Chereads / Keajaiban untuk Hati / Chapter 1 - Prolog

Keajaiban untuk Hati

🇮🇩Olla_Song
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 195.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Takdir...

Takdir adalah sepaket ketetapan dengan beberapa perubahan yang harus diusahakan, sebagian ditetapkan jauh sebelum manusia lahir, untuk menguji manusia.

Jalan hidup setiap orang mungkin berbeda, tetapi terdapat beberapa kesamaan; kesedihan menjadi kebahagiaan, deraian air mata berakhir dengan senyuman, rasa benci yang melewati batas berubah menjadi cinta, atau sebaliknya.

Ya, setiap orang pernah merasakan pahit manis kehidupan, sebagai bumbu pelengkap sejarah seseorang yang pernah menginjak bumi. Jadi, aku memilih membiarkan semua mengalir apa-adanya. Lalu, tidak ada yang dapat menggoyahkan atau mempengaruhiku dengan cara apapun.

Kebahagiaan tidak membuat aku tersenyum lama atau tertawa lepas. Saat tersakiti, aku tidak meratapi dunia karena air mataku terlalu berharga untuk peristiwa-peristiwa kecil itu.

Pertemuan atau perpisahan tidak berarti. Aku tidak terlalu memusingkan orang yang datang atau pergi meninggalkanku. Aku, Ara Sofia, tidak mengizinkan siapapun menjadi pengontrol perasaanku. Semua yang mengenalku tahu itu, bahkan menobatkanku sebagai "manusia tanpa hati"; meski terdengar kejam, aku membiarkan tanpa penjelasan.

Keluarga pun berpendapat serupa, mereka melihatku sebagai anak yang tenang dan dingin. Mungkin saja itu fakta, setidaknya secara demokratis, suara mayoritas merupakan pembenaran.

Mungkin benar, hatiku sekeras batu dan tidak melibatkan orang lain terlalu jauh dalam hidupku. Tetapi, aku bukan anti-sosial dan memiliki cukup teman, beberapa menjadi sahabat yang selalu mendukungku.

Mereka menjadi alarm yang tidak pernah bosan mengingatkan agar aku menjadi lebih ekspresif dan memilih kata yang tepat saat menanggapi orang lain. Harus kuakui, mereka yang bertahan di sisiku dan menerima apa-adanya aku adalah manusia paling dan super-pengertian.

Meski tidak dapat dipungkiri terdapat sebagian pembenci yang menyamar dan menyembunyikan belati di belakang punggungnya. Tentu saja, itu bukan masalah selama mereka tidak mengacaukan keselarasan hidupku.

Seiring waktu berlalu, tidak ada yang berubah; perfeksionis, keras kepala, dingin, dan introvert, citra itu melekat padaku.

🍁🍁🍁