"Sstt... ikuti saja permainan ku baby" bisiknya seraya menjilat kuping ku.
***
Tubuh ku terkulai lemas. Ayah sungguh tidak merasa iba sedikit pun terhadap ku. Dia membabi buta menghukum ku. Antara cumbuan dan cambukan manjadi satu.
Aku menangis sekencang kenceng nya. Aku amat sangat membutuh kan tempat sandaran.
Abi? Pikiran ku tertuju padanya. Segera aku mengambil posel ku, mencari letak kontak Abi berada. Tangan ku gemetar begitu hebat. Aku ragu, takut dan sakit manjadi satu. Tak kuasa tangan ku menekan tombol hijau berlambang telefon berbunyi.
"Ku mohon angkat" lirih ku yang sudah kelelahan dan kesakitan.
Tut
Sudah 3 kali aku menelfon, namun tak kunjung di angkat olehnya.
Hiks... hiks.....
Mama kenapa zwie harus mendapatkan takdir seperti ini hiks.... tuhan sungguh tidak adil.
Ceklek
Pintu terbuka lebar. Mata ku enggan melihat ke arah pintu, badan ku semakin bergemetar, jari jari tangan ku mulai membiru, mata ku sembab, sekujur tubuh ku terpenuhi dengan lebam kebiruan bercambur darah. Aku memeluk lutut ku. Aku takut memandang dia yang masih setia di depan pintu.
"Makanlah! Sudah ku bawakan bawakan makanan favorite mu" ucapnya mendekat ke arah ku.
Di dudukinya bokong nya tepat di samping ku. Mengelus rambut ku dengan sangat halus. Secara spontan aku seperti orang yang benar benar ketakutan melihat sosok iblis di samping ku. Aku terus menghindari elusan nya, namun dia tak henti hentinya mengelus pucuk kepala ku walaupun ia tau aku sedang ketakutan berhadapan dan menghindar dari nya.
"Maaf kan aku baby"
"Aku khilaf" sambung nya.
Selalu saja dia berucapan 'khilaf' setelah dia memperlakukan ku se mau nya dia bagaikan peliharaan nya.
"Pergi!" Lirih ku dengan suara bergetar.
"Tidak akan sebelum baby ku menghabiskan makanan ini" bisiknya tak lupa menjilat daun kuping ku.
"Aku tidak lapar" ucap ku singkat. Terlihat jelas raut wajahnya yang berubah. Dia sedikit menarik kan sebelah sudut bibir nya.
Tanganya mencengkram bahu ku. Tuhan sakit sekali cengkraman nya, bahkan ia mencengktam bagian luka cambuk tadi pagi.
"Mau ngelawan?! Oh atau kau suka dengan hukuman ku, Hingga kau menikmati nya dan mengulang kesalahan yang sama"
"Buka mulut mu!" Perintah nya. Aku pun membuka mulut ku mengikuti perintah nya.
Suapan terakhir, aku pun enggan membuka mulut. Perih sakali mulut ku untuk mengunyah makanan ini. Aku selalu meringis kala setiap suapan itu masuk ke dalam mulut ku. Dan ini yang terakhir, aku sudah tidak sanggup mengunyahnya. Rasa nya sudut bibir ku semakin tersobek setiap aku menggerakan nya.
"Makanlah! Ini suapan terakhir mu" ujar nya. Aku menggeleng geleng kan kepala ku. Menatap nya dan memohon untuk menyudahi acara makan ini. Namun, ia tidak terima bantahan.
Ku kira awalnya dia memakan suapan terakhir ku, namun dugaan ku salah! Dia menarik tengkuk dagu ku dan menyambar bibir ku. Di dorong nya makanan itu yang berada di dalam mulut nya dan sekarang beralih ke dalam mulut ku. Dikunyah nya secara bersamaan. Perih! Itu lah yang aku rasakan sekarang.
Makanan itu pun habis lenyap di mulut kita berdua. Ayah melepaskan tautan bibir nya.
Terbitlah senyum yang amat sangat tulus. Oh tuhan. Aku terpana dengan senyuman itu.
Sedetik kemudian aku menggelengkan kepala ku. Apa yang barusan aku pikirkan?
"Jadi lah baby yang baik, jangan nakal ya... aku tidak suka anak nakal! Dan semakin kau nakal semakin dengan senang hati aku memberi hukuman baru untuk mu baby! Yasudah, sekarang kamu tidur ya... sudah malam dan besok kau harus berangkat sekolah. Biar nanti aku obati luka mu setelah kau tertidur. Good Night Baby Girl nya Daddy" ucap nya mencium kening ku dengan amat sangan lembut dan tulus.
Aku mengangguk mengerti apa yang di kata kan ayah.
Ayah keluar dari kamar ku dengan senyum nya yang tak luntur sampai pintu tertutup sempurna.
Aku senang melihat ayah dengan mood seperti itu. Hati ku terhuyung mendapatkan perlakuan manis dari ayah yang telah bertahun tahun tidak pernah ku dapat kan. Dan ini kali ke dua nya aku melihat perlakuan manis itu.
Jantung ku Terus berdebar sampai aku tak sadar kalau aku sudah berada di alam bawah sadar.
***
Regan pov
setelah menyuapi gadis ku. aku buru buru keluar menuju apotek, membelikan berbagai macam obat obatan. setelah mendapatkan semua obat obatan itu aku pun bergegas pulang. dengan laju kecepatan di atas rata rata akhirnya sampai di rumah hanya dalam 5 menit saja. ya mungkin ini faktor karena sudah malam kali ya... sehingga jalanan mejadi sepi. tak jarang mobil yang melewati jalan ku menuju pulang, hanya kendaraan bermotor yang berlalu lalang di jalanan yang ku lewat kan tadi.
"abis dari mana mas?!" Tanya rita. yang entah dari kapan dia menunggu ku di depan pintu pertanyaan nya tidak ku hirau kan. aku melangkah kan kaki ku menuju kamar zwiena.
ahh... ku harap dia sudah tertidur.
"mas aku sedang bertanya kepada mu mas! kenapa kau tidak menjawab nya" lagi lagi suara itu selalu saja menguji emosi ku.
"kau tak perlu tau!" Bentak ku melanjutkan langkah ku menuju kamar zwie.
"ada apa dengan diri mu mas! kau berubah!" teriak nya. oh shit! aku mulai geram dengan nya.
"Diam kau bitch!" ucap ku meninggikan nada.
aku bisa melihat rita menyeka air mata. ah aku tak peduli lagi sekarang dengan nya.
memang sedari awal hubungan suami istri ini hanyalah kontrak. sebenar nya aku hanya ingin dia menjadi babysitter nya zwie, namun takdik berkata lain. setelah ia menanda tangani perjanjian itu, awal nya memang dia sebagai babysitter. namun, waktu demi waktu dia manjadi lupa dengan perjanjian yang berada di dalam kontrak tersebut. tapi aku masih mendiami nya, jika dia mulai beraksi baru aku meladeni permainan nya.
"hiks.... pasti karena anak sialan itu! awas kamu, akan ku buat kamu menderita!" gumam nya melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar.
Rita memadang secarik kertas yang di mana tertulis kan perjanjian kontrak tersebut. Mata nya menatap nanar ke arah kertas tersebut, tangan nya meremas seprai kasur begitu kuat, batin nya menangis. ternyata dia sudah melanggar perjanjian yang terdapat di urutan paling pertama.
1. Jangan sampai kau mencintai tuan Regan!
oh sungguh drama yang amat sulit sekarang. Rita melangkah kan kaki nya menuju lemari, diambil nya baju kaos putih, celana hitam, jaket kulit berwarna hitam dan topi, tak lupa dengan masker nya.
"aku benar benar membenci mu Zwiena!"
ceklek
"ah baby ku sudah tertidur ternyata"