Sudah hampir dua hari Maura menjadi tahanan Burhan, dan dua hari pula ia terus melayani laki-laki yang tak pernah ada puasnya itu.
Tiap malam ia terus menangis meratapi nasibnya, ia merasa sangat kotor diperlakukan seperti pelacur oleh Burhan juga anak buahnya.
Ia merasa kini sangat hina sebagai wanita, padahal sebelum ini ia juga sering berganti pasangan dalam berhubungan.
Dan selama dua hari pula Burhan tak pulang kerumahnya ataupun menengok kondisi Ayla putrinya. Ia dengan setia menemani Satyo yang tengah terluka.
"Tuan, sebaiknya anda makan dulu .." meletakkan nampan berisi nasi juga minuman serta vitamin untuk Burhan.
"Terima kasih.. "
"Tuan, saya tau anda sedang khawatir. Tapi anda juga harus menjaga kondisi kesehatan anda, tuan Satyo juga nona Ayla masih membutuhkan anda.."
Burhan menatap anak buahnya itu, ada ras haru saat anak buahnya itu menasehatinya untuk menjaha kesehatan.
"Baiklah.."
Burhan makan dengan begitu lahap, bahkan tak ada nasi yanh tersisa dipiringnya. Dan tak lupa ia juga meminum vitaminnya juga.
"Terima kasih, beristirahatlah juga.. " ucap Burhan pada anak buahnya.
"Baik tuan, saya permisi.. " membawa nampan kosong itu keluar.
Burhan memperhatian wajah anaknya yang begitu kurus dan terlihat pucat. Disentuhnya mata yang tak kunjung terbuka itu.
"Sadarlah nak.."
Sudah dua hari Satyo tak sadarkan diri, dua hari itu juga Burhan tak bisa memejamkan matanya. Ia begitu khawatir dengan kondisi putranya.
"Apa yang harus papi lakukan nak .???" Menggenggam tangan anaknya.
"Papi akan cari dan seret mereka yang berani melukaimu hingga seperti ini.."
"Papi janji itu nak.. "
Burhan begitu murka, bahkan ia sudah memerintahkan banyak anak buahnya untuk mencari keberadaan pelakunya.
Namun sampai detik ini masih belum ada hasil dari anak buahnya. Namun hal itu tak membuat Burhan menyerah. Ia akan terus mencari dan mencari.
Malam itu hujan begitu lebat, dan angin pun begitu kencang bertiup. Tubuh Maura menggigil kedinginan saat jendela kamarnya terbuka.
"Sial!! Jendela kenapa bisa terbuka sendiri.." gerutunya.
Perlahan Maura mulai turun dari ranjangnya dan berjalan mengunci jendelanya. Namun tiba-tiba ia dikejutkan dengan seseorang yang memeluknya dari belakang sambil mengendus ceruk lehernya.
"Bukankah malam ini sangat dingin ??" Bisiknya.
Tubuh Maura begitu ketakutan, bahkan bulu kudunya merinding saat tangan laki-laki itu mulai menjamah tubuhnya.
Dengan kasar laki-laki itu merobek pakaiannya dan menikmati tubuhnya. Dan Maura hanya bisa pasrah tanpa mampu melawan lagi.
Malam yang dingin itu berubah menjadi malam yang begitu panas bagi Maura, saat secara terus menerus ia harus melayani anak buah Burhan itu.
Pagi menjelang, hangat sinar mentari mulai masuk dan menusuk mata yang terus terpejam itu.
Ayla perlahan mulai menggerakan jari-jari tangannya. Sedang Rizky yang masih terlelap tak menyadarinya.
Mata itu perlahan mulai terbuka, dipandanginya kondisi sekitarnya yang masih sepi. Namun pandangannya tertahan melihat lelapnya tidur laki-laki yang dicintainya.
Perlahan Ayla bangkit dari tidurnya. Ia bersandar pada kepala ranjangnya, lalu ia melepas oksigen yang digunakannya.
"Pasti dia lelah menjagaku .." gumamnya lirih.
Sudah lampir satu jam Ayla memandangi Rizky yang tertidur. Dan perlahan Mata Rizky mulai terbuka.
"Astagaa !!" Kagetnya hingga terjatuh dari kursinya.
Teriakan Rizky juga mengejutkan Ayla, namun Ayla lebih merasa kesal dengan respon laki-laki itu.
"Sayang, astaga sayang kamu sudah bangun ???" Senang hati Rizky.
Namun Ayla hanya diam mengerucutkan bibirnya. Ia kesal dengan respon dari Rizky, ia merasa Rizky terlalu berlebihan.
"Sayang maaf, aku hanya terkejut tadi. "
"Kamu fikir aku hantu apa sampai segitunya kamu terkejut.." ketusnya.
"Astaga bukan begitu, tapi aku beneran kaget yank.."
"Lepaskan.."
"Maafin sayang.."
Rizky terus membujuk Ayla agar tak marah dengannya. Dan tanpa keduanya sadari ada mata yang memandang sinis keduanya.
"Gue bakal tunggu saat kalian lengah, dan dia akan menjadi wanitaku .." seru Aren.
*
Pagi itu Satyo mulai membuka matanya, Burhan yang bahagia segera memanggil dokter untuk memeriksa kondisi anaknya.
Saat dokter mengatakan jika Satyo dalam keadaan baik dan stabil, Burhan begitu bahagia.
"Nak .." memeluk haru Satyo.
"Maaf udah bikin papi khawatir.."
"Jangan ulangi lagi nak, kamu udah bikin jantung papi mau copot.."
Namun tiba-tiba saja ponsel Burhan berdering tanda ada pesan masuk diponselnya. Dan betapa bahagianya Burhan saat membaca pesan yang Rizky kirimkan.
"Ada apa pi ??"
"Nak, adikmu pagi ini sudah sadar .." bahagia Burhan.
"Kita bawa Muara kehadapan adik pi.." sinis Satyo.
"Kamu benar, dia harus meminta maaf pada anak papi yang malang itu.."
Burhan memanggil anak buahnya, dimintanya mereka untuk mempersiapkan Maura dengan baik.
Hampir setengah jam menunggu, dua orang laki-laki datang sambil menyeret kasar tubuh Maura.
"Tawanan sudah siap tuan. .,"
Burhan berjalan menghampiri Maura, tangan kekarnya mencengkeram rahang Maura hingga membuatnya kesakitan.
"Kamu tau apa yang harus kamu katakan bukan ..?? Jika ada satu hal yang salah makan hari-harimu akan lebih menderita lagi.." ancam Burhan.
Setelah Maura menganggukan kepalanya, kedua laki-laki itu membawa Maura keluar mengikuti Burhan juga Satyo.
Didalam perjalanan Maura hanya diam memandangi keluar jendela. Ia hanya diam hingga menimbulkan kecurigaan pada Satyo.
"Jangan pernah untuk berfikir bisa kabur!!" Seru Satyo.
Burhan yang sedang mengemudi hanya memandangi lewat spionnya saja. Ia rasanya begitu kasihan memandangi Maura, tapi mengingat perilakunya pada Ayla membuat darahnya mendidih.
Ketiganya sampai didepan rumah sakit, Burhan membantu Satyo turun dan berjalan. Sedangkan Maura berjalan mengikuti keduanya.
Saat didepan kamar Burhan juga Satyo mendengar suara tawa milik Ayla. Dan setelah mengintip ternyata Ayla sedang bercanda dengan Rizky didalam kamarnya.
"Kau dengar suara tawa anakku, jangan sampai kau merusak tawa itu !!" Ancam Burhan tanpa menatap Maura.
Ayla begitu bahagia saat melihat Burhan masuk bersama Satyo. Ia pun merentangkan kedua tangannya memimta kedua laki-laki itu menghampirinya.
"Anak papi udah bangun.." memeluk tubuh Ayla.
"Welcome back adik kecil, jangan tidur lama-lama kasian satpamnya.." canda Satyo melirik Rizky.
"Sialan loe!!" Balas Rizky yang mendapat tawa dari Burhan juga Satyo.
"Nak .."
"Iya pi, "
"Ada seseorang yang mau bertemu kamu. Tapi kamu harus janji sama papi kalau kamu bisa mengontrol diri.."
"Siapa pi ..??"
"Janji dulu.."
"Iya janji, siapa sih ??"
"Masuklah.."
Rizky begitu terkejut saat melihat Maura masuk dan berjalan mendekati Ayla. Namun ia tak bisa mencegahnya, sebab ini adalah perintah Burhan.
Maura mendekati Ayla, kemudian Burhan mengisyaratkan Rizky juga Satyo untuk keluar bersamanya.
Namun Rizky yang tak percaya dengan Maura begitu panik meninggalkan keduanya sendirian.
"Tenanglah , dia tidak akan berani menyakiti Ayla.."
"Tetap saja pi, aku tau siapa Maura.."
"Dia dibawah ancaman gue sama papi.."
"Dia bisa nekat .."
Namun belum sempat Rizky meneruskan ucapannya, ia begitu terkejut mendengar suara teriakan Ayla.
"Akhhhhh!!"
"Ayla.." seru ketiganya bersamaan.
Maura yang sudah putus asa memilih mengakhiri hidupnya didepan putri yang dibencinya. Ia mengambil pisau dan menusukkan kearah perutnya.
Ayla tak bisa memprediksi gerakan Maura hingga tak bisa mencegahnya. Tubuh Maura jatuh bersimbah darah dilantai kamarnya.
"Ibu.." tangis Ayla menutup telinganya.
Nb : Jangan lewatkan beberapa episode terakhit kisah Ayla 🤗