Chereads / Kisah Ayla / Chapter 10 - 09

Chapter 10 - 09

Ayla yang sedang membereskan rumahnya tiba-tiba saja teringat dengan Viola. Rasanya hatinya begitu cemas kala mengingat wajah Viola, namun ia tak tahu mengapa.

"Viola .. ada apa ya sama dia,, ??" memegang dadanya yang bergemuruh.

"Semoga tidak ada apa-apa. Mungkin aku hanya rindu saja dengan dia ,, " ucapnya meyakinkan diri.

Namun saat ia akan kembali membereskan rumahnya, tiba-tiba saja pintu rumahnya diketuk oleh seseorang.

"Permisii .. "

"Iya sebentar ,, "

Saat Ayla membukakan pintu, betapa ia terkejut saat didepannya adalah Adityo temannya.

"Loe ?? ngapain kesini ??"

"Tamu nih gue ,, masa nggak disuruh masuk .. "

"Yaudah ,, masuk gih "

"Dih ,, nggak ikhlas banget sih .. " mengikuti langkah Ayla masuk.

Duduk saling berhadapan, Tyo hanya diam menatap Ayla dihadapannya. Sedangkan Ayla merasa risih dengan pandangan Tyo terhadapnya, akhirnya ia pun bertanya.

"Loe kesini cuma mau ngeliatin gue aja ??" tanyanya cuek.

"Kalo emang iya kenapa ?? nggak boleh ??" candanya.

Namun saat ia memutar matanya menatap sekeliling, pintu kamar Ayla yang terbuka membuat Tyo merasa penasaran. Dengan lancangnya ia masuk kedalam kamar walau Ayla sudah menegurnya .

"Loe nggak ada sopan santunnya ya!! keluar nggak dari sini .. " kesalnya mengusir Tyo.

"Gue cuma mau lihat-lihat aja.. kamar loe nyaman ya ,, "

"Keluar nggak!! " mendorong tubuh Tyo keluar.

"Hhahahaha .. "

Namun langkahnya terhenti saat dilihatnya ada sebuah jas laki-laki tergantung dibelakang pintu kamar Ayla,, bahkan ada sebuah sepatu laki-laki juga disudut kamarnya serta ranjang Ayla yang berantakan.

"Apa ada yang habis menginap disini ..??" tanyanya penuh penekanan.

Ayla yang fokus mendorong tubuh Tyo tak memperhatikan kondisi kamarnya, namun pertanyaan dari Tyo menghentikan gerakannya. Dipandanginya apa yang sedang dipandang oleh Tyo, seketika ia terkejut teringat dengan apa yang barusan terjadi.

"Nggak ada! udah keluar sana .. "

"Lalu itu jas dan sepatu milik siapa ??" tanyanya membalik tubuh menatap Ayla.

"Calon suami gue !! puas loe!!" ketusnya menjawab.

Tyo hanya diam mematung tanpa ekspresi, kedua mata mereka saling menatap satu sama lain hingga akhirnya Tyo memilih untuk pergi dari rumah Ayla.

"Apa yang gue omongin sih !! calon suami dari hongkong!! dia bapak tiri gue bego .. " memukul mukul kepalanya.

Tanpa ia sadari, ada seorang anak buah Rizky yang sedang memata-matai rumahnya. Semua gerak gerik Ayla ia laporkan kepada Rizky, termasuk kedatangan Tyo tadi dirumahnya.

*****

Sambil menjaga putri kecilnya, Rizky terus menatap ponsel dengan raut dinginnya. Rasanya tubuhnya terbakar saat mendapat laporan dari anak buahnya ,, hatinya seperti dicabik-cabik mengingatnya.

"Mah pah .. aku titip Viola sebentar ya.. "

"Mau kemana kamu?"

"Sebentar aja pah,, Rizky bakal langsung balik kalo udah selesai.. "

"Yaudah nak, hati-hati. Biar mama sama papa yang jaga .. "

Setelah mendapat ijin dari kedua orang tuanya, Rizky melajukan mobilnya kerumah Ayla walaupun sudah malam. Tepat saat ia tipa didepan rumah, terlihat anak buahnya masih setia mengintai dari atas pohon tepat disamping rumah Ayla.

"Bos .. " segera menghampiri Rizky.

"Bagaimana .. ?"

"Nona muda masih didalam bos .. tapi laki-laki yang tadi siang sempat kesini .. " ucapny yang terpotong oleh sergahan Rizky.

"Apa mereka bertemu lagi !!"

"Tidak bos .. laki-laki itu hanya melihat dari dalam mobil saja .. "

"Bagus .. pergilah makan selagi saya ada didalam .. " memberikan beberapa lembar uang.

Setelah memberikan beberapa lembar uang kepada anak buahnya, Rizky masuk kedalam rumah tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dilihatnya Ayla tengah melamun sendirian diatas mejanya.

"Kenapa nggak dimakan ??" serunya mengagetkan Ayla.

"Ngapain kesini lagi .. " tanyanya sedikit ketus.

"Tentu saja melihat keadaanmu sayang .. " membelai rambut Ayla.

Ayla yang mendapat belaian dirambutnya hanya menatap sinis Rizky dihadapannya itu. Sadar akan tatapan yang diberikan Ayla, Rizky buru-buru menyingkirkan tangannya. Berlagak seolah tanganya sedang mengambil kotoran dari rambut Ayla.

"Kenapa melamun ?? belum makan malam,, udah jam berapa ini .. " ucapny kesal namun sangat perhatian.

"Nggak nafsu makan.. "

"Kenapa ?? apa ada yang mengganggu pikiranmu ??" menopang dagu sambil menatap wajah Ayla.

"Aku tiba-tiba aja tadi kepikiran Viola,, sampe sekarang aku masih kepikiran terus .. " sendunya.

Rizky terkejut dengan penuturan Ayla barusan, ia merasa bahwa anaknya itu memiliki ikatan batin dengan Ayla walau bukan ibu dan anak.

"Memangnya ada apa dengan Viola ??" tanyanya pura-pura.

"Ya mana aku tahu,, kan kamu ayahnya .. malah nanya ke aku !! pokoknya tadi tiba-tiba jantung aku detaknya kenceng trz aku khawatir sama Viola..!" ucapnya ketus sembari melipat tangannya.

Rizky begitu gemas melihat ekspresi yang ditunjukkan Ayla saat dirinya kesal. Hal itu menjadi candu sendiri untuk dirinya, sehari saja tak menatap wajah kesal Ayla.. bagi Rizky ada yang kurang dari harinya.

"Ngapain ketawa .. gila ya!!"

"Enggak ,, aku kesini cuma mau ngasih tau kamu aja.."

"Ngasih tau apa,, cepetan!!"

"Viola masuk rumah sakit tadi .. "

"Apa !! kok bisa sih , , terus keadaannya gimana sekarang .. ?? aku harus lihat sendiri kondisinya.. !!" buru-buru berdiri masuk kedalam kamarnya.

Rizky sangatlah gemas dengan semua tingkah Ayla, ia pun mengikuti Ayla masuk kedalam kamar sambil terus tertawa cekikikan.

"Mau ngapain ??" tanyanya saat melihat Rizky akan masuk kekamarnya.

"Kamu mau kemana ?? makan dulu .. "

"Nanti aja .. aku mau lihat Viola . "

"Nggak ya !! makan dulu.. " mencekal tangan Ayla.

"Apasih ,, mana bisa aku makan sebelum lihat kondisi Viola .. lepasin!!" menghempas tangan Rizky.

Keluar dari pintu diikuti Rizky, Ayla masuk begitu saja kedalam mobil tanpa menunggu dipersilahkan. Heran, Rizky hanya diam mematung disamping mobilnya.

"Mau berdiri apa mau masuk!! aku bawa sendiri nih mobilnya .. "

"Iyaa .. iya , bawel banget deh .. " serunya sambil berjalan.

****

Maura yang tengah terkapan diatas ranjangnya perlahan mulai sadar dari mabuknya. Sembari memegangi kepalanya, ia berusaha untuk turun dari ranjangnya.

"Aahhh .. kepalaku sakit sekali .." menggosok-gosok kepalanya.

Karena haus akhirnya ia turun dari ranjangnya, perlahan menuruni anak tangga sambil masih memegangi kepalanya yang pusing.

"Kenapa sepi sekali sih rumahnya .. ??" herannya saat melintasi ruang keluarga dirumahnya.

Namun saat akan menuju dapur tanpa sengaja ia menginjak bekas darah Viola yang masih tersisa dilantai.

"Astaga!! darah! darah siapa ini .. " celingukan mencari seseorang.

"Apa yang sebenarnya terjadi .. aduh!! kepala pakek pusing banget lagi .. " gerutunya.

Namun tiba-tiba saja ingatan saat ia mendorong tubuh Viola terlintas. Kaget, takut bercampur jadi satu. Dengan segera ia mencoba menghubungi Rizky, Amira bahkan Eki. Ia tak punya nyali untuk menghubungi Arindra, karena ia tahu bagaimana bencinya Arindra padanya.

"Sialan!! mereka sekua memblok nomor gue !! brengsek!!"

"Gue harus cari tahu dimana Viola dirawat,, jangan sampe mereka menganggap gue sebagai ibu yang nggak bertanggung jawab!!"

Berbekal ponsel serta mobil, Maura keluar dari rumah mencari Viola. Satu persatu rumah sakit ia hubungi, namun tak ada satupun yang mengetahui keberadaan Viola.

"Cuma disana gue belum nyari! Sebaiknya gue langsung aja kesana.. " menekan gas mobilnya hingga melaju dengan kencang.