Didalam rumah Ayla hanya diam tak bersuara sedang Rizky tengah sibuk mengobati lutut Viola yang terluka sata terjatuh tadi.
"Bundaa .. " panggil Viola pada Ayla.
"Iya sayang .. kenapa ??" tanyanya lalu mendekati Viola dan menariknya kedalam pelukannya.
Tangan Rizky ingin merengkuh dua wanitanya itu, namun dengan sekali gerak ditepis perlahan oleh Ayla membuat Rizky mengerutkan alisnya.
"Sayang, Viola tadi katanya ngantuk?? bobok dulu ya dikamar bunda .. " tunjuk Rizky pada kamar didepannya. Dan dengan patuh Viola meninggalkan kedua memasuki kamar tanpa bertanya apapun.
"Ada apa ???" tanya Rizky yang mencoba mendekati Ayla, namun justru Ayla menjauh darinya.
"Jangan menghindar, bicara !!" tegasnya mencengkeram lengan Ayla.
"Akhhh .. " pekiknya saat Rizky menyentuh lengannya.
Rizky yang melihat raut kesakitan dari Ayla segera menyibak lengan baju milik Ayla walau terus mendapat perlawanan dari Ayla.
"Diam .." serunya menekan nada bicaranya.
Matanya melotot saat melihat lengan Ayla terdapat luka memar seperti bekas cengkrama, padahal ia tak sekeras itu saat mencengkeram lengannya barusan.
"Siapa yang ngelakuin ini ???" tanyanya menyelidik menatap wajah Ayla dihadapannya.
"Bukan siapa-siapa .. " Ayla yang tak ingin menjelaskan segera menarik tangannya dan menutupi lagi lengannya.
Namun Rizky tak memperdulikan hal itu, kini ia hanya ingin tahu apa yang terjadi pada wanitanya hingga memiliki luka memar dilengannya.
Saat mematanya terus menatap wajah canti milik Ayla, tanpa sadar ia melihat luka kecil yang terdapat di sudut bibir milik wanitanya. Namun saat hendak menyentuhnya, lagi-lagi Ayla menapiknya bahkan kini dengan kasar.
"Kenapa ??? kenapa anda menceraikan ibu saya !!" tanyanya berlinang air mata, namun tak ingin menatap mata elang milik Rizky.
"Itu bukan urusan yang harus kamu fikirkan.."
"Bukan urusan yang harus saya fikirkan katamu!! dia ibuku , bagaimanapun dia ibu yang melahirkanku dan kamu bilang ini bukan urusanku !!" marahnya menatap tajam Rizky dengan berderai air mata.
"Kumohon jangan menangis.. " hati Rizky selalu sakit saat melihat Ayla menangis, entah apa yang ia rasakan saat ini terhadap wanita cantik didepannya.
"Jangan menyentuhku ..!!" menepis kasar tangan Rizky dengan menekan suaranya agar tak berteriak membangunkan Viola.
"Oke .. oke aku nggak megang kamu .." mengangkat kedua tangannya.
Ayla saat ini begitu merasa terpuruk dengan keadaan hidupnya, ia merasa menjadi sampah yang tak pernah diinginkan oleh kedua orang tuanya.
Air matanya terus mengalir, rasa sakit hati yang tak bisa ia bagi hanya ia simpan sendiri membuat suara tangisnya begitu pilu terdengar oleh telinga.
Tangis itu terus menjadi bahkan sangat menyayat hati Rizky yang saat ini mendengarnya tanpa bisa menenangkannya. Hancur sungguh hatinya melihat wanitanya begitu terluka terdengar dari tangis.
"Kenapa .. kenapa kamu ceraikan ibuku .. " begitulah tanyanya yang terucap disela-sela tangisnya.
"Lihatlah ini .. " Rizky sadar apapun yang diucapkannga tak akan membenarkan dirinya dimata Ayla, ia lebih memilih menunjukkan bukti perselingkuhan Maura dari pada harus berkilah dengan katanya.
Tangannya bergetar meraih ponsel diatas meja, matanya kembali mengalirkan lahar panas saat menatap apa yang diperlihatkan didalam ponsel itu.
Foto-foto Maura ibu kandungnya saat berhubungan dengan seorang pria disebuah kamar. Bahkan dengan keadaan sadar wajah wanita yang dihormatinya itu tertawa bahagia dipangkuan laki-laki yang bukan suaminya tanpa sehelai benangpun ia gunakan.
Sakit sungguh hatinya melihat kenyataan dihadapannya saat ini, tangis pilu itu terdengar kembali ditelingan Rizky membuatnya memejamkan matanya.
Dengan sekali tarik, tubuh Ayla kini ia rengkuh dengan erta. Tangis itu begitu pilu terdengar membuat Rizky memejamkan matanya menahan rasa sakitnya. Berkali-kali ia kecup kepala Ayla dengan begitu sayang, membuat Ayla mengeratkan pelukannya dan menumpahkan semua kekecewaanya pada Rizky.
-------------------
Satyo yang saat ini sudah mengantongi identitas Rizky beserta keluarga besarnya sedikit merasa lega karena orang yang mencintai adiknya itu adalah laki-laki yang bisa dipercaya.
Satyo Widarma adalah anak seorang pembisnis sukses yang saat ini tinggal di Belanda, Burhan Widarma. Burhan sendiri adalah teman semasa sekolah Albert, ia juga yang membantu Albert membesarkan Ayla kecil sewaktu dulu.
Begitu iba saat dirinya melihat betapa keras Albert berjuang membesarakan Ayla saat itu. Albert yang hidup seorang diri tanpa keluarganya bekerja keras menafkahi dirinya juga Ayla.
Bahkan sebelum bertemu dengannya, Albert selalu mengajak serta Ayla kecil untuk ikut berkeja dengannya. Ayla kecil selalu diam tak pernah rewel saat ikut pamannya bekerja, hingga suatu ketika Albert harus berhenti bekerja karena PHK.
Terbentur kebutuhan hidup juga susu untuk Ayla kecil, akhirnya Albert membuka sebuah usaha masakan kecil-kecilan didepan rumahnya. Dan semangat itulah yang membuat Burhan membantu Albert walaupun sempat ditolaknya.
"Haloo dad ,, " sapa Satyo dibalik telponnya.
"Bagaimana adikmu ??" tanyanya.
"Dad tenang saja, disini ada laki-laki yang selalu melindungi adik.." jawabnya, lalu ia juga menceritakan semuanya kepada daddynya tanpa terkecuali.
"Awasi adikmu, jaga dia jangan sampai dia terluka .." perintahnya.
"Iya dad .."
"Setelah urusan dad selesai, dad akan balik ke Indonesia menemuimu juga adiku. Sampai saat itu tiba, jagan adiku.."
"Tanpa dad minta Satyo akan menjaganya.."
Setelah mengakhiri panggilannya ia kembali fokus pada laptop yang terdapat semua informasi mengenai Ayla selama dirinya tak ada.
Matanya berkaca-kaca saat dengan perlahan membaca kejadian demi kejadian yang dialami adik yang disayanginya itu.
"Kakak janji akan menebus setiap tetes air mata itu dik,, " janjinya mengingat lucunya Ayla sewaktu kecil.
Ayla kecil adalah Ayla yang selalu mengikuti kemanapun Satyo pergi. Bahkan dulu Ayla kecil yang berumur 5 tahun akan menangis jika ditinggal sendiri oleh Satyo yang sudah SMA.
"Kakak janji akan mengembalikan senyum itu, paman Albert, Satyo dengan dad janji akan menjaga adik Ayla menggantikan paman.." tanpa terasa air matanya menetes saat mengucap janjinya itu.
Didalam kamar itu tersimpan rapi semua kenangannya dengan Ayla semenjak dulu. Bahkan dengan rapi terjajar setiap poto milik Ayla dari kecil hingga beranjak besar lulus Sd, dan saat kelulusan itulah mereka harus berpisah.
"Kakak akan membawamu tinggal disini, dan ini akan menjadi kamarmu dek.." ucapnya mengambil sebuah bingkai yang mempelihatkan tawa dirinya saat menggendong Ayla yang menangis.
Tokk .. tokk ,,
"Masuk .. " serunya sambil meletakkan kembali bingkai foto ketempatnya.
"Maaf tuan muda, ada laki-laki mencari anda .." ucap salah seorang maid dirumahnya.
"Dimana dia .." tanyanya tanpa berbalik.
"Diruang tamu depan tuan muda .."
"Baiklah .. "
Maid itupun segera pergi setelah menyampaikan informasi untuk tuannya. Satyo dikenal dengan sifat dinginnya namun juga dengan wajah ketus yang dimilikinya yang mampu membuat banyak wanita menggilainya.
Menuruni anak tangga dengan gaya coolnya membuat Satyo tampak berwibawa, terlebih ia tak pernah menampakkan senyumnya selama ia menginjakkan kakinya di Indonesia.
"Apa yang kalian dapat .. " tanyanya pada kedua laki-laki yang kini duduk dihadapannya.
"Ini tuan .. " menyerahkan sebuah amplop coklat yang diletakkannya diatas meja kaca.
Raut wajahnya memerah saat membuka amplop coklat dari anak buahnya, tangannya mengepal keduanya meremas amplop hingga tak berbentuk.
"Brengsekkk !!!" teriaknya.