Widuri dengan santainya duduk diatas ranjang empuknya, sedangkan Aren terlihat gusar mondar mandir sedari tadi.
"Bisa tidak kau duduk saja sayang!! pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir!!" seru Widuri.
Aren berjalan cepat menghampiri istrinya, dicengkeramnya erat kedua bahu istrinya.
"Kau sadar apa yang kau lakukan sayang!! Kau dengan sengaja mendorong Ayla dari atas tangga, kau juga menghalanginya saat paramedis mau membawanya!!" seru Aren menggebu-gebu.
"Lantas kenapa !!" menghempaskan kedua tangan Aren dari bahunya.
"Kau gila!! kau bisa dilaporkan dengan tuduhan percobaan pembunuhan sayang!!"
"Aku tidak takut sama sekali! Wanita itu mencoba merayumu bahkan menginginkanmu, mana bisa aku diam. Bahkan aku masih ingin membunuhnya!!"
"Widuri benar-benar gila!! Bagaimana jika dia tahu kalau aku yang ternyata menggoda Ayla, dan nyatanya Ayla adalah anak kandungku !!" batin Aren ketakutan.
"Apa yang kau pikirkan sayang!!"
"Tentu saja memikirkanmu!!" bohong Aren.
Widuri yang termakan ucapan suaminya merasa terharu dengan perhatian Aren. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Aren.
"I love you sayang.. "
Dengan penuh gairah Widuri mencium bibir Aren, membuat Aren mendampakan lebih dari sekedar dari ciuman semata.
"Kau menggodaku sayang .." seru Aren ditengah mereka melepas ciuman.
"Aku hanya ingin menyenangkan suamiku saja.. "
Lalu keduanya terlihat kembali saling memagut dalam gelombang gairah, dan dengan perlahan mereka saling menyerang memberikan kepuasan satu sama lain.
_________________________________________
"Makanlah dulu ini .. " seru Satyo menyerahkan satu bungkus nasi.
"Makanlah saja, aku tak lapar.." masih memandang tubuh kaku kekasih hatinya.
"Apa loe kenyang hanya memandangi adikku saja??" canda Satyo mengalihkan pandangan Rizky.
"Ayo kita makan, kita sama-sama butuh tenaga untuk menjaganya.." bujuk Satyo.
Lalu terlihat keduanya berjalan beriringan menuju tempat duduk, kemudian Satyo menyerahkan satu bungkus nasi pada Rizky.
"Maaf, didepan hanya ada penjual ini sedangkan kantin sudah tutup semua.."
"Bahkan ini sudah cukup untukku. Loe tahu, adikmu bahkan pernah memberiku makan hanya dengan nasi kecap juga lauk tempe.." kenangnya dalam senyum.
"Dan loe makan ??"
"Tentu saja, apapun pemberiannya pasti akan kumakan.."
"Walaulun dia mencampurinya dengan racun.."
"Jika dia setega itu, gue pasti akan tetap memakannya.."
Satyo melihat ada ketulusan dari setiap kata yang diucapkan Rizky. Ada rasa kagum juga pada diri Satyo saat menatap sorot mata Rizky untuk adiknya.
Keduanya menikmati makan malam sederhana dalam diam dan larut dalam fikiran masing-masing. Hingga selepas itu tanpa sadar Satyo mulai tertidur bersandar pada tembok dingin rumah sakit.
Satyo tak tahu, jika Burhan kini dalam perjalanannya menuju Jakarta. Hatinya hancur saat menerima kabar keadaan putrinya.
Dan saat itu juga ia memutuskan kembali ke Jakarta, dan melimpahkan semua urusan di Belanda pada orang kepercayaannya.
Malam semakin larut, namun Rizky tak kunjung memejamkan matanya. Ia masih bertahan berdiri memandangi tubuh Ayla didalam ruangan seorang diri.
"Suster gimana keadaannya??" tanya Rizky saat seorang suster keluar setelah memeriksa.
"Pasien sudah dalam keadaan jauh lebih baik pak, "
"Apa boleh saya menemaninya didalam sus ?"
"Boleh pak, namun satu orang saja ya pak.."
"Tentu saja, biarkan saja saudara saya diluar.."
Rizky yang diperbolehkan menjaga Ayla didalam ruangan bergegas masuk.
Perlahan disentuhnya tangan yang sangat dingin itu, dikecupnya perlahan cukup lama.
"Sayang aku pulang .. " bisiknya.
"Sayang, apa kamu tidak merindukanku ?? kenapa terus tidur saja .." ocehnya sendiri.
Tanpa terasa matanya mulai berkaca-kaca, ia merasa sangat sakit melihat Ayla yang biasa memarahinya kini tertidur dengan beberapa alat bantu menempel ditubuhnya.
"Bangun sayang, jangan siksa aku dengan keadaanmu ini.. " serunya tanpa sadar melelehkan bulir air matanya.
Digenggamnya tangan Ayla, ia diciuminya tangan itu hingga air mata mengalir membasahi tangan pucat Ayla.
Ayla mendengarnya, ia mendengr setiap ucapan yang diserukan Rizky untuknya. Tapi ia berat untuk sekedar membuka matanya.
Tanpa Rizky sadari, Ayla ikut menangis bersamanya. Air mata mengalir dari sudut matanya, Ayla menangis dalam diam.
Lelah dengan perjalanannya, lelah dengan emosinya membuat Rizky tanpa sadar tertidur dengan masih menggenggam tangan Ayla.
___________________________________________
Pagi-pagi sekali Burhan telah sampai di Jakarta dan dalam perjalanannya menuju rumah sakit. Sesampainya disana ia bergegas menuju ruangan putrinya.
"Satyo !!" seru Burhan saat melihat anak laki-lakinya tertidur meringkuk dikursi tunggu.
Lalu ditatapnya kedalam ruangan Ayla yang berlapis kaca, terlihat sosok Rizky yang tak dikenalinya sedang tidur dengan menggenggam tangan putinya.
"Siapa laki-laki itu ??" gumamnya.
Burhan berjalan mendekati Satyo, dan dengan perlahan dibangunkannya anak laki-lakinya itu.
"Ekhmm .. papi ??" seru Satyo mengucek kedua matanya.
"Iya ini papi, gimana keadaan adikmu ??" tanyanya.
"Duduklah dulu pi.."
Burhan duduk dan mendengarkan setiap ucapan dari cerita anaknya. Sakit hatinya saat mendengarkannya, hatinya sakit saat memikirkan bagaimana perasaan putrinya saat dilecehkan oleh ayah kandungnya sendiri.
"Dan dia Rizky pi, orang yang sangat mencintai putrimu.." tunjuknya kedalam ruangan.
Semalam saat Rizky masuk kedalam ruang rawat sebenarnya Satyo sudah terbangun. Dan dia juga mendengarkan semua ucapan dan tangis dadi seorang Alrizky Wijayanto.
"Tapi bukankah dia suami dari Maura..??"
"Mereka sudah bercerai pi.."
"Baguslah kalau begitu, jadi putriku tidak akan disebut pelakor!!"
Namun didalam perlahan Rizky mulai membuka matanya saat ada sebuah gerakan dari tangan yang digenggamnya.
"Ekhmm .. sayang, sayang kamu bangun ??" seru Rizky bahagia.
Perlahan namun pasti Ayla mulai membuka matanya. Dengan sayu ditatapnya wajah lelah laki-laki yang terus mengganggu hari juga hatinya.
"sayang .." lirihnya terbata-bata.
"Iya sayang, aku disini !!"
Rizky begitu bahagia saat mendengar Ayla memanggilnya dengan sebutan sayang, bahkan itu adalah kata pertama setelah ia sadar.
"Dokter .. dokter!!" teriak Rizky dari dalam.
Satyo juga Burhan yang mendengar segera bergegas masuk kedalam ruangan menyusul dokter juga suster.
"Ky, ada apa .?" panik Satyo.
"Ayla sadar, Ayla bangun .." serunya begitu bahagia.
Burhan juga Satyo begitu bahagia mendengar kabar tersebut. Dan tak lama dokter datang menghampiri ketiganya.
"Gimana putri saya dok, "
"Pasien sudah baik-baik saja. Kita hanya fokus pada luka luarnya saja sekarang pak.."
"Terima kasih dok, "
"Kalai gitu saya permisi.."
"Papii .." lirih Ayla memanggil Burhan ketika ia sadar ada papi nya ditengah Satyo juga Rizky.
"Anak papi .. " berhambur memeluk tubuh lemah putrinya.
"Kenapa kamj kurus sekali nak, maafkan papi.."
"Aku baik-baik saja pi, aku bahagia .."
Keduanya larut dalam pertemuan mereka, mengabaikan kedua laki-laki yang juga merasa bahagia.
"Ayla sudah sadar, sudah ada Satyo juga papinya yang menjaganya. Saatnya aku memberi mereka berdua pelajaran!!" batin Rizky.
Namun saat ia akan melangkah, Satyo menyadari dan menahan tangannya.
"Loe mau kemana ??"
"Ada urusan perusahaan yang harus gue kerjain.."
"Jangan berbohong bro, gue tau kok.."
"Kalau loe tau cepat lepaskan tanganmu sebelum adikmu memanggilku dan aku tak akan bisa meninggalkannya.."
"Ayla .. " panggil Satyo dengan sengaja.
"Mau kemana kamu ??" tanya Ayla dengan suara paraunya.
Rizky menghempaskan tangan Satyo dan mulai berjalan menuju ranjang Ayla.
Dienggamnya tangan Ayla dan dikecupnya, bahkan ia tak sungkan melakukan itu didepan Burhan.
"Gue tau loe mau kemana, biar gue yang mengatasinya. Karena adik gue lebih butuh loe saat ini.." batin Satyo tersenyum memandang keduanya.
"Kau tak ingin memberiku salam bung ??" tegur Burhan.
Dengan sebuah tawa Rizky memperkenalkan dirinya juga mencium tangan Burhan.