Mobil Maura segera terparkir dihalaman rumah sakit, tertulis dengan jelas nama dari rumah sakit itu Jors Hospital. Dengan angkuhnya ia berjalan menuju resepsionis, saat ia sudah mengetahui keberadaan anaknya ia bergegas menemuinya.
Tokk .. tokk ,,
"Mau apa anda datang kemari ??" sinis Eki saat membukakan pintu.
"Tentu untuk menemui anakku yang sedang sakit !! kalian gila telah menyembunyikan anak dari ibunya.. !!" geram Maura berbicara dengan suara lantang.
"Ibu yang tega menyakiti anaknya sendiri hingga kritis dirumah sakit!! " sahut Arindra sinis dari dalam berjalan keluar saat mendengar suara Maura.
"Papa .. " memajukan tubuhnya hendak mencium punggung tangan mertuanya, namun dengan cepat Arindra menarik tangannya.
"Pergilah, cucuku aman bersamaku! jangan ganggu tidurnya akibat suaramu. Eki bawa dia pergi.." masuk kembali dan menutup pintunya.
Raut kesal bercampur marah tergambar diwajah cantik Maura. Eki yang melihatnya tersenyum sinis puas melihat wanita didepannya tak pernah bisa berkutik jika dihadapan Arindra.
"Hhmm .. lihatlah bahkan tuan Arindra pun tak mengharapkan kehadiran anda disini. Sebaiknya anda keluar sekarang juga sebelum bos saya melihat anda dan mencincang anda karena telah berani menyakiti anaknya.. !!" ancam Eki pada Maura.
Dengan kesal ia menghentakkan kakinya menjauhi ruang rawat milik Viola. Eki yang terus memastikan kepergian Maura tersenyum puas menatap kepergiannya dengan kesal.
"Anda akan lebih kesal dan marah lagi saat surat itu mendatangi anda nyonya .. " gumamnya menyunggingkan senyum sinisnya kemudian kembali masuk kedalam kamar.
Sejak dalam perjalanannya tadi, Ayla tak hentinya bergerak kesana kemari karena merasa gelisah. Rizky yang berada disebelahnyapun merasa sedikit terganggu dengan tingkah Ayla hingga ia membuka suaranya.
"Bisa diam apa saya ikat kamu !!" ketusnya.
"Apasih, orang lagi cemas juga!" sahutnya tak kalah ketus dari Rizky.
Sesampainya dirumah sakit Ayla langsung turun berlari memasuki rumah sakit. Rizky yang melihatnya terkejut dan segera mengejarnya.
"Dasar anak sok tahu .. " gerutunya saat mengejar Ayla.
"Bisa nggak kamu nggak pakai lari-lari!! saya capek ngejar kamunya!! " serunya kesal saat berhasil memegang tangan Ayla.
"Maap lupa kalau lagi jalan sama orang tua, saya maklum tenaganya udah nggak banyak.. " ejeknya secara terang-terangan membuat Rizky merasa kesal.
"Kamu menghina saya?? apa kamu mau bukti kekuatan stamina saya Ayla.?" dengan segera memojokkan Ayla ditembok dan mengunci kedua tangannya kebelakang.
"Aa.. apa yang mau kamu lakuin !! ini rumah sakit, malu kalo ada yang lihat !!" rontanya berusaha melepas tangan Rizky.
"Jadi kalo dikamar boleh ?? kan nggak ada yang lihat.. " tersenyum penuh arti menatap wajah Ayla.
Sedang Ayla yang mengerti maksud dari ucapan Rizky hanya memutar bola matanya jengah, menyembunyikan wajah merah padamnya akibat malu.
Saat pintu lift terbuka mereka Ayla segera masuk dengan menarik tangan Rizky yang menurutnya sangat lelet. Pintu lift tertutup dan tampak keluar Maura dari pintu lift lainnya berjalan dengan angkuh serta wajah kesalnya meninggalkan rumah sakit.
"Mana kamarnya !!" kesal Ayla bertanya karena sejak tadi Rizky sengaja mengerjainnya dengan mengelilingi koridoor rumah sakit.
"Sabar sayang ,, tunggu suamimu dong jangan jalan cepat-cepat .. Hhehhehe .. " kekeh Rizky yang gemas menatap wajah kesal Ayla akibat ulahnya.
"Suami dari hongkong!!" kesalnya menghampiri Rizky kemudian mencubit lengan kekarnya.
"Hongkong ?? suami kamu dari Indonesia sayang kalau kamu lupa .. " mengacak-acak rambut Ayla kemudian menggandeng tangannya.
"Mau kemana ??" lirihnya bertanya dengan nada kesal.
"Ya ke kamar anak kita,,masa mau kepelaminan .. ??" candanya namun tiba-tiba saja Rizky menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap Ayla disampingnya.
"Atau kamu udah nggak sabar menyandang gelar nyonya Rizky ?? " selidiknya dengan menautkan kedua alisnya.
"Nggak usah kepedean deh jadi cowok!! lagian juga aku mau nikah sama cowok aku bukan situ.. " menatapnya dengan kesal.
Rizky mengeraskan rahangnya mendengar ucapan Ayla, matanya dengan tajam menatap mata Ayla hingga membuat Ayla bergidik ngeri.
"Satu-satunya laki-laki untukmu hanya aku Ayla!! jangan pernah sebut laki-laki lain atau mengharapkan laki-laki lainnya!!!" rahangnya yang mengeras membuat Ayla menelan ludahnya sendiri.
"Iya.. iya paham! aku cuma bohong nggak ada laki-laki lain.. cuma kamu yang berani kurang ajar sama saya.. " memutar bola matanya malas, ia akhirnya mengalah dari pada harus berdebat dengan Rizky ditempat umum.
"Kurang ajar sama calon istri sendiri nggak ada masalah kan sayang.. " kembali menggandeng tangan Ayla dengan mesra, mengajaknya menuju kamar Viola.
Ayla hanya memutar matanya kembali saat mendengar ucapan Rizky yang menurutnya menyebalkan. Ia malas juga malu kalau harus berdebat sedang disana juga ada banyak orang lalu lalang melintasinya.
Klekk . . Dengan perlahan Rizky dengan sebelah tangannya membuka pintu sedang sebelah tangannya menggandeng tangan Ayla memasuki kamar. Semua mata tertuju pada keduanya, mata kecil Viola dengan berbinar menatap Ayla disamping papanya.
"Kakak cantik .. " teriak Viola girang merentangkan tangannya.
Namun saat Ayla akan berjalan menghampirinya tangannya tertahan oleh tangan Rizky yang masih menggenggamnya dengan erat. Arindra menatap sinis pada anak laki-lakinya itu sedang Mira hanya menggelengkan kepalanya. Eki memandang sekilas calon nyonyanya, kemudian beralih memandang tuannya yang menurutnya berubah menjadi sedikit mirip manusia.
"Lepas!! aku mau bertemu Viola.. " rontanya berusaha melepaskan tanggannya.
"Nggak!! nggak ada yang boleh meluk kamu selain saya .. " serunya membuat Ayla membuka mulutnya, sedang Eki, Arindra serta Mira memutar bola matanya jengah.
"Jangan gila kamu!! lepaskan saya.. !!" bisiknya karena ia tak mau yang lain mendengar dirinya memaki laki-laki didepannya ini.
"Ada syaratnya!!" Rizky menatap mata Ayla dalam membuat Ayla menautkan alisnya curiga.
"Hey kamu!! segera lepaskan Ayla!! lihatlah anakmu sudah berkaca-kaca!!" seru Mira kesal saat menatap cucunya mulai terisak.
"Lepaskan !! apa syaratnya .. buruan !!" kesal Ayla.
"Panggil aku sayang mulai sekarang ,, " mengedipkan sebelah matanya genit membuat Ayla memelototkan matanya.
"Terserah kamu .. " pasrahnya.
"Panggil dulu dengan mesra .. " pintanya terdengar manja membuat Eki tersedak saat meneguk air.
"Sayang .. lepasin ya, aku mau meluk Viola dulu .. "halusnya berucap sambil mengelus lengan Rizky.
"Oke ,, tapi jangan nakal ya sayang .. " mengacak-acak rambut Ayla gemas.
"Dasar orang gila .. " gumam Ayla saat berjalan menghampiri Viola namun didengar oleh semua.
Rizky yang akan duduk segera menghentikan gerakannya kemudian menatap tajam Ayla yang sedang berjalan.
"Barusan apa yang kamu bilang sayang ??" tanyanya dingin.
"Sayangku ganteng banget .. " seru Ayla membalikkan badannya bertingkah imut menghindari kekesalan Rizky.
Arindra juga Mira tertawa mentertawakan sikap konyal anaknya, sedang Eki hanya menundukkan kepalanya menyembunyikan senyumnya.
"Kakak cantik .. Vio kangen banget tau .." seru Vio dipelukan Ayla.
Dengan lembut Ayla membelai rambut Viola sayang seraya sesekali mengecup puncak kepalanya. Kemudian ia memilih duduk diranjang Vio tepat dihadapannya.
"Vio kok bisa luka gini sih .. sakit ya ini,, ??" dengan perlahan menyentuk perban yang membalut luka Viola.
"Kemarin Vio mau peluk mama kak, tapi malah didorong sampai kena tembok terus berdarah deh. Ini sakit banget kak Vio aja sampai nangis diam-diam.." adunya dengan mata berkaca-kaca, Ayla dengan segera memeluk mendekap tubuh mungilnya.
"Kenapa nggak bilang sama papa nak .. ada nenek sama kakek juga kan .. "
"Vio nggak mau bikin semuanya cemas ,, tapi kalo bilang kakak truz kakak cemas kan bisa bikin kakak nemenin Vio.. "
Semua mata memandang haru sikap Ayla yang sangat tulus pada Viola. Begitupun Viola yang selalu merasakan kerinduan pada Ayla walau baru sehari mereka tak bertemu.