Chereads / My Annoying Boy / Chapter 6 - Dia Pemilik Sekolah Lavender

Chapter 6 - Dia Pemilik Sekolah Lavender

Dua hari telah berlalu. Setelah hari itu abi menghilang tanpa kabar. Aku selalu memikirkan nya, tuhan. Jika memang abi adalah sumber kebahagiaan ku, tolong bawalah ia kembali kepada ku. Ku mohon jangan engkau ambil dia dari ku. Aku baru saja merasakan kebahagiaan yang tidak pernah ku rasakan selama 17 tahun ini.

Mama. Apa datangnya zwiena didunia ini adalah suatu hal yang membawa kesialan.

Kenapa ayah selalu saja menjiksa zwie? Kenapa ayah selalu saja menjadikan zwie bonekanya?

***

Aku menuruni anak tangga dengan menggendong tas sekolah ku. Baru saja aku menginjakkan tangga ke tiga sudah diteriaki oleh ayah ku.

"Zwiena! Cepat turun!!" Perintahnya

"Iya yah"

Aku mempercepat langkah ku menuju ke arah nya. Setelah sampai di dekatnya, aku menaikan kepala ku. Sungguh aku di buat terkejut dengan kedatangan abi ke rumah ku.

"A-abi kamu ngapain disini?" Tanya ku menatap matanya sedikit intens. Namun ayah ku menarik lengan ku untuk duduk di sampingnya.

"Sudah jangan banyak Tanya kamu. Mulai sekarang dan seterusnya kamu berangkat diantar abi" ucap ayah membuat ku membulatkan mata ku. Apa? Abi akan mengantar ku setiap hari.

"Hah?!"

"Tidak usah sok kaget gitu kamu. Dia yang menawarkan diri sendiri untuk mengantar jemput kamu sekolah" aku melirik ke arah abi dengan bingung, abi pun hanya tersenyum ke arah ku.

Dia melirik jam yang berada di lengan tangan kanannya.

"Sudah jam segini. Ayo berangkat zwie, nanti kamu bisa telat" ucap abi seraya menetralkan suasana. Aku pun hanya mengangguk.

Aku dan abi pamit ke ayah. Abi menyalami ayah ku tak lupa dengan ku. Namun yang membuat ku bahagia ketika menyalami ayah, ayah menerima salaman dari ku bahkan sampai mencium pucuk tangannya.

Bahagia sekali aku pagi ini! Bukan karena abi menjemputku melain kan karnanya ayah menerima salaman ku. Biasanya ayah selalu menolak nya.

Sebelum aku melepaskan salaman ku, ayah membisikkan sesuatu kepada ku.

"Bersikaplah baik padanya, jangan sampai kau membuat mangsa baru ku menjauh dari mu. Jika itu terjadi bersiap lah untuk menerima hukuman yang benar benar membuat mu nikmat nanti" bisiknya langsung melepaskan gentleman tangan ku dan mengelapnya dengan bajunya.

Aku pun tersenyum kecut melihat apa yang terjadi barusan.

"Yaudah yah kita pamit dulu ya" pamit abi langsung menarik tangan ku.

"Hai... gimana kabar mu? Maafkan aku yang sudah menghilang selama 2 hari" ucapnya yang fokus menyetir mobil.

"Baik ko, tidak masalah abi"

"Selama 2 hari ini aku sibuk di kantor, bahkan aku ingin memegang ponsel pun tak sempat. Aku rindu kamu zwie. Rindu sangat" ya tuhan kenapa abi membuat aku tersipu malu seperti ini. Duh jantung kamu baik baik ya disana. Jangan berdebar terus.

Abi menatap ku dengan tatapan sendu. Dia tersenyum. Tangan nya pun sekarang berada di pucuk kepala ku. Dia mengelus nya seraya berucap "aku rindu kamu" terus menerus dari tatapan itu.

"Abi perhatikan lah jalanan nya. Jangan menatap ku terus" abi bukannya melihat ke arah jalanan dia malah semakin intens menatap ku. Ya tuhan sungguh ciptaan mu nakal sekali.

"Aku pengemudi pro asal kamu tau" ucapnya terkekeh kecil.

"Aku serius abi ih" sahut ku mengerucutkan bibir.

"Kamu lucu! Aku suka itu"

Cup

Sudah cukup! Aku tidak bisa menahan lagi! Aku mau pingsan saja kalau seperti ini terus.

"Yak! Abi" abi pun tertawa melihat aku mengumpati nya. Cih! Dasar cowo stress.

***

"Sudah sampai tuan putri" ucapnya melepaskan seatbelt. Dengan cepat aku pun ikut membuka seatbelt.

Baru saja aku ingin membuka pintu, lagi-lagi keduluan abi. Dia sudah siap siaga membuka kan pintu untuk ku.

Ya Tuhan kenapa dia selalu saja membuat ku terbang tak karuan dengan sikapnya yang manis itu.

Setelah aku turun banyak sekali sepasang mata yang memperhatikan ku dengan abi. Aku menundukkan kepala ku. Aku harus kuat dengan ocehan baru mereka. Hidup ku tenang sekali selama 3 hari ini tidak masuk sekolah. Tidal ada umpatan yang membuat ku ngedown, tidak ada bully an yang membuat ku semakin lemah dihadapan mereka. Walaupun dirumah sama aku disiksa juga sama ayah ku. Tapi tidak apa karna dia ayah ku.

"Rilex aja, orang yang membuat kamu masuk rumah sakit sudah diberi hukuman." Ucap abi membuat lamunan ku butar. Aku menatapnya penuh tanya. Bagaimana mungkin dia mengetahui pelaku nya? Sedangkan dia datang setelah orang itu pergi.

"Hah? Apa? Ko kamu tau siapa yang pelakunya?" Tanya ku. Lagi lagi dia terkekeh kecil mendengar ucapan ku.

"Apa kamu tidak tau siapa pemilik sekolah ini?" Abi menanya balik. Aku mengerutkan kening ku. Kenapa dia malah menanyakan itu? Pikir ku.

"Tidak!" Balasku. Aku memang tidak tau siapa pemilik sekolah ini. Yang aku tau hanya lah kepala sekolah yang sudah berumur hehe.

Tak

"Aw" Dia menyentil kening. Ih sungguh abi mengajak parang dunia ke 3. Bisa bisa nya dia menyentilku.

"Aduduh maaf maaf hehe" ucapnya meminta maaf setelah menyentilku. Argh andaikan ayah tidak menyuruh ku untuk bersikap baik kepada nya, sudah ku pastikan aku akan meninggalkan nya.

"auah nyebelin kamu bi"

"Maaf sayang jangan marah dong" loh siapa yang marah? Aku? Lah ngakak hyung! Aku ngga marah sama sekali tau.

"Matamu marah! Orang aku biasa aja ko" sahut ku.

"Jangan galak galak zwie. Nanti aku makin tambah cinta" huekk mau muntah aku dengarnya.

"Akulah pemilik sekolah ini. Dan aku lah yang membuat mereka di skors" ucapnya. Tolong hyung aku terkejut. Setau ku pemilik sekolah ini adalah seorang lelaki paruh baya, tapi kenapa sekarang menjadi pemuda tampan yang ada dihadapan ku ini? Pikir ku.

"Jangan ngarang cerita kamu"

"Kau tak percaya? Ya sudah kita buktikan saja. Ayo" abi langsung menarik tangan ku. Aku pun berusaha mensejajarkan langkahnya dengan langkah ku.

Sepanjang koridor semua mata mengarah kapada ku dan abi. Dengan tatapan mematikan seraya mau membunuh ku.

Berbeda dengan guru guru. Mereka semua hormat kepada abi. Aku melirik ke arah abi yang berjalan dengan wibawa. Apa aku sudah percaya kalau dia pemilik sekolah ini?

Sesampainya didepan kelas. Aku yang sudah melangkah ingin masuk ke kelas, Abi membalikkan tubuh ku menghadap ke arah nya.

"Apa kamu sudah percaya sweety?" Tanya memiringkan kepalanya. Bruh!! Buat apa dia memiringkan kepalanya. Kaya orang lagi butuh senderan saja.

"Iyaiya aku percaya bapak pemilik sekolah lavender" balasku menunduk hormat pada pemilik sekolah ini. Lagi lagi abi hanya tertawa melihat tingkah laku ku.

"Kamu lucu banget si zwie. Jadi ingin cepat cepat menghalal kan kamu"

"Gombal terus!! Tidak ingat tempat kamu bi kalau mau menggombal!" Protesku mempout kan bibir.

"Yaudah sana masuk. Belajar yang serius. Ingat 2 bulan lagi kamu ujian nasioal dan lulus terus nikah deh sama aku" argh sudah lah aku gundah mendengarkan ocehan dia.

"Aku masuk Bubay!!!" Sebelum kaki ku melangkah. Abi menarik ku dan dia mencium kening ku. Aku malu mak diliatin banyak orang. Aku mendorongnya dan langsung ngibrit masuk kedalam kelas.

Hahaha kamu lucu banget si zwie - batin abi

***

"Jangan biarkan dia lepas kendali! Terus pantau! Jangan sampai kau tertinggal informasi sedikit pun! Atau aku akan membunuh mu detik itu juga"

Tut

Huh! Kita lihat seberapa jauh kamu bisa bermain di dalam game ku ini sayang! - ujar seseorang dengan smirk nya.