Chereads / Your voice / Chapter 4 - THREE

Chapter 4 - THREE

Danial sampai didepan toko mbaknya seusai membereskan kegiatan hari ini, karena waktu masih siang dan dia pun hanya sebentar menemui wildan dan membantu fahri, danial memutuskan untuk membantu di cafe mbaknya sampai sore karena dia terbilang orang yang mudah bosan.

Kring...

Lonceng berbunyi saat danial membuat pintu yang berlapis kaca itu, matanya melihat ke sekitar cafe yang terbilang cukup banyak pelanggannya karena disana memiliki suasana nyaman dengan desain yang berbahan dasar kayu, danial sendiri menyukai cafe itu selain karena nyaman dia selalu bisa bertemu mbaknya yang jarang terlihat itu karena sudah memiliki keluarga,

Danial pun menghampiri meja konter

"eh mas dani, baru pulang dinas?" tanya barista yang memakai name tag wafa itu

"Iya nih, mbak nis ada?" danial bertanya pada si barista itu

"Ada mas tapi ada rapat mendadak, jadi mas harus nunggu, soalnya tadi mbak nia ngasih pesan kalo mas dani datang disuruh buat nunggu, begitu katanya" wafa pun menjelaskan

"ah baiklah saya tunggu, dan saya pesan kaya biasa ok." Ujar danial

"Iya mas tunggu tapi kursinya penuh mas gimana nih?"Tanya wafa bingung Karena semua kursi benar benar penuh

"eumm" danial bergumam sambil melihat sekitar dan menemukan sebuah bangku kosong didepan seorang gadis

"disana kosong, meja yang hanya diduduki oleh gadis berambut pirang itu" ujar danial

"oh oke mas nanti saya antar ke sana" jawab wafa

Danial pun menuju kursi kosong itu

"maaf apa saya boleh duduk disini? Karena kursi lainnya sudah penuh hanya kursi ini yang tersisa" danial mencoba menjelaskan pada seorang gadis yang sedang memainkan jari indahnya diatas keyboard

Wanita itu tidak langsung menjawab melainkan memperhatikan danial dengan seksama seolah kagum, danial yang tidak suka diperhatikan begitu pun mulai risih dan benar benar merasa menyesal,

"of course" jawab wanita itu dengan ekspresi yang membuat danial menyesal sangat menyesal

Tetapi tidak mungkin dia bersikap tidak sopan, Danial pun duduk dikursi itu,

Sang wanita yang melihat danial duduk disana mulai tersenyum dan menutup computer nya

"hai, namaku Sella dan kamu?" tanya wanita itu dengan tangan terulur

"saya dani" jawab danial, dia benar benar risih karena mata wanita itu sangat tidak sopan

"oh dani, eum kamu menunggu seseorang? " tanya wanita bernama sella itu

"tidak saya hanya memesan" Danial menggelengkan kepalanya dan memainkan ponselnya pura pura sibuk dan matanya terus berkeliling

"oh kalau begitu biar aku temani mengobrol"

Danial yang mendengar tawaran itu mulai mengeluarkan wajah bosan, tidak lama wafa datang dengan pesanan secangkir kopi untuk danial

"ini kopinya, silahkan dinikmati" wafa meletakan kopi didepan danial

"mas saya pesan dibungkus bukan diminum disini" danial memelototkan matanya pada wafa agar paham kodenya

"ah benarkah?" tanya wafa tidak paham

"Iya dan saya sedang buru buru, Jadi mohon untuk dibungkus" danial menginjak kaki wafa

"ah baiklah" wafa pun pergi ke meja konter lagi

"ah sepertinya pesanan saya sebentar lagi selesai karena itu pamit duluan dan Trimakasih " danial pamit dan langsung pergi mengikuti wafa

"fa kalo dikodein peka dong"danial mulai menggerutu Karena kesal

"mas kodein saya?" tanya wafa

"Iyalah memang siapa lagi?" ujar danial kesal

"yah sama mbak yang didepan mas lah, bukannya kalo ngodein itu sama orang yang disuka kan? " tanya wafa dengan wajah polos

Danial melotot mendengarnya mulutnya Siap untuk memberi Kata kata indah kepada wafa tapi terpotong oleh wafa

"ah mas jangan malu malu kalau suka sama si mbak yang tadi bilang aja buktinya ngusir saya sampai nginjak kaki saya padahalkan saya cuma lewat kaya iklan gitu, mau nyimpen pesanan mas" wafa yang sudah sampai dikonter mulai membungkus pesanan danial

Danial tidak menanggapi celotehan wafa

"Tambahin cake coklat sama cheese cake saya lapar" ujar danial,

"ok" wafa pun mulai membungkus semua pesanan danial

"ini mas"wafa menyodorkan pesanan danial, danial pun membanyarnya

Saat akan memberi kembalian tiba tiba wajahnya wafa berubah pucat dan dia menyimpan kembalian uang danial diatas meja dengan sedikit dilempar

"Kenapa?" danial yang melihatnya kaget dan bertanya, tapi tetap mengambil uang kembaliannya

"Eummmmm ti-tidak mas-s" jawab wafa terbata

"oh ya sudah nanti sampaikan pada mbak buat bawa pesanan ayah, dan jangan lupa makan malam dirumah"

Wafa hanya menganggukan kepala dengan wajah masih pucat, tiba tiba danial mengulurkan tangannya kearah wafa

"aaaaa...." wafa tiba tiba menjerit histeris

Danial panik melihatnya dan semua orang penatap danial aneh, Danial hanya bisa memasang senyuman dengan wajah terlihat bodoh, padahal danial hanya mau mengambil sesuatu yang menempel pada rambut wafa, dan Karena wafa tidak hanya menjerit tapi juga melompat kebelakang Jatuhlah sesuatu yang menempel itu

"wafa diem" tiba tiba seorang wanita menegur dari samping

Wafa yang mendengar suara itu langsung hening, dan menengokkan wajah penuh dengan binar ka arah wanita itu

"mbak nia"

Danial heran kenapa wafa memanggil nama mbaknya dengan nada sangat senang

"ada apa? " tanya wanita yang disapa mbak Nia itu pada wafa dan danial

"Eummmmm mbak bisa bicara berdua gak? " tanya wafa tiba tiba

"Kenapa memangnya?" danial heran

"mas pulang aja nanti pesannya saya sampaikan"

"kamu ngusir adik bosmu?" tanya danial

"saya mau bicara sama mbak Nia nanti mas malah sakit hati" jawab wafa enggan

Danial mengerutkan dahinya

"keruangan saya" ajak mbak nia

"aku ikut" ujar danial

"tapi masss" wafa benar benar enggan

Danial mulai curiga dan memelototi wafa, wafa yang takut pun hanya menundukan kepalanya

"Ok, mas boleh ikut kan?" tanya mbak Nia pada wafa

Wafa hanya bisa menganggukan kepalanya dengan enggan

Sesudah sampai diruangan mbak nia, Danial duduk disofa dibelakang wafa yang duduk berhadapan dengan mbak nia

"ada apa? " tanya mbak nia

"Eummmmm itu mbak saya takut sama mas danial" jelas wafa dengan suara kecil tapi masih bisa didengar danial yang sedang menikmati kopinya itu

"mas ngapain kamu?" tanya mbak nia lagi

"mas danial suka......sukaaa saammaa saya" jelas wafa dengan tergagap

"uhuk.. Uhuk " danial yang sedang meminum kopi langsung tersedak, dan mbak nia melongo sukses dibuat kaget oleh wafa

"apa yang kamu katakan? " danial bertanya dengan kesal, sementara mbak nia mulai lemas dikursinya masih dengan wajah melongo

"tadi kan mas kasih kode ke saya" jelas wafa, mbak nia semakin lemas dan terlihat ingin pingsan

"Ish itu kode buat nyelamatin saya bodoh, dari wanita tadi Karena saya tidak nyaman" jelas danial semakin kesal,

Sekarang wafa yang melongo dan mbak nia tertawa sambil memukul kepala wafa

"hahahahaha,, mas ternyata type mu seperti wafa yang mudah dikerjain" mbak nia tidak dapat menahan tawanya

"oh mas gak suka aku?" tanya wafa dengan wajah mulai cerah

"iyalah" jawab danial cepat

"Syukur mas normal" ujar wafa dengan wajah polos dipenuhi senyuman dan tangan yang memegang dada

Mbak nia tidak bisa berhenti tertawa, danial yang kesal langsung pergi membawa pesanannya keluar dari ruangan itu lupa sudah semua pesan yang ayahnya titikan untuk mbaknya.

Setelah beberapa menit mbak nia mulai berhenti tertawa, wafa yang melihat mbak nia berhenti tertawa mulai bicara

"mbak, Kata si mas nya jangan lupa pesanan ayah mbak, dan jangan lupa makan malam disana" wafa menyampaikan pesan danial dengan wajah yang tanpa dosa Karena sudah menuduh danial tadi

"Trimakasih wafa, Dan silahkan lanjutkan pekerjaanmu" ujar mbak nia, wafa pun pergi meninggalkan ruangan itu.