Chereads / Kisah Ayla / Chapter 27 - 26

Chapter 27 - 26

Hati Ayla sangatlah bahagia melihat pemandangan haru didepannya. Rasanya ingin sekali ia menghentikan waktu saat ini juga.

Ada Viola didekapannya, ada Rizky yang dengan setia memeluknya juga ada Burhan, Rindra juga Amira yang sedang bercengkrama dengan tawanya.

"Bunda .. bunda kenapa menangis ??" tanya Viola mengusap air mata Ayla.

"Sayang ??" panggil Rizky, namun segera dihentikan Ayla agar tak bertanya lebih lanjut.

Rizky diam, ia hanya mengeratkan pelukannya pada Ayla sebagai bentuk dukungan apapun yang dirasakan Ayla saat ini.

"Papi, papa mama .. " panggil Rizky pada ketiganya.

"Ada apa nak ??" tanya Burhan.

"Aku ingin melamar Ayla sekarang .." seru Rizky begitu tiba-tiba.

Amira juga Rindra begitu terkejut dengan pernyataan anaknya, namun Burhan hanya tersenyum menggelengkan kepalanya.

"Pantas saja anakku susah menerimamu.." ejek Burhan pada Rizky.

"Betul sekali pak, mana ada perempuan yang suka dengan laki-laki grasak grusuk macam dia.." ikut Rindra mengejek anaknya.

Burhan berjalan mendekati keduanya. Disentuhnya bahu Rizky dan ditatapnya anaknya.

"Jangan tanya pada kami, tanyakan pada orang yang kau lamar nak.." saran Burhan.

Ditatapnya Ayla yang kini malah membuang mukanya kesembarang arah. Namun Rizky dapat melihat raut wajah malu-malu dari wanita yang dicintainya itu.

"Aku sangat mencintainya pi, bahkan sedetikpun aku tak pernah sanggup untuk kehilangannya.." seru Rizky menatap Ayla.

"Bundaa .. " cicit Viola lirih.

Burhan mengambil Viola kedalam gendongannya. Lalu ia menatap wajah anaknya yang tersipu malu saat menatapnya.

Dengan jelas Burhan bisa melihat jika Ayla juga mempunyai perasaan yang sama dengan Rizky.

"Wanita ini mampu mengobrak abrik hati juga pikiran saya, dan mau tidak mau dia harus bertanggung jawab akan perbuatannya itu.. "

Ayla semakin salah tingkah mendengar penuturan Rizky, ia memang tak yakin dengan perasaannya saat ini. Namun tiap kali ada Rizky disampingnya, ia akan merasa sangat berdebar walaupun Rizky hanya diam menatapnya.

"Kau terlalu erat memeluknya nak, " tawa Burhan saat memberitahu Ayla yang menatapnya saat menggendong Viola.

Semua orang tertawa, mentertawakan Ayla lebih tepatnya.

"Peluklah aku saja, sekuat apapun itu aku mampu menahannya.." gombal Rizky yang mendapat cubitan dari Amira.

"Aww, sakit mah.." protesnya.

"Kamu ini ngelamar anak orang kok gak ada romantis-romantisnya sih nak !! Mana pinter banget sekarang gombalin cewek.."

"Siapa yang gombal, itu jujur dari hati aku mah.."

"Mah, aku gak perlu lamaran yang romantis. Ada mas Rizky disisi aku aja itu udah lebih dari sekedar romantis.." ucap Ayla tersipu malu.

"Yess ..!!" seru Rizky kegirangan turun dari ranjang.

Semua mata menatap aneh pada Rizky dengan segala tingkah anehnya. Bahkan Viola menutup wajahnya saat melihat papanya bersuka ria.

"Papa, Vio malu .." seru Viola.

Rizky menatap semua orang, lalu ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

"Jadi kamu menerima lamaranku ??" tanyanya mengalihkan pandangan mereka semua.

"Kapan aku bilang menerimanya..??"

"Tadi katamu tidak perlu lamaran yang romantis cukup ada aku aja .."

Semua orang mengangguk membenarkan ucapan Rizky saat ini. Dan itu membuat Ayla menyadari kesalahannya.

"Bukan itu juga maksudku mas.. "

"Lalu apa maksudnya, jelaskan sayang .."

"Jangan memanggilku sayang kenapa sih !! aku bukan istrimu .." membuang muka.

"Oh maksud anak papi ini dia tidak ingin hanya menjadi tunangan tapi langsung istri, begitu ya nak??" seru Burhan menggoda Ayla.

Ayla memelototkan matanya menatap kaget pada Burhan yang membuka suara dengan begitu asalnya. Sedang Rizky begitu gembira saat mendengat penuturan Burhan itu.

"Pah, sudah dengan jawabannya kan? Tolong persiapkan pernihakan kami ya.."

"Siapa yang mau menikah .."

"Sudah ya sayang, aku tau kamu juga mau cuma kamu terlalu gengsi.. " mengacak acak rambut Ayla.

"Biarkan mama yang mempersiapkan pernikahan kalian .."

"Biarkan saya membantu juga tante.." seru Satyo dari balik pintu.

Sebenarnya Satyo sudah sejak tadi datang, namun ia memilih mendengarkan dari luar apa yang mereka bicarakan. Dan ia begitu bahagia saat ia menyadari jika adiknya juga mempunyai rasa dengan Rizky yang dipercayainya.

"Kakakk .. " teriak Ayla.

Semua orang menatap Satyo yang melangkah masuk kemudian menyalami Rindra juga Amira. Bahkan Burhan menatap anaknya yang tiba-tiba menghampirinya dan mencubit pipi Viola.

"Anak kurang ajar, tidakkah kau mau menyapa papimu ini.. ??"

"Papi kan sudah melihatku .."

"Dasar anak kurang asem .."

Kemudian semua orang tertawa dibuatnya, apalagi saat Satyo datang memeluk Ayla sambil mengacak acak rambut adiknya itu.

_____________________________________________

Semua orang tengah bahagia dengan rencana pernikahan Ayla dengan Rizky. Namun ditengah bahagia itu ada sepasang suami istri yang tengah bertengkar dengan hebatnya.

" Jadi maksud kamu apa nyimpan foto jalang itu diponsel !!" teriak Widuri marah ketika tanpa sengaja ia melihat beberapa foto Ayla ada didalam galeri suaminya.

"Mana aku tau kenapa ada foto dia sayang ," seru Aren beralasan sambil fokus mengemudi.

"Jangak gila kamu kalo bicara!! Mana bisa kamera ponsel mengambil gambar sendiri !!" teriak Widuri emosi.

Namun Aren hanya diam tak menanggapi ocehan istrinya, dan hal itu membuat Widuri semakin dibakar oleh emosinya.

"Berhentikan mobilnya !!"

"Jangan gila kamu Widuri !! Kau semakin lama semakin tak tau batasanmu !!" amuk Aren yang kesal dengan tingkah Widuri.

"Widuri !! Kamu memanggil namaku ??"

"Berhenti aku bilang !! Aku mau berhenti !!"

Widuri yang kalut dengan emosinya mencoba merebut kemudi yang dikendalikan oleh Aren, dan itu membuat mobil keduanya diluar batas kendali.

"Lepas !! loe mau mati apa !!" teriak Aren emosi.

Namun tanpa mereka sadari mobil melaju keluar dari jalan raya, dan pada akhirnya mobil itu jatuh terbalik dibukit disepanjang jalan.

Aren mencoba membuka matanya, darah segar mengalir keluar dari kepalanya membasahi wajahnya. Ditatapnya Widuri yang tak sadarkan diri juga dengan darah mengalir diwajahnya, terlihat dengan jelas jika Widuri terluka lebih parah dibandingkan dengan Aren.

"Sayang bangun .." seru Aren berusaha menggapai istrinya.

Namun Widuri masih diam tak bergeming, Aren pun tak bisa menggapainya sebab sift belt masih menahan tubuhnya.

"Akhh,!! sakit sekali. Tapi gue harus bisa keluar dan meminta pertolongan .."

Aren berusaha keluar setelah berhasil melepas sift belt dari tubuhnya. Namun sekujur tubuhnya sakit, dan itu membuatnya tak mampu berjalan jauh untuk meminta pertolongan.

"Tolong.." lirihnya.

"Siapapun tolong.." lirihnya meminta bantuan sambil berjalan terseok-seok.

Tak kuat berjalan jauh, tubuh Aren jatuh tak jauh dari tempat mobilnya terguling. Dan seseorang melihatnya, membantu membawa keduanya kerumah sakit untuk mendapat bantuan medis.

Dan tak jauh dari tempat kecelakaan itu, ada Maura yang juga menyaksikan keduanya saat dievakuasi oleh tim medis. Maura hanya diam melipat tangannya didada sambil tersenyum melihat keduanya bersimbah darah.

"Gue harap ini pertemuan kita terakhir ya mantan suamiku ..!!" ucap Maura.

Tak ingin berlama disana, Maura berbalik arah kembali masuk kedalam mobilnya dan melaju meninggalkan tempat kejadian.