"Jangan biarkan dia lepas kendali! Terus pantau! Jangan sampai kau tertinggal informasi sedikit pun! Atau aku akan membunuh mu detik itu juga"
Tut
Huh! Kita lihat seberapa jauh kamu bisa bermain di dalam game ku ini sayang! - ujar seseorang dengan smirk nya.
***
Kringg
Akhirnya bel pulang sekolah pun bunyi. Huft aku lelah sekali seharian ngerjain ujian dadakan. Kenapa si guru seneng banget ngadain ulangan dadakan! Udah kaya tahu bulat aja digoreng dadakan lima ratusan gurih gurih enyoi wkwk malah cosplay jadi tukang tahu bulat gue.
"Ya sudah anak anak sebelum pulang mari kita berdoa menurut kepecayaan masing masing. Berdoa mulai" ucap bu guru. Semua murid dikelas turut berdoa dengan kepercayaan nya masing masing termasuk aku.
"Berdoa selesai. Kita akhiri pembelajaran ini dan have a nice day after school" setelah mengucapkan itu bu guru pun langsung keluar kelas di ikuti dengan murid murid yang sudah siap merapihkan peralatan tulisnya.
"Zwie kamu udah ditungguin tuh didepan pintu" ucap salah satu siswa kelas ku. Aku pun menatap heran. Siapa yang mencari ku? Hah!! Atau jangan jangan rombongan siswa yang mau membuly ku lagi! Ya Tuhan jangan sampai hari ini aku di bully. Karna luka ku masih belum sepenuhNya kering. Iba lah pada ku walau hanya sehari saja. Ku mohon
"Si-siapa?" Tanya ku sedikit gugup
"Katanya dia tunangan mu" aku melototkan mata ku setelah dengar apa yang dikatakan teman ku.
Yang benar saja 'tunangan mu' aku tau nih siapa pelakunya. Sudah ketebak dari cara mnyampaikan amanah kepada teman ku. Selalu ngawur dengan apa yang dia ucapkan.
"Oh abi. Ya sudah ini sebentar lagi aku keluar ko. Terima kasih ya sudah memberi tahu ku" ujar ku berterima kasih padanya. Tak lupa dengan senyum. Namun dia hanya membalas anggukan dan langsung pergi begitu saja tanpa membalas senyum ku.
Nasib jadi anak rendahan yang tiap hari dibuli seperti ini! Selalu tak dihargai meskipun hanya tersenyum.
***
"Kamu menginap di rumah ku ya malam ini. Aku sudah izin ko ke ayah kamu" ucap abi. Aku pun hanya mengangguk.
"Good girl" ucapnya mengelus rambut ku dengan halus, sehalus benang sutra.
Sesampainya dirumah.
"Kamu langsung ke kamar aja. Kamarnya ada di lantai 2 pojok kanan dari tangga"
"Ķamu mau kemana?" Tanya ku.
"Aku mau ke ruang kerja dulu sebentar sweety" ucapnya mencium kening ku, lalu pergi menuju ruang kerja.
Sebelum memasuki kamar, aku menelurusi rumah abi yang tampak seperti istana di Negri dongeng. Tuhan!! ingin rasa nya ku teriak saat melihat hiasan kaca dengan springkel mutiara asli dengan bertaburan serbuk berlian di pinggir nya. Amat sangat terpesona dengan hiasan yang ku lihat saat ini. Sungguh, harganya pasti mahal sekali.
Oke cukup menjelajahi istana ini. Aku harus temukan kamar yang dimaksud abi. Langkah demi langkah, kini aku sudah berada di lantai 2. Aku pun mengikuti apa yang dibilang abi tadi kalau kamarnya ada di sebelah kanan tangga paling pojok.
Langkah ku terhenti saat sudah menemukan kamar yang dituju. Dengan bertuliskan 'Hai nona cantik:) semoga betah ya di kamar ini yang nuasanya serba pink" di papan kecil yang bergelantungan di pintu. Aku hanya terkekeh kecil melihat ke uwu an yang diberikan abi secara tidak langsung.
"Hah!! Benar benar hari yang melelahkan" aku tersenyum seraya melihat bingkai foto berisi foto seorang wanita. Aku baru sadar setelah memandangi dengan ditail ternyata itu foto ku sewaktu aku terbaring dirumah sakit. Kamu memang penuh kejutan bi.
Sepertinya aku mulai mencintai mu abian.
Tidak butuh waktu lama untuk ku terlelap dalam mimpi dengan memeluk foto.
***
Abian pov
huft! akhirnya selesai juga. argh nasib jadi CEO selalu saja mendapatkan dokumen deadline.
pusing ku seakan hilang ketika mengingat bahwa zwiena berada di rumah ku saat ini. Ya tuhan kenapa aku bisa lupa kalau zwiena ada di rumah ku.
tak perlu berpikir panjang, aku pun langsung bergegas menuju kamar yang di tempatkan zwiena. tak sabar hati ku ingin bertemu dengan nya.
Dia bagaikan obat penenang jika aku dalam ke adaan not bad.