Chereads / Kisah Ayla / Chapter 14 - 13

Chapter 14 - 13

Hampir 2 minggu lamanya Viola tak bertemu dengan Ayla yang sedang menjalankan ujian kelulusannya. Hampir setiap hari Rizky mendengar rengekan putrinya untuk bertemu Ayla namun setiap kali itu ia juga selalu memberikan pengertiannya.

"Pah .. " panggil Viola saat sedang sarapan berdua bersama Rizky.

"Kenapa nak ??" menatap lembut mata mungil yang menatapnya juga.

"Mama udah nggak pulang kesini lagi ya pah ??" tanyanya ragu. Viola takut jika ia membuat Rizky marah dengan pertanyaannya itu.

"Vio kangen mama ??" tanya lembut Rizky membelai rambut Viola.

"Iya pah, " menundukkan kepalanya.

"Besok kita ketemu mama ya nak, sekarang Vio siap-siap papa antar sekolah .." tersenyum manis menatap anak gadisnya yang tengah melahap roti isinya.

__

Disekolah, sudah hampir 2 minggu ini Ayla disibukkan dengan persiapan ujian kelulusannya dan hari ini adalah hari terakhir ia melaksanakan ujian kelulusan.

Tanpa Rizky tau Ayla sudah mendapatkan perkerjaan part time nya. Hari ini setelah melaksanakan ujian Ayla bergegas menuju perusahaan tempatnya bekerja. Diterima sebagai office girls membuat Ayla mendapat banyak tugas yang membuatnya kelelahan dihari pertamannya bekerja.

"Hufft .. capeknya," menyeka keringat didahinya sambil mendudukan dirinya diruang pantry.

"Capek ya dek .. ??" tanya salah seorang karyawan office girls padanya.

"Iya mbak .. " malu-malunya menjawab pertanyaannya.

"Memang gini dek kerjaan OG, suruh ini suruh itu bersihin ini bersihin itu. Tapi tenang aja kita sesama OG baik-baik kok .." serunya sambil mengambil air didispenser pantry.

"Iya mbak, saya akan bekerja keras biar membersihkan kantor ini .. hhahhshehehe .." tawa keduanya sambil meneguk minuman masing-masing.

Tepat pukul 17.00 semua karyawan berhamburan meninggalkan kantor. Kini giliran Ayla bersama keenam karyawan lainnya untuk membersihkan kantor saat sepi.

"Ayla, kamu nanti pergi bersihin lantai paling atasnya tempatnya si bos.. "

"Siap mbak, nanti sendiri apa sama siapa ??"

"Sama si Tono. Nanti kamu yang bersihin ruangan biar si Tono toiletnya.."

"Siap mbak .."

Tak ada yang tahu kalau saat itu diruangannya masih berdiri Aren memandang luar kantornya sambil melipat tangannya. Matanya terkejut saat menatap mata seorang gadis yang baru saja memasuki ruangannya.

"Kamu !!" seru Aren terkejut.

"Maaf pak, saya tidak tahu kalau masih ada bapak disini .. sa, saya hanya mau membersihkan ruangan.." cicitnya menundukkan wajahnya. Ayla tak sempat menatap wajah bos nya yang sekarang terkejut dengan kehadirannya.

"Keluar !! bersihkan tempat lain saja.. " serunya dingin mengusir Ayla keluar dari ruangannya.

"Baik pak, saya permisi.." Ayla segera berlari menghampiri Tono yang tengah membersihkan toilet.

Setelah kepergian Ayla, Aren segera menghubungi karyawan bagian HRD diperusahaanya.

("Halo .. ")

("_______")

("Kirimkan data karyawan baru diperusahaan..")

("____")

Tak lama setelah Aren menutup telponnya, sebuah pesan email masuk di laptopnya. Dengan rasa penasaran dibukanya file yang berisi semua data karywan baru.

"Ini dia .. " serunya saat menemukan file bertulis OG.

Matanya terkejut saat dengan teliti dibacanya bio milik Ayla. Tangannya gemetar mengingat siapa Ayla, bahkan wajahnya seketika memucat mengetahui siapa Ayla.

"Nggak .. nggak mungkin!!" tolaknya dengan fakta dihadapannya.

"Nggak mungkin dia anak gue!!" gebraknya pada meja kerjanya. Dengan amarahnya ia keluar dari ruangannya mencari keberadaan Ayla.

"Ikut saya !!" saat melihat Ayla tengah membersihkan koridoor Aren menarik lengan Ayla, meyeretnya dengan kasar masuk kedalam ruangannya.

"Bapak mau apa !!" tanya Ayla yang sudah ketakutan dengan pemikiran buruknya.

"Kenapa bisa kamu sampai kesini ?? apa Albert yang menyuruhmu kesini !!" tanyanya sinis menatap Ayla yang masih menunduk.

Mendengar nama pamannya disebut membuat Ayla mengangkat wajah menatap bosnya itu. Tatapan mata bertanya dari Ayla membuat Aren mengerutkan dahinya.

"Darimana anda mengenal paman saya pak .??" tanya Ayla heran.

"Jangan berpura-pura Ayla!! pasti Albert brengsek itu yang menyuruhmu kesini mencariku!!!" bentaknya mengejutkan Ayla.

"Jangan pernah hina paman saya pak!! Bapak boleh menghina saya tapi tidak dengan paman saya!!" balasnya menatap tajam mata Aren dihadapannya.

"Apa sekarang kalian kehabisan uang hingga ia memintamu menemuiku??" tanyanya penuh selidik. Dengan kasar ia juga mencengkeram pipi Ayla.

"Siapa anda berani mengkritik paman saya !!" balasnya menepis kasar tangan Aren diwajahnya.

"Aku Aren Wasongko!!" serunya dingin saat menyuarakan namanya.

Jantung Ayla berdetak lebih cepat, wajahnya seketika memucat saat tahu siapa laki-laki dihadapannya itu. Dengan sendirinya kakinya memundurkan langkahnya membuat Aren kesal menerima respon dari Ayla.

"Kenapa kaget gitu ?? bukannya kamu udah tau siapa aku ..??" memanjukan langkahnya membuat Ayla mudur dan tersudut.

"Kalau saya tau pemilik perusahaan ini adalah seorang pengecut saya tidak akan sudi menginjakkan kaki saya !!" serunya menatap tajam mata Aren yang sudah terbakar emosi.

Plakkkk ..

Aren yang sudah berselimut emosi menampar Ayla dengan keras. Mata merah karena emosi itu menatap tajam Ayla, tangan kekar itu kembali mencengkeram rahang pipi Ayla dengan keras.

"Katakan sekali lagi apa yang barusan kamu bilang !!" menekan ucapannya.

"Kalau saya tau pemilik perusahaan ini adalah anda, laki-laki pengecut yang tega membuang anak kandungnya sendiri demi kehidupan yang dianggapnya nyaman saya tidak akan sudi .." ucapannya barusan terhenti saat satu tamparan kembali mendarat dipipi Ayla, membuat sudut bibirnya kembali terluka.

"Awww .. " pekik Ayla kesakitan saat tubuhnya ikut terjatuh.

Tono yang kebetulan melintas tanpa sengaja melihat adegan itu karena pintu ruangan Aren tak tertutup. Saat Aren akan kembali melayangkan tamparannya Tono dengan sigap masuk melerainya.

"Ada apa ini pak, kenapa bapak memukulnya .." tanyanya takut-takut sambil membantu Ayla berdiri.

"Keluar kalian berdua!!" teriaknya marah mangusir keduanya.

Dengan segera Tono membantu Ayla meninggalkan ruangan bosnya itu. Tubuh Ayla yang bergetar ketakutan didudukan dikursi pantry membuat beberapa orang office girls yang belum pulang menghampirinya.

"Kenapa dek ?? kok luka gini ??"

"Siapa yang mukul kamu dek ?? tega banget sih .. "

"Sakit ya dek ?"

Itulah pertanyaan yang dilontarkan sesama OG saat melihatnya yang terluka. Tono yang baru datang membawa peralatan p3k segera mendekati gerombolan itu.

"Bisa nggak obatin sendiri ??" tanya Tono menyerahkan kotak p3k itu.

"Bisa, makasih mas Tono.."

"Ton.. siapa yang mukul Ayla ??"

"Pak Aren .. "

Mata mereka terkejut mendengar jawaban Tono barusan. Mereka tak pernah bertatap muka langsung dengan bosnya itu, yang mereka tahu adalah bosnya itu memiliki tempramen tinggi yang kadang menyeramkan bagi karyawannya.

"Tapi La, tadi waktu aku lihat wajah kamu sama pak Aren mirip banget loh .. " seru Tono membuatnya mendapat tatapan penasaran dari semuanya.

"Mana ada mas, saya hanya office girls dan dia bosnya.. mirip dari mananya juga .." sahutnya merendahkan diri.

"Jangan gitu dek .. orang kamu cantik gini kok ,,"

"Makasih mbak .. "

"Yaudah kalo gitu yuk kita pulang aja, lagian udah selesai juga kerjanya.."

"Yuk, aku beresin ini dulu ya .." seru Tono membereskan kotak obat.

Dengan tatapan sendu Ayla meninggalkan kantor bersama rekan kerjanya, tanpa ia tahu ada mata tajam yang sedang menatapnya dengan amarah.