"nona manis" gumam danial wajahnya dihiasi senyuman lebar
Gadis itu terlihat sedang memotret beberapa pemandangan lalu gadis itu melihat lihat hasil fotonya, danial memperhatikan dari jauh saat gadis itu mengarahkan kameranya ke arah danial, gadis itu memotret danial tanpa disengaja,
Gadis itu melihat hasil fotonya dan terlihat wajah gadis itu terlihat heran, gadis itu mengangkat wajahnya dan melihat ke arah danial, danial tersenyum lebar dan melambaikan tangannya, gadis itu tersenyum kaku dan ekspresi yang heran,
Danial berlari kecil menghampiri gadis itu, wajah gadis itu masih terlihat heran, danial sudah berdiri berhadapan dengan gadis itu, sang gadis memiringkan kepala dengan mata yang mengamati danial,
"hello, kamu ingat aku?" danial mencoba membuka percakapan dengan perlahan, sang gadis diam tanpa berniat menjawab pertanyaan danial dan mata gadis itu tertuju pada bibir danial
Danial ingat gadis itu tidak mendengar, jadi dia menunjuk gadis itu lalu mengarahkan telunjuknya pada kepala danial, dan setelahnya danial menunjuk dirinya sendiri sambil mengulangi pertanyaannya secara perlahan
"kamu ingat a- "
ucapan danial terpotong saat gadis itu memberi isyarat dengan tangannya, tapi danial semakin bingung dia tidak paham
Melihat ekspresi wajah danial yang tidak meyakinkan, gadis itu mengeluarkan buku catatan kecil dan menulis
"aku ingat"
Membaca itu senyum danial semakin lebar
"aku danial, siapa namamu?" danial bertanya kembali dengan perlahan agar gadis itu dapat paham apa yang dikatakannya
Gadis itu memperhatikan bibir danial, sebenarnya danial merasa tidak nyaman dengan arah pandangan gadis itu, apalagi gadis itu memperhatikan bibirnya dengan fokus, tapi gadis itu kembali menuliskan sesuatu dibukunya
"syakila" itu tulisnya
"kamu sedang berlibur?" tanya danial dengan berlahan
Syakila menyerahkan bukunya, agar danial menuliskan pertanyaannya, danial pun menuliskan hal sama yang ia tanyakan, dan meminta izin untuk menemani syakila
"kamu sedang berlibur?, Boleh aku menemanimu? "
Syakila menganggukan kepalanya setelah membaca tulisan tangan danial, danial memberi tanda agar syakila berjalan terlebih dahulu,
Syakila dan danial pun berjalan bersisian sambil melihat lihat sekitar, syakila memotret setiap hal yang menarik perhatiannya, sementara danial hanya mengamati syakila dari samping,
Setiap langkah syakila diikuti danial, semua orang yang melihat mereka akan tahu danial menyukai syakila, bahkan tidak sedetik pun terlewat bagi danial saat memandangi syakila,
Tanpa terasa matahari semakin tinggi, bahkan beberapa orang lebih memilih berlindung dibawah tempat teduh, atau mencari tempat untuk makan siang,
Danial melihat jam tangannya, waktunya makan siang, lalu danial memegang lengan syakila dengan perlahan saat syakila akan melangkah kembali
"aku lapar, ayo kita makan" Danial berucap perlahan dengan tangan bergerak mengusap perutnya tanda dia lapar, tangan danial menunjuk syakila dan dirinya lalu bergerak seolah sedang makan
Syakila menganggukan kepalanya diiringi senyuman tipis nyaris tidak terlihat, danial memegang tangan syakila dan menariknya perlahan untuk menuju cafe terdekat dari tempat berdirinya,
Dua orang lelaki memakai jas hitam memperhatikan danial dan syakila dari jauh tanpa berniat menghampiri, lalu ponsel salah satu dari mereka berdering,
"halo tuan" sapa pria yang mendapatkan telepon itu
"nona sedang makan siang" jawab pria itu
"dia bersama pria yang ditemui nona waktu itu"
"baik tuan" sambungan telepon itu pun terputus
"apa yang tuan katakan?" tanya pria yang satunya
"biarkan nona, sampai nona meminta kita untuk mengantarnya pulang" jawab pria yang diberi pertanyaan itu
"apa tuan besar datang?" pria tadi bertanya kembali
"iya" jawab pria yang mendapat pertanyaan itu dengan wajah tegang,
Mendadak pria yang bertanya tadi langsung pucat, tapi rahangnya mengeras,
Selama danial dan syakila memakan pesanannya, yaitu masing masing sepiring spageti, danial melihat cara makan syakila yang tenang, benar benar anggun tingkahnya seperti bangsawan meskipun syakila tidak berbicara, ditambah cara berpakaian syakila yang selalu memakai dress,
"kamu selalu terlihat cantik" ucap danial tiba tiba
Syakila terlihat seperti menghentikan kunyahannya sebentar, gerakan itu tidak akan disadari oleh semua orang yang disana karena kejadian itu hanya beberapa detik, danial sendiri pun tidak menyadarinya,
Dibelakang tubuh danial terlihat dua pria yang mengenakan jas hitam tadi, keduanya memperhatikan syakila dan danial secara diam diam karena mereka tidak ingin nonanya merasa terganggu, tapi mereka harus merada disekitar tempat nonanya, lebih tepatnya mereka harus berada di dalam jangkauan mata nonanya,
"aku menyukaimu, tapi kedua sahabatku tidak menyetujuinya, bahkan mereka menyinggung tentang pandangan orang sekitar dan cara berpikir keluarga besarku, padahal aku yakin ayah, bunda dan keluarga mbak akan memberi restu" danial berbicara kembali, danial hanya ingin bercerita karena setahunya syakila tidak mendengar,
Syakila tidak menunjukan respon apapun dengan cerita danial, danial tersenyum sedih
"entah kenapa aku merasa bodoh bercerita pada orang yang bahkan tidak mendengarkan ceritaku, apalagi menanggapinya" ucap danial kembali
Syakila mengangkat wajahnya dan melihat danial dengan alis sedikit mengangkat seolah bertanya 'ada apa?' pada danial, danial tersenyum dan menggelangkan kepalanya, seolah mengatakan 'tidak ada apa apa',
Makan siang pun berlalu sudah hampir satu jam mereka duduk disana, syakila hanya fokus pada hasil fotonya, danial hanya diam memperhatikan syakila tanpa bicara sepatah kata pun,
Syakila mengambil ponselnya, lalu mengetikan sesuatu terlihat dua orang yang sejak tadi memperhatikan syakila mendapatkan pesan, mereka berdua berdiri dan keluar dari cafe itu, tapi keduanya menunggu didepan pintu
Danial masih memperhatikan syakila, syakila mengangkat wajahnya kini keduanya saling menatap, danial mengangkat alis heran, tiba tiba syakila menulis sesuatu di handphone miliknya lalu memperlihatkannya pada danial,
"aku harus pulang" itu yang tertulis disana danial menganggukan kepalanya dengan senyum manis menghiasi bibirnya
"thanks for today, nona manis"
Syakila langsung berdiri dan menuju keluar, saat danial sedang duduk sambil menatap kepergian syakila, tiba tiba dia berdiri dan mencoba mengejar syakila, tapi sayang syakila sudah memasuki sebuah mobil berwarna hitam,
"Kenapa aku bodoh sekali!!, kenapa tidak meminta nomornya" danial bergumam sambil menepuk keningnya ringan
Danial hanya bisa melihat mobil yang dikendarai syakila hilang dari pandangannya, danial memutuskan untuk segera pulang ke penginapan untuk beristrirahat karena esok hari dia harus bertugas kembali,
Danial terdiam selama perjalanan, lalu membuka hanphone nya, ternyata hand phonenya dimatikan, saat menghidupkannya terlihat banyak panggilan dan pesan dari fahri dan wildan,
"I'm sorry" itu isi pesan mereka,
"baiklah kami akan mendukungmu dan membantumu juga memberimu support, ok?" itu pesan lainnya,
Danial tersenyum membaca pesan itu, danial kembali mengingat pertemuannya dengan nona manis ditaman, walaupun dia sudah tahu namanya, tapi danial ingin memanggilnya nona manis, karena bagi danial panggilan itu terdengar manis apalagi disandingkan dengan syakila,
Sesampainya dipenginapan danial membersihkan dirinya dan berbaring atas dikasur, wildan sudah pergi dan kali ini penerbangan mereka berbeda, sementara fahri masih bertugas dengan danial,
Hanya membutuhkan waktu beberapa menit danial sudah memejamkan matanya dengan tenang, terlihat nafasnya yang teratur menandakan tidur danial sudah nyenyak.