"Maafkan ayah zwie. Ayah khilaf"
Dia kembali memeluk ku. Kali ini pelukan nya bukan pelukan kasar atau pun nafsu melain kan pelukan yang penuh ketulusan antara ayah dan anak.
***
Setelah kejadian tadi, sikap ayah menjadi berubah drastis. Yang biasanya dia kasar kepada ku sekarang dia malah memanjakan ku. Membelikan kebutuhan ku untuk sehari hari bahkan perawatan untuk wajah ku. Sebenarnya aku takut menerima nya tapi ayah tidak suka mendengar kata penolakan. Jadi mau tidak mau aku harus menerimanya.
"Tidak usah ke ge'eran saya membelikan mu ini itu bukan berarti saya sayang sama kamu! Tapi karna kamu telah memenuhi nafsu saja"
Seperti ada atmosphere yang menyambar tubuh ku. Sungguh ucapan ayah barusan sangat menyakitkan. Ya Tuhan apakah sekarang aku budak nafsu nya ayah yang harus melayani nya ketika dia sedang di tahap dunia gelapnya itu.
Hiks
"Hiks... kenapa ayah tega bilang seperti itu hiks... aku ini anak mu"
"Cih! Sampai kapan pun kamu tak akan pernah aku anggap sebagai anak ku! Kau hanya seorang pembunuh! Kau pembawa sial! Dan kau jalang ku!" Ucap ayah menekankan kalimat terakhirnya 'kau jalang ku.'
Aku menunduk lemah mendengarkan ucapan ayah. Kenapa? Kenapa aku memiliki takdir seperti ini tuhan!!
Ku lirik ayah. Dia tersenyum smirk ke arah ku. Aku takut tatapan dan senyum itu. Kau iblis bukan ayah ku!!!
***
Seminggu telah berlalu. Berbagai macam kejadian telah berlalu. Beruntung wanita sinting itu tidak mengganggu ku lagi karena Abi seminggu ini berada di luar kota. Otomatis aku tak kan bertemu dengan nya dan terbebas dari gangguan para bitch bitch kecil.
Aku enggan ke kantin. Karena sekang aku membawa bekal. Eh ralat, setiap hari membawa bekal. Dan aku pun tidak memiliki satu pun teman di sekolah ini. Bukan karena aku enggan berteman tetapi mereka yang takut berteman dengan ku yang notabene nya anak yang sering di bully. Hah! Lucu sekali orang orang ini.
Aku melanjutkan suapan ku. Namun, tangan ku berputar arah. Tangan ku yang memegang sendok ditarik dan sekarang suapan terakhir ku mendarat mulus di mulut Abi. Ya siapa lagi pelakunya kalau bukan Abi. Kalau kalian bertanya kenapa Abi bisa berada di lingkungan sekolah ini? Jawaban nya gampang, karena dia sekarang menjadi kepala sekolah di sekolah lavender ini. Katanya si biar bisa berdekatan dengan ku dan gampang mengantar jemput. Hilih hilih terlalu protektif kepada ku. Tinggal aku yang menerima bogeman dari fans fans nya dia apalagi dengan wanita gila itu.
"Aku kangen kamu" ucap Abi seraya mengericutkan bibirnya memasang puppy eyes nya.
"Aku tidak"
"Jahad kamu! Huh tak teman aku sama zwie" ucapnya dengan nada seperti anak kecil. Aku pun terkekeh geli melihat ekspresi Abi saat ini. Bisa bisa nya tampang sangar di luar tetapi di depan ku dia bagaikan anak kecil yang manja terhadap ibu nya.
"Jangan sok imut kamu!"
"Aku memang imut tau blekk"
"Amit amit kamu mah"
"Amit amit gini bisa bikin kamu ambyar loh" godanya dengan nada serak serak basah. Idih idih geli dengar nya hahaha.
"Nee in biar palli"
"Bahasa mana tuh" tanya nya
"Bahasa alien"
Kringgg
"Yah cepat sekali bel nya padahal aku masih rindu dengan mu. Kaya nya harus ku perpanjang deh istirahanya" ujarnya seraya tak terima jika bel berbunyi bertanda istirahat telah selesai.
"Ngaco kamu!"
"Udah sama kembali ke tempat asal mu"
"Aku akan memulangkan kalian sekarang juga! Tunggu ya sweety aku mau ke ruang piket untuk mengumumi kalau kalian di pulangkan" belum sempat aku menjawab nya dia sudah main kabur saja.
Abi Abi ada ada saja tingkah laku mu itu.
***
Tes tes
"Ekhm"
Semua siswa di kelas memberhentikan kegiatan menulisnya dan guru pun juga. Aku kaget kala mendengar suara Abi dari spiker kelas.
"Perhatian untuk seluruh siswa dan guru SMA Lavender. Saya Abian Ansel selaku kepala sekolah dan pemilik sekolah ini, ingin memberitahukan bahwa kalian semua di pulangkan! Ini resmi atas izin pemilik sekolah karena saya sedang merindukan seorang siswi sekolah ini yang sudah seminggu tidak bertemu dengan nya. Saya ingin quality time dengan nya. Sekian pemberitahuan dari saya. Terima kasih"
Kringgg kringgg
Bel berbunyi. Sorak ramai dari mulut anak kelas. Semua nya bergegas merapihkan buku. Sedangkan para guru pun masih tercengang dengan apa yang dia dengan barusan.
Apa? Yang benar saja dia benar benar mau memulangkan siswa dengan alasan rindu kepada seseorang. Aku tak henti hentinya mengumpati sumpah serapah kepada Abi.
Demi dora yang selalu bertanya, aku masih tak habis pikir dengan jalan pikiran Abi. Tidak lama setelah dia memberikan pengumuman, wujud nya telah berada di depan ambang pintu kelas ku. Untung saja anak kelas sudah pada keluar kalau belum bisa mati muda aku.
Abi berjalan menuju ku tak lupa dengan senyum manisnya.
"Sudah selesai nona zwiena?" Tanya nya mengulurkan tangan layaknya pangeran menyambut tuan putri.
"Kamu apa apaan si bi! Kenapa kamu beneran memulangkan kita?"
"Aku merindukan mu sweety. Aku tak bisa menunggu mu sampai pulang sekolah karena rasa rindu ku yang amat sangat dalam"
"Gombal terus" aku langsung berjalan meninggalkannya dengan rasa kesal menyelimuti diri ku.
"Jangan marah dong sweety. Aku hanya ingin berdua dengan mu sayang" ucapnya mengejar ku. Aku pun berhenti. Aku merentangkan tangan ku.
"Gendong" ucap ku singkat. Abi tersenyum dan langsung menggendong ku ala koala.
"Aku senang jika kamu telah manja sweety" ujarnya. Aku hanya mengangguk.
"Kenapa langsung duduk? Apa aku harus melompat ke bangku sebelah?" Ucapku bertanya dengan apa yang Abi lakukan terhadap ku. Dia tersenyum dan menyentil hidung ku.
"Ih ko malah disentil si!!"
"Aku tidak mengizinkan mu duduk di bangku sebelah. Hanya bangku ini yang boleh kau duduki" abi tersenyum nakal ke arah ku. Aku membutakan bibir ku. Yang benar saja aku harus duduk di pangkuannya selama dia menyetir. Apa dia tidak terganggu dengan badan ku yang menghalangi nya untuk menyetir.
"Jangan menggoda ku sweety! Aku harus bisa menahannya hingga kau lulus"
***
"Kerumah kamu lagi?" Tanya ku.
Dia hanya mengangguk.
"Nanti aku dicariin ayah"
"Tenang saja, itu biar aku yang ngurus sweety. Sekarang kamu mandi abis itu ganti baju. Kita akan pergi berbelanja"
Aku pun langsung berlari menuju kamar.
Abian pov
Lucu banget si, selalu saja buat aku ingin menerkam mu.
Ting
+628-*******
Jalang mu akan bermain dengan ku setelah ini!
Raut wajah ku berubah kala melihat isi pesan dari nomer tak di kenal.
Siapa lagi dia? Aku harus waspada dengan nya. Jangan sampai zwie bertemu dengan nya.
"Selamat siang tuan"
"Cari tau siapa yang mengirim pesan ke ponsel saya"
Tut
Sambungan terputus secara sepihak.