Chereads / Balasan Atas Cintaku / Chapter 7 - 7. Selanjutnya

Chapter 7 - 7. Selanjutnya

Kali ini Lulla tidak akan ragu-ragu lagi. Ia tidak akan berhenti hanya karena rasa kasihan ataupun rasa bersalah. Lagipula ia juga bukan orang baik selama ini. Tapi sebelum membalas dendam pada Oktano yang menolak cintanya, akan lebih baik kalau dia membereskan Vincent dulu.

"Audy,"

Lulla sudah memikirkan ini sejak Audy mulai main ke rumahnya, ya meskipun anak itu bukan bermaksud menemuinya, tapi Fena.

Fena, sepupu yang tinggal di rumahnya sejak masuk kuliah, terus membawa Audy yang merupakan teman barunya itu ke rumah, kadang juga menginap.

"Ya, kak Lulla?"

Lulla tahu kalau Audy ini tidak punya pasangan, makanya anak itu selalu saja ada waktu untuk mendengarkan semua keluh kesah Fena yang amat sangat berlebihan.

"Kau mau ku kenalkan pada temanku tidak?"

"Hah? Maksudnya?"

Lulla garuk-garuk kepala, bingung. "Itu, seseorang yang aku kenal sedang butuh teman. Kau mau ku kenalkan padanya?"

"Maksudnya untuk pacaran?"

Lulla mengangguk senang. "Ya kurang lebih begitu."

"Kenapa kak Lulla tidak mengenalkannya ke Fena saja? Dia kan sepupumu."

Lulla menghela napas sejenak. "Orang yang menyia-nyiakan masa mudanya demi cinta sepihak itu mana mau menerima orang baru di hidupnya?"

Audy tertawa di depan tv. "Sudah cinta mati dengan Fian lebih tepatnya, kak."

Benar, Fian si lelaki dingin yang kerap Fena ceritakan. Orang yang membuat sepupu Lulla itu tiap malamnya selalu menyenandungkan lagu-lagu menyedihkan karena cintanya belum berbalas hingga kini. Senasib juga dengan Lulla sebenarnya.

"Aku masih punya telinga kalau kalian lupa!" Suara Fena menggelegar dari dalam kamar.

Lulla dan Audy hanya geleng-geleng saja mendengar lantunan suara yang tidak merdu itu.

"Eum, sebetulnya aku belum tertarik untuk hal semacam itu. Tapi boleh aku lihat fotonya dulu kak?"

"Ah, tentu. Aku punya id linenya."

Begitu Lulla mengeluarkan ponsel dan membuka aplikasi line, ia menyodorkan foto profil Vincent yang sedang tersenyum menghadap kamera.

---

Belum lama sejak Lulla mendudukkan diri di kelas bersama Mey dan Miya, dua temannya yang biang gosip itu sudah sibuk membicarakan pasangan baru yang katanya sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini, dan katanya ada sangkut pautnya dengan Oktano.

"Siapa itu kalau boleh tahu? Ada hubungan apa dengan Oktano?"

"Kenapa memangnya? Lulla cemburu ya?" Mey menoel-noel pipi Lulla.

Maaf saja, tapi ini bukan saatnya bercanda. Ingin sekali Lulla menepis tangan si rambut berkuncir, tapi ia tahan sedari tadi.

"Bilang saja padaku ada hubungan apa Oktano dan pasangan itu."

Baik Mey maupun Miya geleng-geleng kepala.

"Bukan masalah besar kok, hanya saja rumornya Oktano yang menjodohkan Dion dan Hana, tapi Hana malah ketahuan jalan dengan Oktano." Miya menjawab enteng.

Lulla tersenyum getir. "Jadi dia menyelingkuhi temannya sendiri?"

"Belum tentu juga, semua orang kan tahu kalau Oktano dan Hana memang berteman sejak ospek." Miya menjelaskan lagi.

Tapi Mey menyela. "Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam pertemanan, bukan? Apalagi antara laki-laki dan perempuan. Siapa tahu memang selingkuh?"

Lagi-lagi Miya menyanggah. "Aku justru lebih percaya kalau Dion yang terlalu over-protektif, makanya sebentar-sebentar mencurigai pacarnya sendiri."

"Lagipula aku sudah kenal Oktano sejak lama. Orang yang tidak bisa mengekspresikan perasaannya sendiri sepertinya mana mungkin punya niat jelek begitu, apalagi pada temannya sendiri." Miya menambahkan. Jadi Lulla harus bagaimana?

Haruskah ia mencelakai Hana saja?