Chereads / My Annoying Boy / Chapter 3 - Abian Ansel

Chapter 3 - Abian Ansel

_________________________________________

🌻 H A P P Y   R E A D I N G 🌻

Tit.....

Tit.....

Suara itu? Oh tidak aku dimana sekarang?

Perlahan aku membuka mataku. Banyak cahaya yang menyerbu penglihatan ku. Ya tuhan, apakah aku sudah mati? Tidak tidak!

Mataku terbuka sempurna. Aku mulai menelusuri penglihatan ku ditempat baru ini. Ya tuhan dimana aku ini?

Ceklek

Aku membulatkan mataku. Ya tuhan malaikat turun dari mana ini? Sungguh aku merasa seperti sudah meninggal dan bertemu malaikat setampan ini.

Ah sungguh ciptaan mu sangat sempurna.

" ekhm "

aku tersadar dari lamunanku ketika dia berdehem.

" udah ngeliatin saya nya?! "

" ah eh hehe sorry " jawabku dengan malu malu.

" perkenalkan, nama saya Abian Ansel " dia menjulurkan tangannya.

"Shammara Zwiena " aku pun membalas uluran tangannya.

"You can call me Ansel or Abi"

"By the way, your name is beautiful as is the person" lanjutnya

"thank you sir" jawab ku dengan nada sedikit malu-malu.

"I'm not sir, call me Abi or Ansel" tegasnya.

"I'm sorry Abi"

"Kata dokter, kamu boleh pulang hari ini. Tapi tidak boleh banyak beraktifitas di rumah nanti."

Pulang ya?! Hah aku harus extra kuat. come on Zwiena you can do it

"ah, thank you for helping me. Masalah administrasi nanti saya ganti uang kamu" ucap ku.

Ah aku malu sekali sekarang sudah menyusahkan orang sampai mengeluarkan uang untuk biaya pengobatan ku.

Semoga administrasinya tidak mahal. Aamiin.

Bukannya menjawab dia hanya terkekeh kecil dengan ucapan ku barusan.

"Tidak usah di pikirkan tentang biaya administrasinya. Saya menolong kamu dengan ikhlas ko."

"ya sudah sekarang bereskan barang kamu. Saya antar kamu pulang, sudah larut malam  soalnya" aku tersenyum kala ada seorang yang memperdulikan ku.

"eh beneran nih?! Hmm Makasih ya, tapi saya bisa pulang sendiri ko"

"tidak ada penolakan nona, ini perintah bukan pernyataan" ucapnya seraya tidak mau ditolak tawarannya.

💎

Aku hanya diam menatap ke arah luar jendela. Tubuh ku bahkan masih sakit jika digerakan. Aku berharap orang dirumah sudah pada tidur.

loh loh dia mau kemana?! ini bukan jalan menuju rumah ku melainkan ke arah resto.

"eum.. maaf ini bukan jalan ke arah rumah saya" ucap ku.

"Ya memangmang bukan. Kita akan makan dulu. Kamu kan juga belum makan dari pagi"

ah tidak tidak, uang ku tidak cukup buat makan diresto itu. Bahkan melihat tampilan luarnya saja sudah menolak ku untuk masuk. Ah sungguh?! Orang ini benar benar membuat ku malu secara tak langsung.

"apa badan kamu masih sakit?" tanyanya. Bukan sakit lagi mas!! Sakit,ngilu, perih jadi satu ini huhuu.

"ah, tidak terlalu ko" jawab ku segera keluar.

"butuh bantuan nona?" tanya nya lagi. Wahh kapan dia turun? Aku bahkan baru buka pintu dia sudah berada di depan pintu ku. Apa dia siluman? Ah aku ini mikir apaan si mana ada siluman seganteng dan semanis ini.

"thanks abi" aku menerima uluran tangannya.  Haduh jantung ku sudah tidak aman lagi nih!

"Selamat menikmati makanannya" ucap sang pelayan setelah menaruh makanan kami dan langsung pergi.

Ku lihat Abi mempersilakan ku untuk menyantap makanankan ini. Sungguh ini kali pertamanya aku makan steak. Bagaimana cara memakannya tolong!😂 kampungan sekali diriku ini.

Aku melirik Abi yang lagi serius dengan memotong steak ini. Aku perhatikan caranya dia memotong dan aku ikuti caranya.

Selesai makan kita langsung bergegas pulang. Demi Dora the Explorer yang tidak pernah bosan berpetualang rasa takut ku semakin menggebu-gebu, melihat sekarang jam 11 malam.  Oh Tuhan, aku harus siap menerima apapun hukumannya nanti. Fighting Zwiena! Kamu pasti bisa.

"berhenti di depan gang itu saja Abi " ucap ku yang menunjuk suatu gang. Aku tidak mungkin menyuruhnya berhenti di depan rumah ku, bisa-bisa Abi turut andil dalam hukuman ku nanti.

"Saya antarkan kamu sampai depan rumah ya"

"e-eh tidak tidak, sudah disini aja. Aku tidak enak sama tetangga nanti" jawab ku dengan sejuta alasan klasik yang ku lontarkan ke Abi.

"hmm oke" Abi memberhentikan mobilnya tepat di depan gang yang aku tunjuk tadi. Sebelum aku turun tangan ku di cekal olehnya.

"bisa kamu berikan nomer ponsel mu?"

"e-eala bisa Abi" aku segera mengeluarkan ponsel ku.

"Terima kasih dan selamat malam" ucapnya dengan tersenyum. Aduh mama senyumnya manis sekali.

"Your welcome" aku pun turun dari mobilnya.

Aku sangat hati-hati melangkahkan kaki ku masuk ke dalam rumah. Langkah demi langkah Alhamdulillah sepertinya yang lain sudah pada tidur, aku sangat bersyukur sekali. Terima kasih Ya Tuhan.

Dengan cepat aku melamgkahkan kaki ku menuju kamar.

Ceklek

"dari mana saja kamu?!"

Ya Tuhan taman lah riwayat ku.

"e-eh ayah i-itu z-zwi ab-" belum selesai aku berbicara sudah dipotong duluan oleh ibu tiri ku.

"paling abis main mas anak mu ini! Lihat anak jaman sekarang pergaulannya bebas sekali" cih,  dasar nenek lampir mulai ngedrama deh.

"benar apa yang dibilang ibu kamu zwi?"

"ti-tidak yah. A-anu tadi zwi abis dar-"

"alah alasan saja kamu!! Udahlah mas langsung kasih hukuman aja buat anak ini. Semakin lama semakin ngelunjak dia mas! Kamu emang mau punya anak pembangkang?!" ucapnya. Ya Tuhan aku harus apa sekarang. Tubuh ku bahkan masih sakit sekali, dan  ini mau di tambah lagi.

Mama tolong Zwiena.

Ayah langsung menarik ku menuju kamar mandi. Aku terus memberontak namun hasil nya nihil, ayah tidak mau mendengarkan penjelasan ku.

"Tidak yah tidak. Zwiena tidak ngelakuin apa  yang dia ucapkan yah "

"Jangan banyak alasan kamu Zwie!! Ayah tidak suka dengan anak nakal!" bentak ayah.

Lalu ayah mendorong ku sampai kepala ku terbentur ujung westafel.

Dia mulai melepaskan ikat pinggangnya dan mengambil air. Dia guyur tubuh ku sampai aku menggigil.

BYURR

BYURR

"ayah stop Zwiena mohon" lirih ku namun seakan kuping ayah di sumpal oleh sesuatu hingga tidak mendengarkan perkataan ku.

BYUR

"Bangun!!" dia menarik ku. Ya nenek lampir itu ikut andil menyiksa ku. Dia tarik lengan ku yang bahkan luka tadi siang pun belum sembuh. Dia arahkan aku duduk memunggungi ayahku. Dia mengikat tanganku dengan tali. di ikatnya tangan ku ke atas kepala ku.

CETARR

"ini hukuman kamu yang tidak ingat waktu!!"

CETARR

"akhh... am-ampun yah"

CETARR

"ini hukuman kamu yang melanggar aturan dari ayah!!"

CTARR

"ini hukuman kamu yang sudah menjadi anak pembangkang!!"

CTARR

"akhh.... u-dah yah z-zwi ga ku- aakkhh!!" teriak ku.

CTARR

"Dan ini hukuman kamu yang sudah membuat ayah kamu malu mempunyai anak sialan seperti kamu!!"

CTARR

CTARR

" AKHH.... "

CRATT

CTARR

"hiks.... mama.."

"Jangan nangis! saya tidak suka mempunyai anak cengeng seperti kamu!!"

"Sayang udah dong jangan emosi nanti kamu darah tinggian aja"

"arghh sudah kita keluar saja, biarkan dia bermalam di sini sampai besok"

"yaudah yuk biarkan dia kapok"

BLAM

CLETAK

Pintu kamar mandi pun di kunci.

Hiks..... Hiks.....

Mama Zwiena ngga kuat... Hiks...

Aku pun terjatuh. Tubuh ku ambruk dan benar benar mati rasa. darah ku bercucuran. Ya Tuhan sungguh engkau memberikan takdir yang sangat kejam kepadaku.