Setelah Ayla tenang akhirnya Satyo membawanya ke sebuah cafe didekat sana. Duduk berhadapan diruang terbuka membuat Satyo dengan jelas melihat bekas merah yang menghiasi pipi adiknya itu.
"Dek, ini kenapa ??" Satyo yang ingin menyentuh sisi pipi Ayla membuat Ayla terkejut dan dengan reflek memundurkan wajahnya.
"Oh.. ini?? gpp kok mas.. " kelitnya saat dengan mata tajamnya Satyo memandangnya.
"Beneran mas.. " serunya meyakinkan.
"Mas ada disini dek, kalo ada apa-apa mas harap kamu bisa terbuka dengan mas.. "
"Iya mas, "
"Kalau kamu menyembunyikan sesuatu dari mas dan gak mau terbuka buat apa mas pulang kesini?? mending mas balik lagi ke luar negeri.. "
"Mas kok ngomong gitu sih ??" sedihnya.
"Makanya kalo ada apa-apa kasih tau mas, jangan bohongin mas .. "
"Iya iya mas.. "
"Astagaaa !!" seru Ayla mengejutkan Satyo yang tengah meneguk coffee latte miliknya hingga tersedak.
"Mas .. mas, maafin Ayla mas.. aduh,," paniknya menepuk nepuk punggung Satyo.
"Uhukk.. uhukk, udah dek gpp. Kamu kenapa ngagetin mas sih.. ??"
"Mas, aku lupa tadi disuruh beli minuman loh??"
"Yaudah sana pesen terus mas anter balik.."
Lalu tak lama setelah pesanan tiba, Ayla dan Satyo keluar meninggalkam cafe tersebut. Dengan penuh perhatian Satyo mengantar dan memperingatkan Ayla untuk selalu berhati-hati.
"Yaudah Ayla masuk dulu ya .. makasih mas, nanti ditelpon ya.. "
"Iya nanti mas telpon, hati-hati ya.."
Didalam ruangan dengan teliti Ayla membagiakan pesanan mereka satu persatu. Tak ada yang marah ketika Ayla terlambat mengantarkan pesanan mereka, malah beberapa dari mereka memberikan tips untuk Ayla.
_______________________________
Selepas pulang kantor Ayla berniat untuk pulang dan mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena seharian bekerja. Namun saat tiba dirumah ia terkejut dengan kehadiran Satyo yang duduk diteras rumahnya sambil tersenyum kearahnya.
"Mas .. " teriak Ayla kegiarangan berlari memeluk tubuh Satyo.
"Aduh adeknya mas kok baru pulang, capek ya.." dengan penuh kasih sayang Satyo menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah adiknya.
"Mau masuk ?? aku bikinin makan malam.. "
"Mas kesini mau jemput kamu malah.."
"Jemput aku ?? mau kemana ??" melepas pelukannya dan menatap penuh tanya pada laki-lali didepannya.
Tak banyak kata, Satyo langsung menuntun Ayla masuk kedalam mobil dan meninggalkan rumah Ayla.
Berhenti disebuah rumah megah yang tertutup pagar tinggi, mobil Satyo masuk setelah seorang satpam membuka pintu gerbang.
"Selamat datang tuan muda, nona muda.." sapa 3 pelayan yang menyambut mereka, namun membuat Ayla terkejut dan bersembunyi dibalik punggung Satyo.
Melintasi para pelayan yang masih menundukkan kepalanya, Satyo menarik tangan Ayla dan menuntunnya pada sebuah meja makan sederhana yang sudah tersaji beraneka ragam masakan kesukaan Ayla.
"Mas .. " kagumnya.
"Ini spesial buat seseorang yang spesial juga buat mas .."
Dengan romantis Satyo menarik kursi untuk Ayla, lalu baru ia duduk dihadapan Ayla. Tak sampai disitu, tiba-tiba dua orang laki-laki datang mendorong sebuah layar plasma lengkap dengan mesir proyektornya.
"Halo anak papi .. "
Tiba-tiba saja muncullah Burhan pada layar plasma tersebut. Air mata Ayla jatuh tanpa bisa ia bendung saat ia melihat sosok papi yang dirindukannya.
"Papii ??" lirihnya memanggil berurai air mata.
"Ini papi nak, papi kamu .." tak kalah haru, Burhan disana juga menangis saat memandang wajah cantik anak angkat yang sudah lama ia tinggalkan.
"Papii .. huaaaaaa ,," tangis Ayla pecah tak terbendung, Satyo segera berdiri dan membawa Ayla kedalam dekapannya.
"Jangan nangis nak, papii janji papi akan segera menemui kamu .. papi akan pulang.." sedihnya.
"Bohong, papi dulu bilang mau jengukin aku sama paman tapi sampai paman nggak ada papi nggak muncul .. " dengan sesegukan Ayla mengeluarkan isi hatinya.
"Maafin papi nak, papi janji papi akan ada mulai sekarang buat kamu oke .. " bujuknya.
Namun diluar dugaannya, Ayla yang sedih berlari meninggalkan meja makan membuat Satyo serta Burhan terkejut seketika.
"Dek .. !!"
"Satyo, kejar adikmu dia sedang marah!!" titahnya.
Dengan secepatnya Satyo berlari mengejar Ayla yang sudah duluan meninggalkannya. Saat didepan rumah terlihat Ayla sedang memohon pada satpam untuk dibukakan pintu gerbangnya.
"Pak saya mau keluar, tolong buka gerbangnya.."
"Maaf non, tanpa izin tuan muda saya tidak berani.." sesalnya.
"Adek .. !!" teriak Satyo berlari menghampiri adiknya.
"Kita bicara didalam ya, " bujuknya.
"Ayla mau pulang mas .. Ayla gak mau ditipu dan berharap lagi.. " sesegukan sambil mengelap ingusnya dengan lengan bajunya.
"Kasih kami kesempatan untuk ngejelasinnya dek.. mas mohon .. "
"Kita masuk dulu yuk .." merentangkan sebelah tangannya dihadapan Ayla, dan dengan segera digenggamnya tangan Satyo itu.
Didalam rumah Satyo menjelaskan semua duduk perkara mengapa mereka tak bisa mengunjungi Ayla selama bertahun-tahun.
Ayla mencoba mengerti kesibukan mereka yang notaben nya adalah seorang pebisnis ternama dengan banyak kolega di semua negara.