Chereads / Kisah Ayla / Chapter 36 - 35

Chapter 36 - 35

Ayla membawa Viola masuk kedalam kamarnya, dia mengganti baju serta membersihkan badan Viola sebelum tidur.

"Nah, udah bersih deh.." ujar Ayla riang.

"Waktunya kita bobok ya buna .."

"Betul sekali cantik, " menolek hidung Viola.

Namun alangkah terkejutnya Ayla saat keluar dari kamar mandi, Rizky yang tadinya tak ada kini tengah berbaring diatas ranjang sambil menatap keduanya.

"Kalian sudah selesai??" tanya Rizky santai.

"Kenapa papa ada disini ??" kesal Viola.

"Tentu saja tidur, "

"Tapi Vio cuma mau tidur sama buna, titik!!"

"Nggak bisa, "

Viola yang kesal segera pergi dari dalam kamar, namun saat Ayla hendak mengejarnya tangan Rizky lebih dulu menarik tubuhnya.

"Akhh, apa yang kamu lakukan!" berontak Ayla yang terjatuh tepat diatas tubuh Rizky.

"Kamu mau menggodaku?" menatap tajam Ayla.

"Mana mungkin!"

"Lihatlah posisimu, bergerak kesana kesini membuatnya bangun saja.."

"Apanya yang bangun ak-

Namun Ayla tak dapat meneruskan kembali ucapannya saat ia merasa ada yang menusuk perut bagian bawahnya.

"Udah kerasa kan kalo dia bangun.."

"Akkkhh,mesum .."

Ayla yang malu dengan brutalnya memukuli Rizky tanpa ampun, dan saat itu juga tiba-tiba saja Satyo masuk kedalam kamar bersama Viola.

"Lihatlah om, papa mau menyakiti bunaku .." adunya menunjuk papa juga Ayla.

"Apa kalian nggak malu!!" tegur Satyo pada keduanya.

Ayla menghentikan gerakannya saat mendengar suara berat milik kakaknya, sedangkan Rizky yang nampak acuh malah memalingkan wajah kesalnya.

"Kak, ini nggak seperti yang kaka lihat.."

"Kakak udah tau kok, adik kaka mana mungkin bersikap mesum.." menatap Rizky yang masih merebahkan tubuhnya.

"Kakak bawa dia pergi .." Satyo yang malas berdebat segera menarik baju Rizky keluar bersama dirinya.

Viola begitu kegirangan saat bisa mendapat waktu berduaan dengan Ayla. Baginya kini hanya Ayla yang bisa menjadi ibunya, menggantikan mama kandungnya dalam memberikan kasih sayang terhadapnya.

Namun saat malam kian larut , udara makin dingin menusuk tulang.. Aren datang mengendap-endap menyelinap masuk kedalam rumah Burhan.

"Dimana kamarnya .." gumamnya saat mencari kamar Ayla.

Namun saat dirinya melewati sebuah jendela, tanpa sengaja ia melihat Viola dari celah tirai disebuah kamar.

"Jadi ini kamarnya, " serunya menyeringai.

Aren yanh sudah dibutakan dengan nafsu juga amarah tanpa berpikir langsung merusak jendela kamar Ayla. Tak hanya itu, ia juga sudah menyiapkan obat bius untuk Viola.

"Cantik jangan berisik ya.." bisik Aren saat menarik sedikit tubuh Viola menjauhi Ayla.

"Bagus, tidur yang nyenyak sayang.." serunya saat berhasil membius Viola.

Aren memindahlan tubuh kecil itu keatas sofa, tak lupa ia juga menyelimuti tubuhnya agar tak terkena udara dingin.

Tangan Aren yang dingin mulai meraba kaki Ayla yang telanjang. Kulit halus itu membuat Aren menggila, bayangan gila memenuhi otaknya.

Namun Ayla yang merasakan sentuhan segera terbangun dan terkejut saat Aren sudah diatas tubuhnya.

"Uhmm .. uhmmm, " serunya saat Aren membekap mulutnya.

"Jangan berisik, aku akan memuaskan mu malam ini.." bisiknya tepat ditelinga Ayla.

Ayla yang ketakutan terus menangis saat Aren tak melepaskan bekapan tangannya. Namun matanye menangkap lampu disampingnya, dan sekali tarik Ayla mendapatkannya.

"Akhh .." pekik Aren kesakitan saat Ayla memukulkan lampu itu tepat dikepalanya.

Rizky yang masih belum terlelap samar-samar mendengar suara keributan. Namun saat ia akan beranjak Satyo terbangun dan menahan tangannya.

"Mau kemana lagi loe!!"

"Ada suara ribut-ribut, gue cek dulu.."

"Alah alasan aja loe tuh, balik tidur.."

"Serius, gue denger suara ribut-ribut.."

"Gue nggak denger.."

"Loe diem dengerin!!" kesal Rizky.

Satyo yang mendengar sayup-sayup keribuatan segera bangkit dan mengejar Rizky yang sudah keluar lebih dulu.

"Pergi.." teriak Ayla.

"Anak kurang ajar, berani melukaiku!!" emosi Aren.

"Anda yang brengsek, berani sekali menyelinap kedalam kamar wanita.."

Aren yang dikuasai emosinya maju dan menarik kaki Ayla turun mendekatinya. Ia naik keatas tubuh Ayla dan mencekik lehernya.

"Mati aja loe!! susul ibu loe sialan itu.." menekan keras leher Ayla.

Ayla kesakitan, ia kehabisan oksigen. Hanya air mata yang ia bisa sampaikan saat suaranya tercekik bersama lehernya.

Brakk.. !!

"Brengsek!!"

Rizky yang mendobrak pintu segera menendang Aren dengan kakinya. Tendangan yang sangat keras membuat tubuhnya yang tak imbang terjatuh dari ranjang.

"Sayang, sayang kamu baik-baik saja ?" panik Rizky saat Ayla terus terbatuk.

"Berani sekali memasuki kediaman Burhan!!" ledek Satyo yang berdiri didelan Aren.

"Ini tidak ada urusan sama sekali dengan kalian, menyingkir!!"

"Dia adikku, anak bungsu dari pengusaha Burhan.."

"Jumawa, kalian tidak pernah tau betapa sialnya anak itu untuk orang-orang disekitarnya!!"

Rizky hendak maju menghajar Aren, namun Ayla menahannya dan memeluknya dengan begitu erat.

"Tenanglah, ada aku.." hibur Rizky.

"Anda yang terlalu bernyali besar.."

"Kak, " panggil lirih Ayla.

"Katakan dek, harus kakak apakan manusia seperti ini.." serunya tanpa memandang Ayla.

"Bawa dia kekantor polisi, jangan kotori tangan kakak untuk dia yang nggak penting.."

"Lancang sekali mulutmu..!!"

Aren yang hendak berdiri menyerang Ayla berhasil digagalkan oleh Satyo. Tubuh Aren ditendang dengan kaki panjang Satyo, tak hanya itu Satyo juga menginjak bahu Aren dengan kakinya.

Suara keribuatan tak hanya membangunkan Rizky dan Satyo namun juga Burhan, Arindra juga Amira.

"Bajingan mana yang berani menyusup kekamar anakku!!" teriak Burhan masuk bersama Arinda juga Samira.

"Rizky, bawa Ayla keluar. Nyonya Arinda juga bisa membawa cucuku kekuar.." pinta Burhan.

Semua melakukan apa yang dipinta oleh Burhan, dan kini hanya ada Arinda Burhan serta Satyo yang masih setia menginjak bahu Aren dengan kakinya.

"Masuklah kalian bertiga.." seru Burhan meminta anak buahnya masuk.

"Kira-kira hukuman apa yang pantas untuk bajingan ini.." seru Burhan.

"Bagaimana dengan menelanjangi dia dan mengarak dia keseluruh kompleks .." usul Rindra.

"Tambahkan juga tag name penjahat wanita dilehernya pi .."

"Kalian dengar apa yang dikatakan besan juga anakku!! "

"Baik tuan, "

"Lakukan!!"

"Tidak!! lepaskan !!" berontak Aren saat diseret oleh anak buah Burhan.

Dan saat matahari bersinar, semua warga heboh dengan hadirnya Aren yang diarak oleh anak buah Burhan. Tak hanya itu, mereka juga mengatakan apa kesalahan yang telah diperbuat Aren hingga diberi sanksi selayaknya itu.

Sebulan telah berlalu, kini tinggal satu langkah bagi Ayla untuk bersama bahagianya. Pagi ini terlihat begitu sibuk dikediaman Burhan, banyak penata gaya juga olah catering.

"Jangan sampai ada yang terlewatkan, bunga-bunganya jangan sampai menghalangi jalan adik saya.." oceh Satyo pada penata ruangan.

"Nak minumlah, papi takut nanti suaramu hilang.. " canda Burhan.

Satyo menenggak habis air pemberian papinya, namun setelahnya ia langsung pergi mengawasi pekerja lainnya.

Semua orang sudah duduk ditempatnya masing-masing. Rizky terlihat sangat gugup duduk berhadapan dengan Burhan.

"Sekali saja salah mengucap, saya pastikan pernikahan ini batal.." ancam Burhan menambah kegugupan Rizky.

"Jangan bercanda pi, bukan waktunya " seru Rizky sambil mengusap keringatnya.

"Pengantin wanita tiba .." seru salah seorang mc.

Semua mata nampak terpesona dengan kecantikan Ayla, tak terkecuali Rizky yang tak bisa mengalihkan pandangannya.

Burhan menjabat tangan Rizky dengan begitu erat, mengucap ikrar pernikahan untuk putrinya. Satu ikrar janji suci pernikahan dengan lantang Rizky ucapkan, membuat beberapa orang menjadi terharu.

"Sekarang kalian berdua sudah sah menjadi suami istri, papi harap kalian akan hidup bersama selamanya.."

"Bro, gue nitip adek gue satu-satunya ini. Jagain, cintain dia dan jangan loe bikin nangis.. "

"Nak, papa harap kamu akan menjadi istri juga ibu yang baik untuk anak juga cucu papa. Datanglah kepada papa jika dia menyulitkanmu.."

"Anak gadisku, mama bahagia kamu yang menjadi istri dari anankku. Mama harap ini akan menjadi pernikahan yang kekal untuk kalian.."

Dan itulah harapan dari mereka untuk pernikahan anak-anaknya.

"Papa, buna .." teriak Viola memeluk kaki keduanya.

Rizky menggendong Viola, lalu keduanya bersamaan mencium pipi gembul putringa.

-TAMAT-