"bangun kamu! Bersihkan rumah ini! Ingat hukuman kamu masih belum selesai" ucap Rita a.k.a ibu tiri ku.
Ya ampun kenapa dia terus memperlakukan ku layaknya pembantu. Sabar Zwiena kamu harus kuat. Yeah kamu kuat fighting- batin ku
"Cepat bangun!! Bersihkan semuanya dan harus selesai sebelum ayah kamu pulang kerja! Paham kan" dia sempat menarik kasar rambut ku lalu pergi keluar.
Ya Tuhan uler makhluk macam apa dia itu.
Aku pun segera bangun, Astaghfirullah tubuh ku benar benar sakit. Aku sangat lah hati hati untuk beranjak dari kamar mandi.
Jari ku berkerut layaknya orang kedinginan. Bibirku pucat. Dan yg paling mengerikan punggung ku penuh dengan luka. Tidak ada sedikitpun ruang kemulusan di pungguku ini, semuanya penuh dengan luka.
Segera ku ambil kotak obat p3k, ku obati luka ku dengan sangat hati hati. Setelah selesai aku mengobati lengan ku, lalu aku beralih ke punggung ku. Sial! Susah sekali mengobati punggung ku ini.
Aku paksa lengan ku untuk mengobati bagian belakang. Tanpa ku sadari obat itu beralih ke tangan seseorang. Sontak membuat ku kaget. Siapa yang masuk ke kamar ku sedangkan pintu kamar saja terkunci.
Kepalaku menoleh kebelakang, betapa kagetnya aku ketika menangkap sosok seorang pemuda tampan yang menolongku kemarin. Ya, dia abi.
E tunggu tunggu kenapa dia bisa masuk kerumah ku dengan segampang itu? Dan dari mana dia tau rumah ku. Aku menatapnya dengan tatapan bingung.
"Aku lewat jendela dan kalo kamu mau nanya kenapa aku tau rumah kamu jawabannya gampang, aku menyakuti mu semalam tanpa kamu sadari itu" ucapnya sontak membuat ku kaget untuk ke 2x nya.
"Sudah tidak usah dipikirkan, menghadaplah ke belakang, akan ku obati semua luka di punggung mu." Aku pun menuruti perkataannya.
"Kenapa kamu kesini Abi?" Tanya ku
"aku kangen pada mu Zwiena" jawabnya. Memang benar benar dia selalu saja buat aku terkejut. Bagaimana bisa dia kangen kepada ku bahkan kita baru ketemu kemarin.
"Bercanda kamu. Mana mungkin kamu kangen dengan ku yang notabennya baru kenal kemarin"
"Tidak ada alasan untuk ku mengangeni mu Zwiena! Meskipun kita baru kenal kemarin. Pertama aku melihat mu, kamu sudah bagaikan candu buat ku" siapa pun yang ada disini tolong! Aku pengen ngefly digombalin sama mas ganteng.
"Tapikan"
"Sutt tidak ada tapi tapian Zwie untuk aku mencintai mu. Karna cinta bisa datang kapan saja" aduh ade ambyar bang.
"Jangan mencintai ku! Aku tidak mau kamu masuk dalam lingkaran hitam keluarga ku" sergah ku seraya melarang nya buat mencintai ku.
"Tidak ada hubungannya aku mencintaimu dengan keluarga mu Zwie" jawabnya. Ya ampun benar benar dia mencintai orang yang salah.
"Aku tidak mau menerima cinta mu, dan aku tak mau kamu terlibat dalam lingkaran hitam ini! Lebih baik kamu pergi dan cari wanita lain yang layak kau cintai"
"Udah selesai, sekarang kamu makan ya... aku sudah membelikan kamu bubur didepan gang tadi" sergahnya mengalihkan topik.
"Aku serius Abi! Setelah ini jangan datang lagi dikehidupan ku!"
"Apa? Kamu mau aku suapin? Ayo ayo sini dengan senang hati tuan putri" aarrghh susah sekali berbicara dengan orang ini.
"Pergi! Aku tidak mau ibu ku melihat mu!" Usir ku.
"Tidak sebelum makanan ini habis"
"Akan ku habiskan, jadi sekarang kamu pergi ya" usir ku. Aku tidak mau nenek sihir itu melihat abi, bisa bisa dia memanfaatkan keadaan.
"Aku akan pergi setelah kamu habiskan makanan ini didepan ku dan aku yang suapin kamu" demi badut mcd yang selalu tersenyum aku geram sekali dengan Abi. Argh sudah lah aku pasrah.
"Huh ya sudah aku ngalah" ucap ku membuat sang empu tersenyum kemenangan.
"Aaaa aduh cantik banget si bidadari yang ada di depan ku ini" haduh dia mulai lagi deh. Akutu ga bisa diginiin abi.
"Apasi ngegembel mulu kerjaanya"
"Aku seorang CEO bukan gembel asal kamu tau zwie" ucapnya. Ya ampun apa apaan perkataan nya itu, aku tidak bermaksud kesitu. Dasar kang pamer kamu abi.
"Ck sombong sekali kau ini" ucapku sambil mengunyah bubur yang masih tersisah di mulutku. Abi hanya terkekeh melihat ekspresi ku.
"Gemesin banget si kamu" ucapnya mencubit pipi ku.
"Yak! Sakit abi"
"Utututut sakit ya. Sini aku sembuhin" dia mendekatkan wajahnya kearah pipi ku
Cup
Cup
"Dah sakitnya ilang deh" oh demi apapun seketika badan ku membeku.
"Zwiena"
"Zwie"
"Zwie ada kecoa tuh" segera aku sadar dari lamunan ku dan loncat ke arahnya. Aku terjatuh diatas dada nya yang bidang. Ya Tuhan sungguh nikmat sekali adegan ini.
"ZWIENA! Cepat bersihkan rumah! Saya mau arisan. Kalau saya pulang ini rumah belum selesai bersihinnya saya pindahkan kamu di gudang" teriak Rita. Ya Tuhan nenek sihir itu mengganggu sekali suasana yang nikmat ini.
Aku pun Segara bangkit dari atasnya. Namun lengan ku ditarik olehnya dan
Cup
Dia mencium ku, lama lama melumat bibir ku. Aku masih diam tak membalas lumatannya.
"Buka lah bibir mu atau aku main kasar" ucapnya. Dengan tidak senang hati aku membuka mulut ku.
Lidah kita saling aku, lumatan ini semakin panas. "Mmphh ab- mmpphmn iii" oh tidak suara mengerikan itu keluar dari mulut ku.
"Yes baby"
"Mmpphhmm akhh" desah ku
Tangannya mulai meraba perut rata ku. Namun segera aku cegah. Aku menggelengkan kepalaku seraya menolak untuk dia berbuat lebih dari ini. Untung saja abi mengeri maksud ku.
Lumatan ini berlangsung selama 10 menit. Aku mulai kehabisan nafas. Aku mendorong dada bidangnya.
"Mmpphhh ahhh huhh" aku menarik nafas dalam dalam setengah ciuman ini terlepas.
"Aku mencintai kamu Shammara Zwiena" ucapnya mengecup keningku, lalu pergi dari kamar ku.
aku senang ada yang mencintai ku, namun aku takut kala seorang itu mencintai justru aku memembuatnya masuk dalam lingkaran hitam keluarga ku. Ya Tuhan semoga takdir mu tidak semenyakitkan yang aku jalanan saat ini.