Ayla begitu terkejut melihat Maura terjatuh bersimbah darah. Namun bukan itu yang membuatnya dirinya syok, ucapan Maura yang membuatnya ketakutan.
"Kematianku adalah kesalahanmu, sampai mati kau akan menanggung rasa bersalah ini dihidupmu!!" Ucap Maura terbata-bata menahan kesakitannnya.
"Tidak .." jerit Ayla sambil menutup telinganya.
Rizky, Satyo juga Burhan begitu terkejut melihat apa yang ada didepannya. Mereka lebih terkejut lagi dengan penuturan Maura yang menyalahkan Ayla.
Rizky mengepalkan tangannya, ia berlari menghampiri Ayla dan membawanya kedalam dekapannya.
Tubuh Ayla bergetra ketakutan, sedangakan Maura yang kesakitan malah tertawa senang sambil menatap nyala anaknya.
"Ingat kematianku sebagai kesalahanmu!!" Seraknya.
Tak lama setelah itu Maura memejamkan matanya dan tak bergerak lagi. Satyo segera memanggil dokter serta suster untuk memeriksa kondisi Maura.
Dokter datang saat mendengar teriakan Satyo, dua suster juga datang membawa peralatan medisnya.
"Bagaimana ??" Tanya Burhan.
"Maaf tuan, nyonya ini sudah tiada .." ucap dokter.
Burhan seketika menjadi lemas namun beruntung Satyo segera menahan tubuh papinya itu.
"Sayang tenanglah .." seru Rizky saat Ayla terus bergumam sesuatu yang tak jelas.
Namun Ayla yang terlalu syok mendadak tak sadarkan diri hingga membuat semuanya terkejut.
Burhan yang murka segera meminta anak buahnya untuk memakamkan Maura dan membersihkan darah Maura didalam kamar.
Detik itu juga Burhan mengurus kepulangan Ayla kerumah. Bagi Burhan tempat paling aman untuk anaknya hanya dirumah.
"Ky, tolong bereskan semua baju Ayla. Kita akan bawa dia pulang.."
"Baik papi, tapi biarkan dia tinggal bersamaku.."
"Tidak, dia akan tinggal bersama saya papinya.."
"Tapi-
"Ini keputusan saya dan jangan ada yang membantahnya..!!" Seru Burhan.
Satyo memberi isyarat pada Rizky untuk mengikuti apa kemauan papinya, karena semakin ia melawan disaan Burhan marah maka ia akan berlaku keras juga terhadapnya.
"Baiklah pi, tapi ijinkan aku menemuinya setiap hari.."
"Tentu, sekarang siapkan semuanya.."
"Dan kamu Satyo, bawa adikmu keluar sekarang!!" Lanjut Burhan.
Satyo juga Rizky mulai menjalankan perintah Burhan, sedangakn Burhan sendiri terlihat berbicara dengan beberapa anak buahnya.
"Loe jangan ngelawan papi disaat dia emosi, karena loe sendiri yang nantinya kesulitan.."
"Thanks ya, gue cuma nggak mau jauh dari dia.." mengecup kening Ayla.
"Gue bawa adek gue dulu, loe susul gue langsung kerumah aja.."
Satyo menggendong Ayla keluar, sedangkan Rizky mulai memasukkan semua pakaian Ayla kedalam tas nya.
Rizky tak lupa mengabari papanya Arindra tentang kejadian hari ini, ia juga meminta papanya itu untuk mengabari mamanya.
Setelah itu ia keluar dari rumah sakit dan bergegas menuju rumah Satyo yang sudah ia ketahui alamatnya.
Namun ditengah jalan, tiba-tiba saja ada beberapa laki-laki berbadan besar yang menghadang mobilnya.
"Siapa mereka ini ??" Herannya.
Seorang laki-laki berjalan menghampiri mobil Rizky dan mengetuk kacanya. Namun karena tak kunjung mendapat respon, tiba-tiba saja laki-laki itu memecahkan kaca tersebut.
"Brengsek !!" Umpat Rizky emosi.
Ia keluar dengan membuka kasar pintu mobilnya hingga membuat laki-laki tersebut jatuh ketanah. Beberapa laki-laki datang membantu, mereka mulai mengeroyok Rizky yang seorang diri.
Namun bukan Rizky jika tak mampu menanganinya. Walaupun juga babak belur, namun Rizky mampu mengalahkan mereka semua.
"Katakan pada bos kalian, jangan pernah menggangguku lagi !!" Seru Rizky sebelum pergi dengan mobilnya.
Hampir 30 menit, kini Rizky sudah tiba dirumah mewah dengan ketatnya penjagaannya. Satyo keluar saat mendengar laporan kedatangan Rizky dari anak buahnya.
Namun Satyo begitu terkejut saat melihat kaca mobil Rizky pecah juga wajahnya yang lebam-lebam.
"Bro, siapa yang lakuin ini !!"
"Sakit, jangan sentuh-sentuh.."
"Sorry-sorry, tapi ini perbuatan siapaa ??"
"Gue ceritain didalam aja gimana, kaki gue sumpah lemes banget habis berkelahi tadi.."
Tanpa banyak bicara Satyo menarik tangan Rizky untuk masuk mengikutinya. Burhan yang sedang duduk sambil melihat ponselnya menatap sekilas kedatangan kedua laki-laki tersebut.
"Apa yang terjadi ??" Serbu Burhan.
"Ada beberapa laki-laki menghadang aku tadi, mereka lumayan terlatih dalam bela diri juga .." cerita Rizky sambil mendudukkan dirinya.
"Satyo, ambilkan kotak p3k dan obatin Rizky.."
"Ia papi .."
"Nak, menurutmu siapa yang melakukan ini ...??"
"Entahlah pi, aku tak merasa memiliki musuh sekarang ini.."
"Kalau bukan musuhmu, apa mungkin ini musuh Ayla ??" Pikir Burhan.
"Maksud papi ..??"
"Beberapa hari yang lalu Satyo juga menerima serangan yang sama .."
"Tapi untungnya gue bisa bertahan bro, " sahut Satyo yang baru datang.
"Kalian disini dulu, biar papi selidiki semua ini.."
*
Ditempat lain , Aren yang sudah sadar berencana ingin keluar dari dalam kamar rawatnya. Namun saat didepan pintu, seseorang mencegahnya untuk keluar.
"Maaf tuan , tapi anda dilarang meninggalkan kamar.."
"Loe tuh cuma anak buah, jangan sembrangan memerintah gue !!"
"Maaf tuan, tapi ini adalah perintah langsung dari bos.."
"Sialan !!" Membanting dengan keras pintu kamarnya.
Santoso yang sedang menunggui Widuri menerima laporan dari anak buahnya. Ia berkata jika mereka gagal dalam mengurus Rizky, dan hal itu membuat Santoso menjadi kesal.
Belum sempat sampai disana, seorang anak buah lainnya datang dan melaporkan tindakan Aren. Betapa Santoso murka dengan semua yang terjadi hari ini.
"Kamu kembalilah, awasi terus Aren dan jangan biarkan dia keluar!!" Perintahnya.
"Setelah kamu sadar, papa aku bawa kamu kembali bersama papa nak.. " seru Santoso membelai kepala putri kesayangannya.
Betapa sakit hati Santoso saat menantu yang selama ini dipikirnya baik, malah tega menyakiti putri kesayangannya.
Santoso yang tidak tau apa-apa malah mencoba membalas dendam kepada Satyo dan juga Rizky karena berpikir mereka yang selalu menyusahkan putrinya.
"Selesai papa membereskan mereka semua, kita akan hidup bahagia disana bersama cucuku .." sendu Santoso menatap putrinya yang tak kunjung bangun itu.
"Bangunlah nak, papa rindu .." tangis Santoso didepan Widuri.