"Ya tuhannnn danial merasa bosannnnnnnn" teriak danial dikamarnya,
Semua orang yang mendengarkan teriakan danial hanya akan menggelangkan kepala, karena itu merupakan rutinitas danial beberapa hari kebelakang besok danial akan mulai dinas kembali, dan dia keluar rumah hanya dua hari pertama saat libur saja, setelah itu danial keluar hanya untuk jogging
Danial menghabiskan dirumah menonton makan lalu tidur, kegiatannya tidak jauh dari kamarnya dan ruang keluarga, makannya pun hanya sedikit
"apakah mas terus seperti begitu?" tanya sang ayah, bundanya hanya menganggukan kepala
"untungnya mas ingat Olahraga agar tidak gemuk" celetuk ayahnya
"mas diet ayah, makannya sedikit" tambah bunda
"biasanya mas sangat menikmati liburnya, ada apa dengan mas? " tanya ayahnya sambil memulai sarapan
"sepertinya gadis yang waktu itu dibahasnya oleh mas saat sarapan tidak menerima mas dalam artian mas ditolak" jawab bundanya
"apa? mas ganteng gini, gak akan ada yang menolak seharusnya semua mengejar mas" danial menjawab sewot sambil menuruni tangga
"Terus kalau bukan ditolak mas Kenapa?" tanya bunda
"mas ditinggal bunda" jawab danial dengan wajah memerah
Ayah dan bunda yang mendengar jawaban danial langsung tertawa, Danial kesal
"ah ternyata ditinggal" ayahnya berbicara seolah mempertegas ucapan danial
"Ih maksud mas, mas belum bertemu lagi dengan gadis itu" Danial mencoba menjelaskan
"mas kan tidak kemana mana, bagaimana bisa bertemu gadis itu? " tanya bunda heran, karena danial keluar rumah hanya untuk jogging
"mas punya mata mata" jelas danial bangga sambil menepuk dadanya, mulai menikmati sarapannya
"jika mas punya mata mata, mas seharusnya bisa bertemu gadis itu lagi dengan mudah" komentar pedas ayahnya
Mood danial menurun drastis, dia kesal dengan sindiran ayahnya yang selalu membuat danial seolah jatuh setelah terbang setinggi mungkin, sehingga mengakibatkan hati danial cidera,
"ayah" bunda mengintrupsi suaminya, setelah melihat wajah danial yang murung dan tubuhnya lesu,
Benar benar patut dikasihani danial itu, Danial tidak begitu menikmati sarapannya karena sarapannya sudah terasa pahit dimulut, ayah dan bunda yang melihat danial begitu hanya bisa menggelangkan kepala
"benar benar kasian" komentar ayah dan bundanya dengan bergumam, Danial semakin kesal mendengar komentar itu
Setelah sarapan danial bersiap untuk jogging, selama berlari danial terus memikirkan nona manis itu,
"ayolah hilang dari kepalaku" danial bergumam sambil memukul ringan kepalanya, semua orang yang melihatnya hanya bisa saling berbisik
Danial tidak menyadari hal itu, Dia terus berlari, tiba tiba terlintas sesuatu yang mengasikan dipikiran danial, Dia pun tersenyum dan langsung berlari pulang padahal joggingnya baru setengah dari rute biasa danial
Bunda yang melihat danial berlari masuk dan naik kekamar heran, bunda mengintip ke jendela siapa tau danial lari karena ada yang mengejar, tapi tidak ada bunda pun merasa lega lalu melanjutkan kegiatan menonton gosip infotainment
Saat bunda sedang menikmati perannya sebagai netizen, Danial datang menghampirinya
"bun, mas pergi dulu yah, nanti pulangnya siang atau sore" pamit danial
"Sana biar hidupmu lebih berwarna, lihatlah dunia yang indah ini, nikmati setiap detiknya" ujar bunda dengan isyarat tangan mengusir
Danial kaget mendengar ucapan bundanya, dia masih mencerna ucapan itu
"mas ngapain masih disini, Sana jangan ganggu bunda, bunda sedang menikmati menonton infotainment " usir bundanya
Danial hanya menggelangkan kepala saat mendengar ucapan bundanya,
'ah bundanya terlalu banyak menonton infotainment' pikir danial
Danial pergi dengan mengendarai mobilnya, dan memutar musik, Danial menikmati setiap hirupan nafas yang bisa dia rasakan, setiap dentingan detik jam dan alunan musik yang masih bisa dia dengar, menikmati mulutnya yang masih bisa mengeluarkan suara mengikuti irama yang dia sukai,
Danial mensyukuri setiap detiknya, dia ingin membagikan semuanya terhadap nona manis itu, dengan Caranya karena danial ingin melihat nona manis itu menikmati setiap hal yang danial nikmati,
"Bukankah itu terkesan romantis? " tanya danial pada dirinya sendiri
Danial sampai ditempat tujuannya yaitu taman kota yang berada disebrang cafe mbaknya, danial turun membawa buku dan penanya turun,
Danial melihat kursi itu kosong terlihat tidak menarik bila nona itu tidak disana, danial pun menduduki kursi itu, melihat sekeliling dan menuliskan setiap kata agar paragraf yang indah dapat terangkai
Danial tersenyum membayangkan nona manis berada disampingnya sambil menggambar dan danial duduk disampingnya untuk merangkai setiap huruf yang merupakan hobi danial,
Laura, gadis kecil yang selalu datang ketaman itu melihat danial dan menghampirinya, sementara mommy Laura hanya duduk dikursi lain melihat anaknya berlari menghampiri danial
"kakak" sapa Laura riang,
Danial yang mendengar sapaan itu langsung mengangkat wajahnya, Dan tersenyum dia menepuk kursi sampingnya menandakan agar Laura duduk disana, Laura yang paham maksud isyarat danial pun duduk disamping danial
"kakak sedang menulis apa? " tanya Laura saat melihat danial sedang menulis
"ini pesan untuk kakak cantik" jawab danial
"bagaimana cara untuk memberikannya?" tanya Laura panasaran
"bagaimana bila Kakak menitipkan ini pada Laura, dan sebagai imbalan kakak akan memberi Laura coklat yang enak" danial mengajak Laura negosiasi
"kenapa kakak tidak sampaikan sendiri? " kembali Laura bertanya
"besok kakak harus pergi untuk waktu yang lumayan lama karena kakak harus terbang" jawab danial
"Kakak terbang seperti superhero?" tanya Laura antusias
"bukan, kakak harus mengemudikan pesawat sebagai pilot, Laura tau tugas pilot?"
"tau, pilot itu membawa menumpang dan harus menjaga semua penumpangnya" jawab laura
"jawaban yang bagus" ujar danial
"kakak lindungi penumpang pesawatnya, biarkan Laura yang bertugas menjaga kakak cantik saat bertemu kembali nanti, dan biarkan Laura yang memberikan Surat itu" Laura berkata dengan antusias
"baiklah kita sepakatnya" danial mengajak Laura bersalaman Laura menerimanya dengan senang hati
Danial melanjutkan suratnya yang sedikit lagi akan selesai Laura memperhatikan setiap goresan pena milik danial,
Lalu danial melipat kertas itu memasukan kedalam amplop berwarna baby blue dan menyerahkannya pada laura
Laura menerima dengan senang hati lalu memasukan Surat itu kedalam tasnya, tapi sepertinya Laura menyimpannya secara khusus di antara lebaran buku diary miliknya
"Nah Laura simpan disini agar tidak tertinggal dirumah" Laura kembali membereskan tasnya,
Danial tersenyum memperhatikan itu, Laura pun turun dari kursi,
"Laura harus ke mommy, bye bye kakak, ingat janji Kakak yah" ujar Laura melambaikan tangannya
"ok" jawab danial sambil membalas lambaian tangan Laura, Danial memperhatikan Laura yang berlari menuju mommynya
Mommy Laura melihat pada danial dan tersenyum hangat danial membalasnya, lalu kedua orang itu pergi, sungguh sebuah takdir yang tidak diduga danial mengenal seorang Nona manis disini, Dan berteman dengan gadis kecil bernama Laura bersama mommynya
Danial merasakan setiap hembusan angin yang membelai wajahnya, saat matahari sudah berada diatas kepala danial, Dia memutuskan untuk menuju mobilnya dan membawanya ke toko kakaknya,
Seperti biasa danial memesan satu cup coffee dan dua potong cake, yaitu chocolate cake dan chesee cake, dan memilih kursi yang berada dekat kaca sehingga taman dapat terlihat dari sana,
Hanphone danial berdering dilihat nama wildan disana
"hallo" sapa danial
"dan besok kamu mulai tugas? " tanya wildan dari seberang telepon
"Iya Kenapa? "
"aku titip sesuatu dirumah tanyain aja ke istriku, soalnya rute kita akan sama"
"baiklah nanti aku kerumahmu"
"baiklah Trimakasih, nanti aku kabari lagi, bye"
"ok" sambungan telepon itupun terputus
Danial langsung menghabiskan pesanannya dan berniat kerumah wildan untuk mengambil pesanan wildan.