?" Bulukuduk Richi berdiri menandakan Richi sangat ketakutan. Hutan tersebut mengelilingi kota yang sangat terang. Saking terangnya, cahaya di kota itu bisa menerangi hingga ratusan kilometer. Kota itu disebut "Kutha Bagirap". Kutha Bagirap adalah pusat pemerintahan Dwipa Nusantara bagian Selatan. Dwipa Nusantara di bagi menjadi 9 pemerintahan. Dwipa Nusantara bagian Selatan adalah sebuah wilayah yang merupakan gerbang penghubung Dwipa Nusantara dengan Indonesia. Bagian Utara merupakan daerah penghasil tanaman perkebunan yang terlengkap di Dwipa Nusantara, banyak tumbuhan yang digunakan sebagai bahan dasar ramuan tumbuh subur di sana. Pusat pemerintahan bagian utara terdapat di kota "Nagari Melati".

Bagian tengah ialah bagian pusat dari pemerintahan Dwipa Nusantara. Semua fasilitas Negara dan pusat pemerintahan berada di sana. Kota utama di sana bernama "Dwipa Madya". Di sana sangatlah ramai, di kota itulah didirikan sekolah Acitya. Sekolah Acitya berada di tengah sebuah hutan yang dihuni oleh makhluk-makhluk unik.

Bagian barat merupakan wilayah yang dihuni oleh hewan-hewan menakjubkan. Hanya orang kuatlah yang tinggal di sana. Hal tersebut dikarenakan wilayah barat di huni pula oleh makhluk-makhluk yang bahaya seperti naga, megalodon, dan masih banyak lagi. Terdapat tiga kota yang berdiri kokoh di daerah barat. Ketiga kota itu dilindungi oleh lima lapis benteng yang sangat kuat. Untuk menuju ke sana hanya jalur udaralah yang dianggap aman. Kota yang berdiri di bagian barat bernama "Hideung Lestreng". Sedangkan bagian barat daya dan barat laut hanya dibangun kota biasa yang sedang berkembang. Kota-kota tersebut adalah "Dwipa Kalingga dan Dwipa Saraswati".

Bagian timur adalah bagian yang masih belum ada kejelasannya. Karena daerah itu sangat muda. Kota baru sedang didirikan di sana. Bahkan kota tersebut belum diberi nama. Selama perjalanan ke sana masih belum ada sesuatu yang menarik hanya hutan jelek yang menakutkan.

Bagian tenggara terdapat lautan yang luas di mana terdapat kota di dasar lautnya. Pemerintahan Dwipa Nusantara sangatlah luas. Maka tetua jaman dahulu juga mengembangkan pertahanan hingga ke dasar laut wilayahnya. Kota itu di sebut "Kelimutu Rubby" karena warna batuan dan pepohonan di sana berubah seiring dengan pergeseran matahari dan bulan. Kota tersebut memiliki perisai yang membuat batas antara laut dan kota itu.

Bagian Timur laut terdapat kota yang sangat indah. Semua dibuat dari batuan mulia yang berkelap kelip. Bahkan lantai kota itu juga sangatlah berharga. Daerah timur laut terkenal akan benda berharganya. Kota tersebut menjulang tinggi dari dasar laut sayangnya laut itu dihuni oleh hewan-hewan super ganas. Bahkan kota tersebut memiliki lapisan pelindung yang sangat tebal. Satu-satunya di dunia sihir yang memiliki lapisan pelindung yang sangat berbaya dimana makluk yang berusaha menembusnya akan tersengat listrik dengan tegangan super tinggi. Untuk menuju ke sana orang menggunakan sarana teleportasi karena benar benar tak ada celah sedikitpun dari luar. Kota itu bernama "ADANU SEGARA".

Setiap kota terdapat sebuah tower yang menjadi titik pemerintahan setiap kota. Kota-kota ini memiliki fungsinya masing-masing. Sebelumnya wilayah Dwipa Nusantara memiliki 10 wilayah namun, wilayah di paling barat yang merupakan pulau kecil telah melepaskan diri. Pulau tersebut dipenuhi para penjahat tingkat tinggi karena terdapat bekas penjara di pulau tersebut. Penjara yang paling final dari penjara-penjara lain.

Di tengah perjalanan terdengar suara gaduh pertempuran antara Cendrawasih dan hewan hitam yang besar. Itulah sang Ahool makluk misterius yang sangat suka menjarahi perhiasan-perhiasan pelancong yang melewati hutan ketika malam hari. "Pusingan Bagirap." Sebuah pusaran cahaya menghantam tubuh Ahool membuatnya lekas pergi menjauh dengan suaranya yang sangat kencang.

Keadaan kembali sunyi namun, tak di sangka ini adalah awal dari bencana. Tiba-tiba Cendrawasih menarik angdes tersebut lebih cepat membuat seluruh angdes berantakan dan para penumpang kacau. Segerombolan Ahool menyerbu angdes tersebut. Bahkan karena tergesa-gesa Angdes itu hampir jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam dan tidak memiliki dasar. Cendrawasih bergegas melanjutkan perjanlan hingga mereka berhasil masuk kedalam perisai pelindung kota Kutha Bagirap. Ahool- Ahool yang tidak sempat berhenti, terbakar menjadi abu karena menyentuh perisai cahaya kota ini.

Detak jantung mereka terus berdegup kencang. Seluruh keadaan Oto Sihia sangat berantakan. Rambut para penumpang berantakan. Namun mereka malah menertawakan diri masing-masing.

Richi tak berhenti terkagum karena keindahan Kutha Bagirap.

"Wah, betapa indahnya kota ini. Gelapnya malam tidak bisa mengalahkan terangnya kota ini."

Di sinilah semua berawal. Banyak toko sihir bagi pemula berdiri di sini. Cahaya yang berbinar di kota ini bukanlah berasal dari lampu, tetapi cahaya terang itu berasal dari tumbuhan yang tumbuh di sana. Tumbuhan itu bernama "INFERNO ANGELICA", tumbuhan itu mengeluarkan cahaya di daun, buah, dan bunganya. Jalan-jalan di sini ikut bercahaya karena akar-akar tumbuhan itu mengeluarkan zat bercahaya di dalam tanah. Bagaikan di negeri dongeng, semua teknologi di kota ini tidak bisa dinalar dengan akal sehat.

Untuk hari pertama, Richi dan keluarga barunya tinggal di sebuah apartemen melayang milik keluarga Alexa. Apartemen besar itu bernama "Swing RiTa". Richi tidur di kamar yang paling atas di apartemen itu namun, hal yang ajaib terjadi saat Richi membuka pintu kamarnya. Dia melihat roh papa dan mamanya di atas kasur. Mereka seakan ingin mengatakan sesuatu kepadanya.

"Jangan sesali kepergian kami sayang! Ini adalah suatu permulaan dari petualangan hebat yang akan Kamu alami,"

Bisikan mama sangatlah jelas di telinga Richi. Perlahan Richi mendekati roh kedua orangtuanya. Dia istirahat di atas pangkuan mama. Lembutnya tangan mama dan hangatnya kasih sayang papa membuat Richi mulai mengantuk. Namun, kerisauan hati Richi membuatnya dia tidak tertidur.

"Tapi apakah aku bisa melewati ini semua?" Richi tertidur di pangkuan Mama dengan setetes air mata yang perlahan jatuh dilantai.

"Selama kau berusaha untuk melakukan hal yang benar, semua pasti bisa kamu lalui kok sayang!"

Papa menunjuk ke setetes air mata Richi yang jatuh dan sekejap menjadi cincin biru indah berlambangkan naga biru yang sangat cantik. Sekejap kedua roh orang tuanya menghilang begitu saja. Dia langsung memakai cincin biru itu ke jemarinya namun, tidak ada sedikitpun yang terjadi. Karena dia khawatir dengan cincin itu, secepatnya dia memanggil Cendrawasih di dalam hatinya. Asap mengepul menjadi satu ruangan yang dia tinggali pertanda kemunculan Cendrawasih di sisinya.

Dia menceritakan mengenai hal yang baru saja terjadi. Cendrawasih tidak percaya dengan apa yang diceritakan oleh Richi. Cendrawasih mengira Richi sudah gila. Karena tidak semudah itu sebuah cincin keramat muncul kepada majikannya. Tapi Richi terus ngeyel kalau dia menemukan cincin keduanya.

"Boleh aku melihat cincin itu?"

Segera dia mengangkat tangannya dan menunjukan cincin biru yang baru saja dia kenakan, akan tetapi betapa kagetnya dia bahwa tidak ada sebuah cincinpun dijemarinya. Richi menjadi takut dan tidak yakin kalau dia seorang Anggakara. Richi terus takut dan sedih karena dia bukan orang yang dianggap penolong oleh keluarga Alexa. Dia berpikir bagaimana cara dia memberitahu ke keluarga Alexa.

"Kenapa kau sedih?" Tanya sang Cendrawasih kepadanya.

"Aku bukan seorang Anggakarakan? Karena aku tak bisa mengendalikan semua cincin yang aku temui." Dia menangis di depan Cendrawasih. Cendrawasih berusaha menenangkannya dengan sekuat tenaga. Tapi yang terjadi perlahan lahan api di tangan Cendrawasih lenyap.

"A-ada apa ini? Mengapa kekuatan apiku menghilang?"

"Apakah ini karena aku bukanlah seorangan Anggakara?"

"Bukan, Ini karena aku telah hadir di antara kalian!" Suara perempuan yang sangat halus berkomunikasi dengan mereka berdua.

Richi segera menaiki Cendrawasih dan mereka berdua mengikuti suara tersebut. Alexa yang sedang melamun di beranda apartemen melihat Richi keluar melalui jendela kamarnya. Tanpa berpikir panjang, Alexa yang memikirkan Richi segera memanggil awan gabusnya dan mengikuti mereka berdua dari belakang. Mereka menuju keluar dari perisai Kutha Bagirap. Mereka terbang kea rah jurang tak berujung, Tiba-tiba tak di sangka Richi menjatuhkan diri dari punggung Cendrawasih ke dalam jurang yang dikenal tidak ada dasarnya. Alexa terkaget dengan apa yang dilakukan Richi.

Cendrawasih yang sadar kalau Richi jatuh berusaha mengejar Richi ke dalam jurang, akan tetapi kecepatan jatuh Richi tidak bisa dikejarnya, Ahool yang berterbangan memisahkan mereka berdua. Alexa yang melihat hal menakutkan itu berusaha menolong Cendrawasih namun usahanya gagal dan Ahool tersebut berkerumun di antara mereka berdua.