Chereads / ANGGAKARA Kembalinya Keris Hitam / Chapter 11 - Jalan Menuju Acitya, Part 1

Chapter 11 - Jalan Menuju Acitya, Part 1

"Wah. Pas sekali bajunya," Kedua gadis itu saling mendandani satu sama lain.

"Hei. Di mana Richi?"

"Dia pergi ke pusat penelitian dengan Wanda untuk menyembuhkan kutukan kedua orangtuaku."

"Sudahlah. Mari kita berdoa bersama agar orangtuamu kembali seperti semula. Dan ayo kita siapkan makanan yang enak supaya Richi terus bersemangat!" Dilemma menarik tangan Alexa dan mengajaknya ke dapur. Mereka membuat kue dan masakan untuk menumbuhkan semangat Richi.

"Dilemma. Kenapa kamu baru saja mendapatkan tiket Acitya? Tiket itukan dibagikan beberapa minggu yang lalu,"

"Orangtuaku yang memberikannya. Orangtuaku telah dibantai oleh pasukan Dewa yang ganas itu," Dilemma menceritakan semuanya tentang orangtua Dilemma. "Berarti. Kau keturunan murni seperti Richi?" Alexa kaget mengetahui bahwa Dilemma adalah keturunan murni.

"Aku pulang. Hmmmmmm bau enak apa ini?" Richi langsung datang dan duduk di meja makan seperti orang yang benar-benar kelaparan.

"Dasar Kamu. Kalau soal makanan aja cepat." Dilemma membawakan soto dan beberapa makanan untuk Richi. Mereka berempat makan bersama. Dilemma memperhatikan wajah Alexa yang terus muram seperti itu. Wanda yang duduk disebelahnya berusaha menghibur Alexa.

"Bagaimana perkembangannya?" Dilemma memecahkan suasana makan siang mereka.

"Masih nihil," ucapan Richi membuat keadaan Alexa semakin memburuk. "Sudahlah habiskan dulu makanannya." Alexa menangis dengan berusaha keras menghabiskan makanannya.

"Kau tahu. Aku rasa semua penyihir gelap mempunyai penawar itu. Maksud ku para Penyihir bawahan Dewa." Dilemma memberitahukan suatu hal yang cukup membantu, "Karena papaku pernah bercerita jika kutukan patung adalah kutukan buatan para bawahan Dewa. Kutukan itu bisa dipantulkan oleh cermin berbeda dengan kutukan alami lainnya. Korban kemungkinan masih bisa kembali selama patung belum dihancurkan oleh para penjahat keji itu." Dilemma membangkitkan semangat Alexa yang telah hilang.

Lusa adalah hari pertama mereka menaiki kereta Acitya express dari stasiun central Kutha Bagirap. Keadaan yang baru saja menimpah mereka membuat Alexa ingin menjadi penyihir pengobatan, dia bertekat mencari obat untuk kedua orangtuanya. Dia menyiapkan mentalnya agar dapat diterima di kelas penyembuh.

Malam itu, ketiga anak muda menyiapkan segala keperluan untuk menghadapi satu tahun penuh berada di Acitya. Richi dan kedua temannya tidur lebih cepat karena tidak ingin kelelahan pada saat hari pertama mereka masuk sekolah terbesar di kerjaan Dwipa.

Satu hari telah mereka lewati. Sudah waktunya untuk mereka bertiga menuju stasiun central. Richi, Alexa, dan Dilemma terlebih dahulu pergi ke laboratorium tempat kedua orangtua Alexa dan kakek tua dirawat. Alexa memeluk kedua patung itu untuk terakhir kalinya dan Dia berjanji akan segera menemukan obat penawar untuk mereka.

Mereka bertiga pergi menuju stasiun central ditemani oleh Wanda. Mereka bertiga menunggu kedatangan kereta Acitya Express. Mereka duduk di bangku penunggu sambil bercanda untuk menghibur Alexa. Mereka bermain-main hal yang unik. Richi juga terlihat sedang belajar menggunakan tongkat sihir karena dia tidak pernah menggunakannya selama ini. Untuk pertamakalinya Richi berhasil mengeluarkan seekor kupu-kupu pelangi dari tongkatnya.

"Alexa cantik, kenapa kamu mau berteman dengan pembunuh kedua orangtuamu?" Teriak segerombolan cowok yang sangat keren dan terlihat sangat glamour.

"Dia bukan pembunuh Papa Mamaku!" Alexa berdiri dan mendorong salah satu cowok yang mencemooh Richi.

"Alexa. Cukup!" Richi menarik tubuh Alexa menjauh dari gerombolan cowok yang sok keren itu.

"Antuk Tailanis," seorang anak laki-laki mengayunkan tongkatnya kepada Richi.

Mantera tersebut membuat ekor kucing tumbuh di tubuh Richi. Hal itu membuat orang disekitar menertawakan Richi hingga membuatnya malu. Richi hanya bisa duduk dengan wajah memerahnya ditambah dengan ekor yang ada di belakang tubuhnya.

Wanda yang melihat akan hal buruk itu langsung mengucapkan mantera untuk mengembalikan tubuh Richi seperti semula. Wanda memeluk Richi yang kelihatan sangat malu dan hampir saja meneteskan airmata.

"Mereka membuat kesalahan Richi. Andai mereka tahu siapa Kamu." Wanda menghibur Richi dan meningembalikan kepercayaan Richi seperti semula. Richi bisa kembali senyum dan bercanda lagi dengan kedua temannya.

"Kau jangan pernah berteman dengan anak-anak rendahan seperti mereka." Romo datang dari belakang dan berdiri di samping tempat duduk Richi dengan menggandeng tangan Taka.

"Hei Adik ganteng. Siapa namamu?" Wanda mendekati Taka.

"Jauhkan tangan kotormu dari anakku!" Romo menjauhkan Taka dari tangan Wanda.

"Kau tahu? Suatu saat dia akan mengetahui seperti apa Ayahnya. Dan aku rasa dia adalah anak baik Romo!" Wanda membisikan kata-kata yang sontak menyakiti hati Romo.

Selang beberapa lama, seekor ulat besar datang dan merangkak di atas rel kereta api dengan kecepatan yang tinggi. Richi merasa takjub melihatnya berbeda dengan Alexa yang kelihatan geli sekali dengan ulat besar itu.

"Kereta kalian sudah datang. Ayo cepat masuk!" Wanda menyuruh mereka bertiga masuk ke tubuh Ulat yang menjijikan itu.

"Apa? Aku tidak mau. Itu mengerikan!" Alexa tidak mau masuk ke dalam Ulat itu.