Chereads / Kisah Ayla / Chapter 19 - 18

Chapter 19 - 18

Esok pagi mentari dengan cerah menyinari bumi memantulkan kehangatnnya. Ayla yang sedang bersiap kerja kini melihat pantulan dirinya lewat cermin.

"Apa aku harus resign dari sana? tapi ak butuh kerja biar bisa kuliah.. " dalam dilema Ayla tengah bertarung dengan hatinya, satu sisi ia sangat membutuhkan pekerjaannya namun ia juga takut jika harus bertemu kembali dengan ayah kandungnya.

"Nggak!! gue harus bertahan, gue bisa menghindari ayah .. " tekatnya.

Kakinya kini tengah melangkah menuju perusahaan tempatnya bekerja, namun ketika langkahnya tiba didepan gedung perusahaan tiba-tiba saja tubuhnya bergetar ketakutan.

"Loe bisa Ayla.. loe harus bisa, harus kuat!!" dengan penuh semangat dan percaya diri ia melangkah masuk menuju ruangannya.

Pembagian tugas untuk semua office girls telah selesai, Ayla beserta ketiga temannya bertugas membersihkan taman belakang kantor.

"Mbak tamannya luas banget ya.." kagum Ayla menatap sekeliling taman.

"Iya La, tamannya kan kita rawat jadinya bagus gini "

"Yaudah kalo gitu kita berdua nyapu halaman terus kamu potong-potong rumput yang udah tinggi ya.." timbal lainnya.

"Siap mbak nanti aku potong sampai rapi.. "

Dengan tenang ketiga office girls itu mulai membersihkan taman belakang sesuai tugas masing-masing.

Namun dering ponsel Ayla tiba-tiba saja berbunyi dan tertulis nama om kutub dilayar ponselnya. Dengan segera Ayla menganggkat sambungan telponnya.

📞 "Halo om .. kenapa ?"

📞"Ay dengerin saya baik-baik ya, .."

📞"Apa ????" ketusnya.

📞"Dengerin dulu, main potong aja deh.. kebiasaan."

📞"Iya maaf, emang mau ngomong apa??" serunya sambil terus memorong rerumputan.

📞"Siang ini saya harus pergi keluar negeri untuk perjalanan bisnis.. "

📞"Kenapa mendadak om???" kagetnya melepaskan pisau rumput yang dibawanya.

📞"Mendadak ini dan harus aku sendiri yang berangkat.."

📞"Emang nggak ada orangkah dikantor??"

📞"Aku pasti bakal kangen sama kamu Ay, yaudah ak mau take off dulu ya .. "

📞"Lah.. udah si bandara aja om?? yaudah deh hati-hati ya om.."

📞"Iya sayang .. " memanggilnya dengan mesra.

Setelah percakapan singkat itu terlihat Ayla mulai murung dan tak banyak bicara seperti biasanya.

"La,, udah belum motongnya.. ??"

"Oh, udah mbak.. udah, nanti aku bawa sampahnya kesana aja.."

"Beneran ya, maaf repotin kamu ya dek.."

"Gapapa mbak.. " ramahnya.

______________________________

Hari menjelang siang dan terlihat beberapa karyawan sedang berjalan menuju kantin untuk makan siang.

"Mau makan dimana kita.." tanya salah seorang OG (office girls)

"Kantin aja gimana ??" timpal lainnya.

"Janganlah, kantin jam segini lagi rame-ramenya. Makan enggak disuruh-suruh iya.." timpal salah seorang OB.

"Yaudah gimana kalo makan diwarung padang depan aja ??" usul Ayla.

"Boleh.. boleh tuh,,"

Akhirnya beberapa dari mereka mulai berjalan keluar gedung menuju sebrang jalan. Namun ditengah jalan tiba-tiba Ayla melihat seorang anak kecil sedang bermain boneka dipinggir jalan.

Tanpa diduga ada sebuah motor yang bergerak menuju kearah anak itu sambil bermain ponsel. Ayla terbelalak matanya saat melihat itu, dan berlari kearah sang anak.

"Adekkkk .. " teriaknya sambil berlari.

Dengan sekali tarik Ayla berhasil menarik dan mendekap tubuh sang anak hingga tubuh mereka terjatuh tepat diatas trotoar.

"Awww.. " pekik Ayla saat tubuhnya tergores oleh panasnya trotoar.

"Sayang kamu gpp kan ??" dengan teliti Ayla memeriksa tubuh sang anak.

"Aku gpp tante, tapi tante berdarah.." serunya dengan polos menunjuk siku Ayla yang sudah mengalir darah segar.

"Aylaaa.. astaga Ayla loe gpp kan.." seru teman-temannya.

"Gpp kok, "

"Adek, dimana orang tuanya??" tanya salah seorang OG.

"Gak tau juga dimana mereka tante,"

"Gimana kalo kita makan dulu aja nanti habis itu kita bantu cari orang tua anak ini.. " usul mereka.

Lalu mereka pada akhirnya membawa sang anak untuk ikut makan siang bersama diwarung padang. Sambil makan Ayla terus menyuapi makan anak tersebut.

Tiba-tiba saja dari arah depan terlihat Widuri masuk dan berjalan kearah Ayla. Dengan sekali tarik kini tubuh sang anak kecil sudah berada di dekapan Widuri.

Plakkkk ..

Satu tamparan tepat menekan pipi Ayla hingga memerah. Semua terkejut bahkan beberapa dari mereka memelototkan matanya karena kesal.

"Berani sekali kamu menculik anakku!!" bentaknya marah.

"Anak ibu ??" heran Ayla.

"Jangan pura-pura kamu! Gara-gara kamu gak berhasil godain suami saya sekarang kamu mau balas ke anak saya!!" tuduhnya mentah-mentah.

"Ibu salah paham, Ayla justru udah menyelamatkan anak ibu.."

"Diam kalian semua,! oranf rendahan seperti kalian nggak pantas berbicara dengan saya ini!!" sombongnya.

"Ingat ini jalang!! jangan coba-coba merusak rumah tangga saya atau saya rusak kehidupanmu!!" ancamnya menunjuk bahu Ayla dengan jijik.

"Asal ibu tau, saya tidak pernah berniat untuk menggoda suami ibu apalagi menculik anak ibu. Bahkan saya nggak pernah tau kalau anak ini anak ibu.. "

"Mana ada jalang ngaku kalo dia jalang, nanti yang ada dia malu lagi.. " dengan sangat angkuh Widuri merendahkan Ayla lalu menarik anaknya pergi meninggalkan warung makan tersebut.

Selepas kepergian Widuri juga anaknya, semuanya terlihat melepas nafas lega mereka. Bahkan sebagian dari mereka dengan terang-terangan menjelek-jelekkan Widuri.

"Gila istri si bos bener-bener minus banget kelakuannya.. "

"Iya, kagak ada terima kasih terima kasihnya apa .."

"Untung tadi anaknya ditolongin sama Ayla, eh datang-datang main gampar pipi orang aja .."

"Sakit nggal La??"

"Ditaruh dimana otak loe!! jelas sakitlah orang digampar noh sampe merah pipi si Ayla.."

Semua orang riuh mengungkap kekesalan mereka masing-masing sedang Ayla hanya diam memperhatian mereka dengan senyum merekah menghias wajahnya.

Jam makan siang usai dan kini semua sudah kembali pada tugas masing-masing. Ayla kini tengah berada diruang staff keuangan sebab mereka memanggilnya.

"Tolong ya La .. " pinta seseorang.

"Iya mbak, coffee nya yang latte kan terus sama cappucino sama orange jus.." ulang Ayla pada pesanan mereka.

"Iya bener.."

Lalu dengan riang Ayla berjalan keluar gedung menuju coffee shop penjual minuman. Ayla yang ramah selalu menegur sapa siapapun yang dilewatingnya.

Namun ketika hendak menyebrang jalan tina-tiba sebuah klakson mobil mengejutkannya hingga membuatnya berjongkok.

"Sorry .. " serunya santai berdiri tepat dihadapan Ayla yang sedang menutup telingan juga matanya.

"Sorry ?? mas bilang sorry???" ketus Ayla kesal melihat wajah santai orang yang mengejutkannya.

"Hmm .. "

"Wahh .. wahh, bener-bener gak ada akhlak nih orang.," berkacak pinggang didepannya.

Lalu tanpa diduga orang itu mengulurkan tangannya mengacak-acak puncak kepala Ayla. Tubuhnya membeku mengingat rasa yang dirasanya saat ini, dan tanpa ia sadar mulutnya bergumam menyebut satu nama.

"Mas Satyo.. " lirihnya bergumam namun masih sanggup untuk didengar.

"Ia dek .. "

Mata Ayla menatap terkejut pada sosok laki-laki didepannya saat merespon panggilan itu. Tangannya dengan gemetar mencoba meraih sisi wajah laki-laki tersebut.

Dengan penuh sayang Satyo menarik tangan Ayla yang terulur dan mendekapnya. Dengan penuh haru dikecupnya pelipis Ayla dengan sayang.

"Mas Satya.. ini mas .." tanyanya menahan tangisnya.

"Iya, ini mas dek. Mas pulang .."

Dengan penuh rindu Ayla memeluk erat tubuh Satyo, air matanya kini tumbah membasahi kemeja yang digunakan Satyo saat ini.

"Mas .. mas pulangnya kok baru sekarang .." tangisnya.

"Maafin maa ya dek, "

"Paman mas .. paman,"

"Usst .. ussst mas udah tau, udah nggak usah dibahas ya.. "

Mereka saling melepas rindu satu sama lain, bahkan mereka melupakan dimana mereka saat ini berpelukan.