Satyo membawa Ayla naik kesebuah kamar setelah mereka selesai makan malam. Sebuah pintu bercat putih berhias tulisan kayu bertuliskan nama Ayla Room menghentikan langakah kakinya.
"Mas ..??" panggil Ayla namun matanya menatap lurus pada pintu.
"Iya, ini kamar kamu. Apa kamu gak mau lihat dek??" seakan tau apa yang difikirka Ayla, Satyo dengan mudah menebaknya.
Mata Ayla berkaca-kaca saat kakinya mulai melanglah masuk kedalam kamar. Ruangan luas yang bergaya putih klasik menyejukkan pandangannya. Tersusun rapi foto-fotonya semasa kecil diatas meja, bahkan ada fotonya berukurab besar yang digantung tepat diatas kepala ranjang.
"Ini .. ??"
"Iya, ini kamar kamu dek. Kamar yang spesial mas buat untuk kamu.." harusnya saat menghapus jejak air mata di pipi Ayla.
"Mas .. " dengan penuh rasa haru Ayla memeluk erat tubuh kekar Satyo.
"Makasih mas .. makasih," tangisnya.
"Jangan berterima kasih, kamu adik mas jadi ini kewajiban mas buat jagain kamu."
"Dan mas gak mau kamu nolak permintaan mas ini. Mas mau mulai sekarang kamu tinggal disini bareng mas .. " seru Satyo sungguh-sungguh.
"Tapi rumah paman mas ..".
"Rumah paman akan mas renovasi, jadi nanti bisa kamu sewakan.." gemasnya mencubit pipi Ayla.
Ayla begitu terharu hingga ia kembali memeluk tubuh Satyo sambil tersedu-sedu.
Setelah puas menangis akhirnya Ayla membersihkan dirinya dan menggunakan pakaian yang sudah Satyo sediakan banyak dilemari pakaiannya.
"Bahkan aku gak pernah ngebayangin bisa pakai baju mahal.." gumamnya saat melihat pantulan dirinya dikaca berbalut dres berwarna pastel ditubuhnya.
Tokk .. tokk ,
Suara ketuk pintu mengejutkannya. Namun ia lebih terkejut saat Satyo masuk kedalam kamarnya dengan sebuah laptop ditangannya.
"Papi pengen ngobrol sama kamu dek, mau nggak ??" tanya Satyo begitu lembut pada Ayla.
Setelah mendapat anggukan dari Ayla, Satyo segera melangkah keatas ranjang diikuti oleh Ayla dibelakangnya.
Betapa Burhan sangat rindu sosok gadis kecilnya yang ingin ia peluk. Matanya berkaca-kaca saat bibir Ayla memanggil namanya.
Hingga jam makan malam tiba dan seorang pelayan mengetuk pintu, ketiganya baru mengakhiri video call itu dengan senyum cerah Ayla.
_________________________________
Pagi hari dirumah miliknya, Aren sedang menyantap roti dengan tatapan menerawangnya. Entah mengapa ia tak bisa menghapus ingatan tentang Ayla yang begitu cantik dan menggoda dimatanya.
"Sayang nanti aku mau belanja ya .." ucap Widuri sambil mengoleskan selai coklat pada rotinya.
Tak mendapat respon dari lawan bicaranya membuat Widuri menatap heran pada suaminya. Beberapa kali ia coba memanggil namun tak ditanggapi juga oleh Aren.
"Aren!!" teriak Widuri kesal membuat Aren juga Minda anaknya terkejut dan akhirnya menangis.
"Suster !!" teriak Aren pada pengasuh anaknya.
"Saya tuan..".
"Bawa anak saya kesekolah sekarang.." titah Aren mencoba menahan emosi didepan anaknya.
Dengan penuh sayang Aren mencium kening anaknya itu dan memastikan ia jauh dari ruang makan. Ditatapnya tajam istrinya yang kini juga menatap tajam padanya.
"Berani sekali kamu memanggil nama suamimu dengan berteriak!!" geram Aren mencengkeram rahang Widuri dengan kasar.
"Sakit sayang .." seru Widuri kesakitan mencoba melepaskan tangan Aren.
"Dimana sopan santunmu ketika berbicara dengan suami.. Haaa!!" teriaknya memekakan telinga.
"Maaf .. maaf sayang aku janji nggak akan mengulanginya lagi.." takutnya penuh sesal.
Aren yang masih kesal segera melepas cengkramannya dengan kasar, membuat tubuh Widuri sedikit mundur kebelakang.
"Sekali lagi berani kamu berteriak didepanku, jangan harap kamu bisa bicara lagi!!" ancamnya kemudian pergi meninggalkan meja makan juga Widuri yang masih menggigil ketakutan.
Tubuh Wuduri menggigil dan luruh kebawah ketakutan, matanya berurai air mata mendapat perlakuan kejam dari suaminya.
"Tega kamu sayang perlakukan istrimu seperti ini!! Ini pasti gara-gara jalang sialan itu.." geramnya mengingat nama Ayla.
"Lihat saja, loe bakal terima balasan dari gue!!".
Sedangakan Aren yang sudah sampai didepan kantornya merasa penasaran saat dilihatnya Ayla turun dari dalam mobil mewah.
"Ternyata darah jalang mengalir ditubuhnya juga !!" cemoohnya menatap jijik pada Ayla yang berjalan kearahnya.
Ayla merasakan ketakutan saat disadarinya Aren terus menatap kearahnya. Dengan sopan ia berusaha menegur atasannya itu.
"Pagi pak .. " sapanya menundukkan pandangan, namun saat kakinya hendak melangkah Aren lagi-lagi menghancurkan hatinya.
"Berapa tarif semalam? Ehm, pasti mahal orang mobilnya aja mewah .." cemoohnya.
"Berapa kali main semalam?? pasti puas banget sampai diantar segala lagi .." cemoohnya lagi namun kali ini tangannya berusaha menyentuh bahu Ayla.
"Bisa sopan sedikit pak, banyak yang melihat.." tegur Ayla memundurkan tubuhnya namun masih menunduk tak ingin menatap ayah sekaligus atasannya itu.
"Berarti kalo ditempat sepi boleh dong .." genit Aren mendekatkan wajahnya tepat disamping kepala Ayla.
Ayla berusaha menahan amarahnya karena ucapan Aren, dengan segera ia berlari menjauh dari hadapan Aren atasannya.
"Hari ini kamu akan jadi milikku sayang!!" gumam Aren menatap kepergian Ayla dengan sorot mata tajamnya.
Ayla dengan suka cita mengerjakan pekerjaannya bersama para rekannya dengan penuh tawa. Namun tak disangak mata Aren menatap kearahnya dengan liciknya.
"Kamu .. " panggilnya pada salah seorang OB yang melintasinya.
"Saya pak.. ".
"Ini, suruh OG yang itu untuk membelikan saya makanan sekarang!!" perintahnya memberikan satu lembar uang 100ribu.
Ayla yang mendapat perintah tanpa curiga segera melakukannya. Sesampainya ditempat makan dengan segera ia memesan sesuai pesanan atasanya.
Sesampainya dikantor ia segera masuk kedalam pantry dan menyiapkan perlengkapan makan untuk bos nya. Dengan perasaan takut ia mulai melangkah masuk, namun ia heran saat ruangan itu sepi.
Aren yang ternyata bersembunyi dibalik pintu segera mendekap tubuh Ayla.
Prangggg ...
Nampan yang dibawanya berisikan makanan jatuh begitua saja saat ia terkejut ada yang memeluknya dari belakang.
"Lepas!! lepaskan saya!!" berontak Ayla berusaha melepas rengkuhan Aren ditubuhnya.
Dengan sekali tarik Aren membawa tubuh Ayla dan menghempaskan diatas sofa. Dengan penuh nafsu Aren berusaha menyentuh Ayla dengan brutal.
"Ayah lepass !! lepaskan!!" teriaknya memohon, namun Aren yang gelap mata tak menghiraukannya.
"Jadilah milik saya hari ini .. " serunya menampar wajah Ayla dengan kasar hingga sudut bibirnya terluka.
"Saya anak kandungmu kenapa anda tega berlaku seperti ini pada saya!!" tangisnya sambil terus berusaha melepaskan diri dari kungkungan Aren.
"Jangan sok suci, ada darah jalang didalam dirimu jadi saya yakin bukan saya laki-laki pertama yang menyentuhmu ..!"
"Tolongggg ..!! tolonggg!!" teriaknya.
Widuri yang berniat membawakan makan siang untuk suaminya melihat beberapa orang yang bergerombol didepan ruangan suaminya.
Samar-samar ia juga mendengar suara minta tolong dari dalam ruangan suaminya.
"Ada apa ini!!" tanyanya mengejutkan mereka yang sedang menguping.
"I.. itu bu, didalam ada yang minta tolong.." seru sekretaris Aren yang sedang ikut menguping.
"Lalu kenapa kalian diam disini dan gak nolongin."
"Kami tidak ada yang berani buk, karena pak Aren sudah memerintahkan kami untuk tidak ada yang masuk kedalam.. "
Amarah Widuri memuncak, didobraknya pintu hingga terbuka dan memperlihatkan pemandangan didalamnya.
Terlihat Ayla sedang berusaha menjauh namun Aren mencengkeram sebelah kakinya. Tanp diduga Widuri berlari dan menyerang Ayla yang sedang dibawah.
"Dasar jalang!! berani menggoda atasannya !! " amuk Widuri dengan brutal mencakar serta menjambak rambut Ayla.
"Gimana nih tolongin nggak ??".
"Gimana sih udah jelas yang salah suaminya kok nyerang ceweknya!!"
"Panggil keamanan aja deh.."
Seperti itulah bisik-bisik mereka saat ini. Rasa kasihan dan iba namun mereka tak bisa menolong Ayla. Dengan kasarnya Widuri menarik paksa rambut Ayla memaksanya untuk berdiri.
"Minggir kalian semua!!" teriaknya.
Dan tanpa semua orang duga, Widuri mendorong tubuh Ayla dari atas tangga hingga terjatuh.
"Akkhhhhhhhhhhh .. " teriak semua yang melihat.
Sedang Widuri dengan sinis menatap tubuh Ayla yang berguling menuruni tangga.