Chereads / Eksistensi / Chapter 4 - THREE

Chapter 4 - THREE

"kau yakin akan memanggilnya?" tanya Becca enggan

Mereka sedang berjalan menuju kelas yang terdapat orang itu didalamnya

"Iya Becca, dan berhenti bertanya" jawab Angel kasar

"apa kau tau? Dia bisa melawan " jelas Becca dengan nada agak takut

"apa maksudmu? Kamu ingin terus ini berlanjut? Stupid" hardik Angel kasar

"baiklah" ujar Becca pasrah

"Dan Becca berhenti main main denganku,  atau aku akan mengusirmu dengan kasar" peringatan Angel

"apa maksudmu?" tanya Becca berhenti berjalan dan menghadap Angel, Angel pun berhenti dan berbalik pada becca

"stupid, hear me, kamu itu hanya bisa mengikuti apa yang aku lakukan, kamu pikir aku tidak tau? Kamu hanya ingin menjadi sorotan orang lain, berhenti bersikap seolah kau peniru, itu menjijikan" Angel merendahkan suaranya tapi sarat akan penekanan setiap katanya

Becca yang mendengarnya langsung pucat, Angel pun pergi dan melanjutkan perjalanan nya, dan masuk kelas itu untuk memanggil seseorang

Diruangan sir clavis

"apa masalahmu?" tanya sir clavis dingin, dia menatap orang didepannya tajam tapi orang itu tetap diam dan menunduk

"katakan siapa namamu?" tanya sir clavis kembali, tapi orang itu masih diam

"can you hear me?" sir clavis benar benar marah

"na-na-nama sa-saya me-me-melvin" jawab pria yang memperkenalkan diri dengan nama Melvin itu

"apa masalahmu?" sir clavis kembali bertanya

"me-me-meraka se-se-lalu bermain dengan saya secara bergilir disetiap malamnya" jelas melvin

"lalu hubungannya dengan kertas itu?" tanya sir clavis

"mereka meninggalkan saya setelah sir datang" jawab Melvin dia baru berani mengangkat wajahnya dengan tatapan tajam pada sir clavis

Tapi Melvin tiba tiba ciut saat melihat tatapan tajam sir clavis, Dia takut terhadap sir clavis,

"kamu berani bermain denganku hanya karena kedua wanita bodoh itu?" tanya sir clavis dengan nada mulai kesal

"Karena mereka cukup menghibur saya" cicit Melvin mulai menunduk kembali

"yang benar saja, saya terlibat dengan orang orang seperti kalian?" tanya sir clavis

Melvin diam Karena bagaimana dia tetap salah, dan merasa malu

"kasih klarifikasi, saya tidak mau tau, sekarang didepan saya" perintah sir clavis

"ta-tapi sir" Melvin berbicara dengan nada bergetar

"SE-KA-RANG" Sir clavis memberi penekanan pada setiap katanya

Melvin pun mengeluarkan handphonenya

"katakan kamu yang mengarang kertas itu" perintah sir clavis

"ha-hallo teman teman sa-saya me-melvin a-akan memberi klarifikasi ba-bahwa ke-kertas ma-maksud saya du-dua kertas yang terpasang di papan pengumuman i-itu a-a-adalah" kalimat Melvin terhenti dan dia melihat sir clavis yang menatapnya tajam

"itu adalah re-rekayasa da-dari sa-saya" Melvin langsung mengirimkan voice note itu pada grup,

Sir clavis pun tersenyum sinis

"pergi" usir sir clavis dingin

Melvin yang mendengar satu kalimat yang sangat dinantikan itu, segera pergi keluar dengan lari terbirit birit karena takut

Disamping ruangan itu terlihat sebuah bayangan yang sedang memegang hanphone nya, dan dia langsung membalikan badannya, setiap langkahnya bergema dilorong yang hening itu bagai pemangsa yang mengicar makannannya

"ouch it's crazy" komentar Jenni yang mendengar pengakuan dari Melvin

"sudahlah lagian Becca sudah selamat aku pulang duluan" Iles langsung pergi setelah kelasnya selesai dan menunggu bis yang akan membawanya pada Alex, tidak lama bis datang Iles pun masuk dia mengambil kursi dekat jendela dan menatap setiap detail pemandangan yang dia lihat,

Sekitar 25 menit Iles sampai di halte depan toko dekat sekolah Alex, saat turun Iles langsung bisa melihat Alex yang sedang duduk dikursi depan toko buku, Iles pun menghampirinya

"Alex ayo sebelum sore" Ajak Iles sambil melihat jam tangannya

"baiklah" Alex pun langsung berdiri,

Mereka masuk kedalam toko buku, dan mulai mencari buku yang diperlukan, tidak membutuhkan waktu lama keduanya langsung menuju kasir untuk membayar buku

"kak Iles, kita berdua dirumah, makan apa malam ini?" tanya Alex

Iles yang mendengar pertanyaan itu tersenyum dan merangkul bahu Alex yang tingginya melebihi Iles

"Alex mau apa? " Iles malah bertanya

"Alex mau menu sehat" jawab Alex dengan cengiran khasnya

Iles hanya tertawa, mereka pun tertawa riang, Dan menunggu bis, tidak lama bis datang mereka masuk dan duduk bersisian, hanya membutuhkan waktu 20 menit meraka sampai didepan rumah besar itu,

Sebelum masuk mereka saling menatap Satu sama lain dan saling memberikan senyuman manis untuk saling menguatkan, Alex pun merangkul Iles dan keduanya masuk kedalam

"bibi" panggil alex

"dari arah dapur muncul seorang wanita paruh baya dengan wajah teduhnya itu

"Iya tuan muda" jawab wanita yang dipanggil bibi itu

"makan malam sekarang dengan apa?"Tanya Iles dengan ramah

"dengan soup nona muda," jawab sang bibi

"baiklah bila sudah selesai tolong panggil kami" pinta Alex

Saat  keduanya akan naik tangga bibi kembali berbicara

"nyonya dan tuan besar menitipkan pesan bahwa mereka ada perjalanan bisnis untuk beberapa hari, begitu pun dengan nona pertama" kelas sang bibi

"baiklah thanks for your information" ujar Alex dan melangkah pergi

"kami sudah diberi tau" Iles tersenyum

"eum dan sir Erik yang akan mengantar jemput" bibi kembali menjelaskan

"OK thanks" Iles pun pergi menuju kamarnya untuk menuntaskan tugasnya,

Sang bibi dan beberapa pelayan yang melihatnya hanya bisa menghembuskan nafas seolah itu hal yang biasa, Karena pemilik rumah ini begitu sibuk, Alen sendiri sebelum bekerja memilih kuliah diluar negeri

Tapi semua pelayan tau bahwa nona muda Iles dan Tuan muda Alex sangat dekat bukan hanya umurnya saja yang dekat, hubungan mereka pun saling melindungi sebagai saudara, Karena itu Iles memilih kuliah dari rumah karena ingin menemani Alex yang akan sendirian bila semua orang pergi,

Iles tidak langsung pergi ke kamarnya dia menghampiri kamar Alex yang pintunya sedikit terbuka, disana terlihat Alex yang memainkan gitarnya didepan pintu balkon yang terbuka, Alex hanya satu satunya laki laki sebagai anak dari kedua pengusaha kaya, dia dididik sebagai penerus daddynya, perusahaan ayahnya bergerak dibidang medis seperti rumah sakit, dan pabrik pembuatan Alat medis,

Hanya Alen yang memilih bekerja diperusahaan orang lain, perusahaan property keluarga teman kampusnya, mommynya menjalankan butik yang memiliki merk sendiri,

Benar benar keluarga kaya, itu yang akan orang lain katakan tapi semuanya gelap bagi Alex maupun Iles, yang dididik sebagai penerus bisnis keluarga yang dibangun kakeknya, baik daddy maupun mommy keduanya anak tunggal dari kedua keluarga yang memiliki perusahaan raksasa,

Iles memperhatikan adiknya, Setidaknya Alex bisa menikmati apa yang dia inginkan dan menyalurkan hobinya lewat sebuah gitar pemberian Iles saat Ulang tahun Alex yang ke 10, awalnya daddy menentang Karena takut Alex tidak fokus tapi Iles yang masih senior high school itu menangis ditemani Alex yang ikut menangis, akhirnya daddy Dan mommy mengizinkan gitar itu untuk ada

Iles pun pergi masuk kamarnya, hari ini sangat melelahkan itu yang dipikirkan Iles, tapi dia tidak bisa tidur Karena memiliki banyak tugas akhirnya Iles memutuskan untuk menyelesaikan tugas tugas kuliahnya, Karena bagaimana pun Iles hanya tinggal satu tahun lagi.