Chereads / Kisah Ayla / Chapter 22 - 21

Chapter 22 - 21

Berguling menuruni tangga hingga dasar, tubuh Ayla bersimbah darah. Luka dikepalanya membuat drah segar mengalir diatas lantai.

"Kenapa hanya diam saja!! cepat panggil ambulance!!" teriak salah seorang penjaga yang ternyata adalah anak buah Satyo.

"Cepat!!" teriaknya sekali lagi.

"Siapa kamu berani berteriak dikantorku!!" Widuri dengan angkuh menuruni tangga sambil manatap tajam laki-laki yang sedang menolong Ayla.

"Apa nyonya tidak bisa melihat? dia bisa mati kehabisan darah.." sanggahnya manahan emosi.

"Ya bagus kalo dia mati, jadi nggak ada lagi yang mau godain suami saya!" cemoohnya dengan gembira.

"Sebaiknya anda tanyakan siapa yang menggoda siapa nyonya!! Apa yang anda lihat dengan mata anda belum berarti sama dengan apa yang terjadi!!" menatap tajam Widuri yang berdiri dihadapan keduanya.

Suara sirine ambilance mulai terdengar memasuki area kantor. Beberapa petugas medis datang dengan membawa anak tandu hendak mengangkat tubuh Ayla.

"Berhenti!!" teriak Widuri mencegah mereka.

"Ada apa lagi nyonya!! nona ini bisa mati jika tak segera diberi pertolongan!!" kesalnya.

"Suruh dia bereskan darahnya ini baru boleh pergi!!"

"Anda gila nyonya!! cepat bawa nona ini pergi pak," perintahnya dan seketika para medis menggotong tubuh Ayla keluar dari kantor.

"Anda akan menyesal atas tindakan anda hari ini!! ingat itu!!" serunya, lalu setelah itu ia pergi mengikuti ambulance dan tak lupa mengabari kondisi Ayla saat ini kepada Satyo.

Hari ini terlihat Satyo cukup sibuk dikantornya dengan beberapa berkas yang berceceran diatas meja kerjanya.

"Silahkan bawa berkasi ini pada bagian humas ya, kasih tau mereka untuk segera melalukan promosinya.." perintah Satyo pada sekretarisnya.

Namun sebelum ia sempat memberikan dokumen tiba-tiba saja sebuah pesan masuk dan mengalihkan fokusnya.

Mata Satyo membulat saat dibacanya pesan dari anak buahnya. Tangannya mengepal hingga memperlihatkan buku-buku tangannya yang merah.

"Brengsek!! berani sekali mereka menyakiti adikku!!" amuknya menghancurkan seisi mejanya.

"Tenanglah bos.." .

"Bagaimana aku bisa tenang saat aku tau adikku tengah meregang nyawa ditangan ayah juga ibu tirinya!!"

Sekretaris yang bernama Lee itu telah lama bekerja dengan keluarga Widarma, jadi ia juga sudah faham betul dengan permasalahan keluarga itu.

"Yang bos harus lakukan saat ini adalah memberikan pengobatan terbaik untuk nona Ayla bos.." sarannya.

"Benar kau Lee, hubungi dia minta dia membawa adikku ke rumah sakit internasional!!"

Dan dengan segera Lee menghubungi anak buah itu menyampaikan perintah bosnya. Satyo dengan buru-buru meninggalkan kantornya dengan perasaan cemasnya.

"Kamu harus baik-baik saja dek .." doa nya dengan gelisah mengemudikan mobilnya.

_____________________________________🌾

Rizky yang saat ini tengah berada diluar negri merasa gelisah. Tubuhnya tiba-tiba saja mengeluarkan keringat padahal sedang berada diruang meeting dengan suhu ac maximal.

"Bagaimana tuan??" tanya rekan bisnisnya.

"Tuan Al ??" sapa lagi salah seorang.

Dikalangan bisnis Rizky lebih banyak disapa Al daripada Rizky. Dan seperti saat ini, saat dirinya tengah berada dalam meeting fikirannya entah melayang kemana.

"Tuan Al ..??" seru Eki menyentuh bahu Rizky.

"Iya ada apa??" tanyanya menatap Eki.

"Rekan bisnis sedang bertanya pendapat tuan tentang prospek kerjasama kita.." jelasnya.

"Ahh iya, maafkan saya yang tiba-tiba tidak fokus. Untuk kerjasama ini saya percaya akan sukses karena berada dalam pengawasan bapak-bapak sekalian.." pujinya.

"Baiklah kalau begitu, kita akhiri saja meeting hari ini dan kita akan meninjau lokasi esok hari.."

Beberapa dari merek mulai meninggalkan ruang meeting, termasuk Rizky juga Eki yang berjalan menuju mobilnya.

"Eki, cari tahu kondisi Ayla saat ini.." perintahnya sambil duduk memandang luar jendela mobilnya.

"Baik tuan, segera saya laksanakan.." patuhnya.

Terlihat Eki yang duduk didepan kemudi mulai menghubungi seseorang yang dikenalnya. Dan tak berapa lama ia memutuskan sambungannya.

"Apa kamu baik-baik saja sayng ?? kenapa jantung ini berdetak sangat kencang hari ini ??" gumamnya sangat lirih.

Rizky masih terlihat diam menatap luar jendela dengan fikirannya yang melayang. Hanya Ayla yang saat ini memenuhi hati juga fikirannya, sebab semenjak ia berada di luar negri ia belum menghubunginya.