Chereads / Kisah Ayla / Chapter 12 - 11

Chapter 12 - 11

Sudah hampir 1 minggu Viola dirawat dirumah sakit, dan selama itu pula Maura tak pernah menunjukkan batang hidungnya. Rizky tak begitu mempermasalahkan hal itu ia bahkan merasa senang jika Maura tak ada.

Hari ini adalah jadwal kepulangan Viola kerumah. Semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, Ayla yang rajin ikut membersihkan rumah untuk menyambut kepulangan Viola sedangkan Rizky, Arindra serta Mira sedang menjemput Viola dirumah sakit.

"Kenapa muka cucu nenek ditekuk aja sih dari tadi .. ??" gemas Mira yang sedari tadi memperhatikan raut wajah murung cucunya selama perjalanan.

"Kenapa nak ?? ada yang bikin Anak cantik papa kesel ??" tanyanya sekilas melirik Viola melalu spion depan, sedang Arindra menatap cucunya itu dengan senyum damainya.

"Vio kesel pah, bunda undah nggak sayang lagi sama Vio !!" kesalnya memanyunkan bibir serta melipat tangannya.

"Ky .. siapa lagi itu bunda ?? kamu ada berapa wanita sih .. !!" kesal Arindra memijat pangkal hidungnya.

"Enak aja papa ini kalo ngomong, gini-gini anak papa ini setia .. " tak terima saat Arindra mempertanyan jumlah wanitanya, yang jelas-jelas hanya Ayla seorang.

"Ya itu apa bunda ?? kemarin manggil Ayla mama terus sekarang bundaa.. siapa ??" tanya Arindra bingung, namun disaat dirinya kebingungan Viola segera membuka mulutnya.

"Kakek ,, calon bundanya Vio itu cuma satu nggak ada yang lain !! calon bundanya Vio cuma bunda Ayla .. yakan papa .. " tanyanya riang sambil berdiri memegang lengan Rizky yang sedang mengemudi.

"Anak pintar .. duduk yang manis ya ,, " mengusap puncak kepala Vio dengan sebelah tangannya.

"Kemarin mama kok sekarang bunda nak ??" tanya Mira sambil memberikan air putih untuk cucunya.

"Mama kan udah ada ,, nanti kalo Vio manggil bunda mama juga.. mama pasti bakal marah terus nyalahin bunda, Vio nggak mau itu .. " sendunya saat memori tentang kemarahan Maura melintas dipikirannya.

Semua terdiam saat melihat wajah sendu Viola, Mira segera membawa tubuh mungil itu untuk dipeluknya. Selama diperjalanan Vio hanya diam tak mengeluarkan sepatah katapun membuat Arindra menghela nafas kasarnya.

"Sayang Vio ,, kita udah sampai .. " seru Arindra saat membangunkan cucunya, dan tak lama Viola yang tertidur membuka matanya.

Mata mungil yang masih mengerjab tak sengaja melihat sosok yang ia harapkan, dengan segera ia turun dan berteriak memanggilnya.

"Bundaaaaaa .. " teriaknya turun dari mobil berlari menghampiri Ayla.

"Jangan lari sayang ,, nanti jatuh .. auhh " menangkap tubuh mungil yang menabraknya itu.

"Vio kira bunda nggak perduli lagi sama Vio .. " seru riang Vio dalam gendongan Ayla.

Ayla tak heran saat Vio memanggilnya bunda, karena sebelumnya ia juga keberatan saat dirinya dipanggil mama oleh gadia yang jelas adalah adiknya.

"Vio sini gendong papa .. " Rizky datang langsung merentangkan tangannya, namun Vio justru menyembunyikan wajahnya pada bahu Ayla.

Tanpa menunggu lama akhirnya Rizky segera menggendong tubuh Ayla yang sedang menggendong Viola.

"Astagaaaa !! turunin °!!" seru Ayla terkejut saat tiba-tiba tubuhnya melayang.

"Horeee .. horee ,, papa jagoan !!" seru girang Vio dalam gendongan Ayla berbanding terbalik ekspresi kesal Ayla.

Rizky serta Mira hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat kelakuan anak semata wayangnya yang sedang mengalami masa kasmaran.

Rizky segera menurunkan tubuh Ayla duduk diatas meja makan, kemudian mengambil Vio dan didudukan juga disamping Ayla.

"Sekarang bunda ratu sama tuan putri minum air putih dulu ya .. " menuangkan air putih dan memberikannya secara bergantian pada Ayla juga Viola.

"Papa raja juga harus minum ya tuan putri kan capek habis gending ratu juga putri.. " kekeh Ayla tak menyadari ucapannya.

Dengan senang hati Rizky mengambil gelas ditangan Ayla dan meminumnya. Bagai keluarga harmonis mereka meneguk segelas air bertiga, bahkan Arindra juga Mira merasa bahagian saat melihat wajah ceria anaknya yang tak pernah mereka lihat.

"Sekarang semuanya ayo makan .. bunda ratu udah masakin makanan enak buat kita semua.. " turun dari meja dibantu Rizky, kemudian mengajak semuanya untuk berkumpul dimeja makan.

Setelah semuanya selesai, Ayla segera berpamitan dengan semuanya tapi tidak dengan Rizky yang sedang membersihkan tubuhnya dikamarnya.

Dengan langkah gontai ia memsuki rumahnya, namun saat ia akan menutup pintu tiba-tiba saja Maura mendorongnya hingga terjatuh.

"Awww .. " pekiknya kesakitan saat telapak tangannya mengeluarkan darah.

"Bangun kamu!!" teriak Maura begitu marah.

"Ibu ,, .." tak sempat ia menerusakan ucapannya saat tangan Maura mendarat dipipi halusnya.

"Itu nggak sebanding dengan apa yang kamu lakukan kepada saya jalang !!" teriaknya memaki.

Bagai disambar petir, Ayla begitu terkejut saat ibunya sendiri .. ibu kandungnya memanggilnya dengan sebutan jalang!! Hatinya sakit, hatinya hancur bahkan air matanya mengalir begitu saja membasahi wajahnya.

"Jangan berlagak suci kamu !! saya tau kamu mengincar suami dan keluarga saya. Saya tau kamu pasti iri melihat kebahagiaan kami, iyakan !! karena kamu selama ini hanya dirawat oleh tua bangak Albert itu .. " makinya.

"STOPPP !! JANGAN PERNAH HINA PAMAN SAYA!! ANDA TIDAK TAU BAGAIMANA BELIAU MEMBESARKAN SAYA," tanpa sadar ia membentak ibunya sendiri dengan berurai air mata, hatinya sangat sakit saat seseorang dengan tega menghina pamannya yang baik hati.

"Berani sekali kau membentak ibumu anak kurang ajar !! plakk .. " dengan tega ia menampar Ayal, membuat sudut bibirnya terluka.

"Apa saya tidak salah dengar ?? anda mengaku sebagai ibu saya ?? Hhhhahaaha .. dimana anda saat saya kecil yang sedang sakit ., dimana anda saya saya yang masih kecil dibully dihina dan dicaci maki karena tak memiliki orang tua .. dimana!!! anda tau, hanya paman Albert yang menyayangi saya .. dia yang selalu menjaga dan mencintai saya, bukan anda yang sekarang mengaku sebagai ibu syaa !!!" Ayla meluapkan apa yang selama ini ia simpan, entah keberanian dari mana ia terus saja mengoceh dengan amukannya sedang Maura hanya terdiam mencerna semua ucapan anaknya.

"Kau .. kamu ,, kamu adalah kesalahan dalam hidup saya!! kehadiranmu menghancurkan kebahagian juga kebebasan saya!! kamu yang berumur satu bulan selalu menyusahkan saya dengan meminta asi dari saya ., Asal kamu tau baik saya ataupun dia tak ada satupun yang mengharapkan kehadiranmu!!" dengan kejamnya Maura mengucapkan kata-kata menyakitkan itu, lalu ia pun segera keluar dari rumah itu.

Tubuh Ayla luruh begitu saja bagai tak bertulang, tangisnya menjadi saat tubuh ibunya tak mampu ia pandang lagi. Sakit, itulah yang ia rasakan. Bukan sakit lantaran tamparan yang ia terima, namun sakit hati yang terlalu dalam yang digores sendiri oleh ibu kandungnya.

"Paman .. hikss ,, hikss .. paman Ayla lelah paman. Paman bawa Ayla pergi ,, tolong paman .. " tangisnya meraung-raung menyembunyikan dirinya dibalik pintu, rasa lelah juga putus asa begitu menyiksa batinnya.

Tangis pilu itu membuat seseorang berdiri sambil mengepalkan tangannya, kemudian ia pergi membawa kemarahannya menjauh dari rumah Ayla.