Danial melihat itu lesu
"apa ini mana Nona manisnya?" tanya danial bergumam sendiri
Tidak jauh dari tempat duduk itu danial melihat gadis kecil kemarin lalu menghampirinya
Setelah sampai danial memandang gadis kecil itu lalu menyentuh pundaknya
"hello gadis kecil " sapa danial tidak lupa memasang senyuman
Gadis kecil itu tidak langsung menjawab melainkan dia memandang danial lama, lalu tidak lama gadis kecil itu tersenyum
"ah Kakak kemarin, apakah kakak mau menanyakan Kakak cantik?" tanya gadis itu dengan mata berbinar
Danial yang mendengar pertanyaan itu pun hanya tersenyum
"Iya, aku mau menanyakan kakak cantik kemarin" jawab danial
"meskipun Kakak cantik selalu kemari setiap harinya, tapi terkadang Kakak cantik tidak datang untuk waktu yang cukup lama" jelas gadis kecil itu
Dari kejauhan ada seorang perempuan paruh baya menghampiri mereka
"Laura, Kakak ini siapa?" tanya perempuan paruh baya itu kepada gadis kecil yang dipanggilnya Laura
"mom, ini kakak kemarin yang bersama kakak cantik, yang Laura ceritakan pada mommy" jelas Laura
"oh apakah kamu yang hampir membentak nona yang selalu menggambar disana" tunjuk perempuan paruh baya ke kursi kemarin
"ah iya, saya benar benar tidak tau Nona kemarin itu istimewa" jawab danial salah tingkah, sambil menggaruk belakang lehernya padahal tidak gatal
Perempuan paruh baya itu tersenyum saat mendengar Kata "istimewa" yang digunakan danial untuk menjabarkan Nona yang selalu duduk sendiri itu
"sebenarnya Nona itu selalu kemari, hampir setiap hari duduk dikursi itu sampai siang saat cuaca mulai terasa menyengat dia akan didatangi laki laki berjas seperti bodyguard nya dan mereka mengunjungi caffe yang berada disebrang jalan, lalu setelah sore Nona itu kembali ke taman ini untuk melanjutkan sketsanya" jelas perempuan paruh baya itu
Danial yang mendengar kaget Jadi Nona manis selalu datang ke caffe mbaknya?
"apakah nyonya tau pria berambut pirang ikal? Yang menjemput Nona kemarin? " tanya danial teringat pria yang mengajak pulang Nona manis
"ah Iya karena saat sore hari terkadang pria itu menemani nona itu ditaman sabelum akhirnya mereka pulang dengan mobil yang sama" jelas perempuan paruh baya itu
"Jadi pria itu pun sering menemani Nona kemarin? Lalu apakah nyonya tahu kemana nona kemarin?" tanya danial
"Nona itu terkadang tidak datang kamari untuk waktu yang lama pria itu pun sama, tapi biasanya setelah sebulan atau lebih mereka akan kembali datang ke taman ini, jadi bila kamu ingin bertemu nona itu mungkin harus menunggu" jelas mommy Laura dengan tersenyum
"Dan untuk hubungan nona kemarin dengan pria itu saya tidak tau, tapi mereka sangat dekat, bila kamu ingin mendekati nona itu pastikan terlebih dahulu hubungannya dengan Pria itu " jelas mommy Laura dengan senyum sedikit menyebalkan bagi danial
Karena bagaimana pun penjelasan dari mommy Laura serasa menohok jantungnya, wajah danial merah sedikit demi sedikit
"tidak Usah malu, masa muda ini namanya Usaha" kembali mommy Laura tersenyum menggoda saat melihat wajah danial merah, Laura yang mendengarkan percakapan antara mommynya dan danial mulai bingung
"ah love the first sight, tapi saya mohon jangan main main dengan nona itu Karena bagaimana pun seperti katamu dia istimewa, Dan pria yang selalu bersamanya sangat menyayanginya" jelas mommy Laura
"kakak suka kakak cantik?" tanya Laura tiba tiba
Danial yang mendapatkan pertanyaan itu kaget dan salah tingkah dia memegang telinganya dan menarik nariknya dengan perlahan wajahnya terasa panas sekali
"lalu Kenapa jahatin Kakak cantik?, Kata mommy dan daddy kalo menyukai atau menyayangi sesuatu, jangan disakiti ataupun dijahatin tapi sayangin, benarkan mom?" tanya Laura pada mommynya
"Iya sayang " jawab mommynya sambil mengusap kepala laura
"baiklah Laura Kakak tidak akan jahatin kakak cantik lagi" jawab danial
"janji?" Laura menyodorkan jari kelingking mungilnya untuk mengikat Janji danial
Danial yang melihat itu tersenyum lalu menyambut jari Laura dengan kelingkingnya hati danial terasa semakin kuat untuk bisa bertemu kembali dengan nona manis itu,
"janji " ujar danial dengan menyambut kelingkingnya Laura
Setelahnya danial pamit untuk pergi, Danial pun berpisah dengan dua orang yang telah memberinya penjelasan dan yang sudah membuat danial berjanji menyanyangi Nona manis yang bahkan namanya saja sebuah misteri bagi danial,
Danial hanya bisa tertawa seolah semua itu terasa sangat tidak nyata, Nona manis menghilang tanpa memberi danial petunjuk dan hanya membuat pertanyaan mengenai pria kemarin semakin besar tentu saja Pria kemarin menjadi fokus pertanyaan danial selain nama nona manis
Danial memilih menuju caffe mbaknya untuk mencari info mengenai nona manis yang misterius itu,
Lonceng pintu caffe berbunyi seolah memberi tau semua orang yang didalam bahwa ada seseorang yang datang
Danial pun langsung menghampiri meja kasir, lagi lagi wafa yang ada disana seketika danial kesal mengingat kejadian kemarin, tapi sudahlah berkat kejadian kemarin pula dia bisa bertemu nona manis
"wafa pesan seperti biasa" pesan danial hanya menghampiri meja kasir sebentar dan langsung mengambil meja sebelah meja yang kosong, wafa yang mendengar itu pun menganggukan kepalanya dan segera membuat pesanan danial
Danial memandang keluar, sungguh suasana yang sangat sibuk dihari produktif ini, itu pikirnya
"ini mas" wafa menyimpan pesanan danial dimeja
"wafa, saya punya pertanyaan " cegat danial sebelum wafa berbalik
Wafa yang mendengar itu hanya menaikan alisnya
"apa ke caffe ini selalu ada Nona berambut pirang, yang istimewa?" tanya danial hati hati agar wafa paham
"Nona kemarin? Yang diajak bicara oleh mas?" tanya wafa
"bukan, tapi Nona yang manis, yang Kalem bukan yang kemarin yang selalu ditaman sebrang" jelas danial dengan perlahan
"Bentar wafa butuh waktu buat berpikir" wafa memegang dahinya seolah berpikir lalu membuat ekspresi tersenyum
"Ahh wafa tidak tau" jawabnya dengan senyuman bodohnya,
Danial memelototi wafa
"sebentar apakah maksud mas Nona yang punya keterbatasan itu? Yang tidak bicara dan mendengar?" tanya wafa sejelas jelasnya
"Bukankah saya sudah katakan Nona yang istimewa, apa kamu tidak mengerti maksud nya dan tidak paham lagi kode saya?" danial memicingkan matanya menatap wafa
Wafa yang mendengar itu tersenyum lebar sambil menggaruk lengannya
"ah Nona itu selalu kamari tapi hanya saat siang hari, kalo jam segini biasanya ditaman" jelas wafa
"saya dari taman, dan dia tidak disana" jelas danial
"berarti nona itu mulai menghilang" perkataan wafa ambigu bagi danial
"maksud saya Nona itu mulai menghilang Karena suatu waktu terkadang nona itu hilang bagai tidak pernah ada untuk waktu yang lumayan lama, lalu dia akan kembali kesini seolah dia memberi tau semua orang sejauh apapun dia pergi dia akan pulang" jelas wafa panjang lebar
Danial melohok mendengar penjelasan wafa,
"kamu sehat?" tanya danial dengan wajah enggan
"sehatlah mas, apa wafa bijak? Iyalah wafa, mas aja yang gak tau" jawab wafa sombong lalu kembali ke meja kasir
"Nona manis ternyata kamu nyata" gumam danial lalu tersenyum, Danial mulai menikmati coffee nya sambil memandang kesibukan para manusia yang berlalu lalang ditempat yang terjangkau penglihatan danial
"aku punya firasat baik mengenai ini Nona manis, Mari berdoa agar kita berjodoh, aku bahkan lebih tampan dari pria ikal kemarin, bahkan ekspresi wajahnya sangat lurus bagaikan papan, ayolah Nona manis pasti lebih tertarik denganku" kembali danial bergumam dengan senyuman manis yang bertengger dibibirnya,