Chereads / Eksistensi / Chapter 9 - Beach

Chapter 9 - Beach

Hamparan air biru menyambut mata mereka, saat sampai dipantai terlihat ombak ombak saling berkejaran berlomba lomba menyentuh tepi,

Iles dan Becca duduk dipinggir pantai tanpa berniat bermain bersama para ombak, mereka memilih menikmati makan siang bersama seafood dan kelapa yang menyegarkan

Iles memandang kearah pantai menikmati angin yang menyentuh tubuhnya, senikmati setiap suap makanan yang dia kunyah, sepiring lobster dan sepiring kepiting menjadi pilihan Becca dan Iles dengan air kelapa dan ice cream menemani makan siang mereka, juga buah buahan yang menghiasi ice cream terlihat sangat menggugah selera dengan warna warni cerah menggoda,

"kamu tau, Iles? Aku memilih berhenti mengejar sir clavis" ujar Becca mengejutkan iles

"kamu yakin? Kamu mengejarnya dari pertama menginjakan kaki dikampus" Iles berkata dengan panasaran menatap Becca lurus

"sir clavis menyukai seseorang aku yakin itu" jelas becca

"apa buktinya?" Iles mulai tertarik akan pembahasan ini

"beberapa hari kebelakang aku melihatnya masuk ke toko perhiasan untuk membeli dua Cincin, Cincin itu berpasangan tapi anehnya sir clavis memesan dengan gambar prisai yang bergambar gembok sedang dililit ular dan tidak lupa berlian kecil ditengah gembok" jelas becca

"kamu yakin itu bukan cincin kutukan? " Iles bertanya sambil tertawa setelah mendengar penjelasan Becca

"aku yakin, Karena itu pesanan khusus sepasang lagi, dari mas putih tapi untuk gambarnya menggunakan mas kuning, Dan ditambah menggunakan nama dibelakang Cincin nya" jelas Becca dengan lemas

"namanya siapa?" tanya Iles mulai meredakan tawanya

"mana aku tau, orang sir clavis menulisnya bukan menyebutkannya" jawab Becca seadanya

Iles yang mendengar jawaban itu langsung menginjak kaki Becca

"apa? Aku kan memang tidak tau" Becca sewot tidak terima kakinya diinjak, sementara Iles hanya memutar kedua bola matanya

"aku tau itu buat sir clavis karena tangannya diukur, sementara ukuran yang perempuannya belum ada" jelas Becca kembali

"Jadi kamu sungguhan menyerah?" tanya Iles meyakinkan

"Iya karena sir clavis itu misterius" jawab Becca yakin

"Bukankah misterius itu menarik?" Iles menggoda Becca

"Enggak sir clavis itu kaya mafia deh" celetuk Becca menambahkan rasa penasaran Iles

"benarkah?" Iles bertanya

"Iya, kamu ingat Adrian? Yang waktu itu  aku kenalannya dirumahmu, Nah adiknya yaitu Agatha pernah menceritakan bahwa Adrian hampir dibunuh oleh anggota mafia yang memiliki tato ular ditangannya, dan sir clavis memesan Cincin dengan memakai gambar ular segala" jelas becca

"bisa Jadi kebetulankan?" tebak Iles

"bukan hanya itu Agatha mengatakan bahwa pria itu bisa bebas tanpa bersyarat Karena itu hanya kecelakaan biasa, dimana itu salahnya Adrian yang mabuk"

"itu sih salah Adrian" celetuk Iles saat mendengar penjelasan Becca

"ah Iya yah" Becca yang memikirkan perkataannya sendiri mulai sadar dan menggaruk lehernya

"kamu masih berhubungan dengan Adrian?" tanya Iles dingin

"tidak, dia tukang selingkuh" jawab Becca cepat

Iles hanya memutarkan matanya lalu memakan kembali makanan yang sudah tidak menggugah selera Iles,

Dirumah sakit

Rafael mencoba menenangkan mey yang kembali mengamuk dia sudah diikat, Dan diberi obat penenang dengan dosis tinggi, akhirnya dia memutuskan memanggil Kakaknya karena hanya clavis yang bisa membuat mey tenang

"kak kamari aku pusing mengurusnya" Rafael mengadu pada clavis,

Awalnya clavis tidak mau menemui mey karena dia harus ke toko perhiasan untuk memberikan ukuran tangan pasangan Cincinnya itu, tapi Rafael memaksanya akhirnya clavis menyetujui tapi setelah dia dari toko perhiasan

Kembali ke pantai

Iles dan Becca memutuskan untuk pulang setelah perutnya kenyang dan hatinya nyaman,

Saat diperjalanan kembali mereka bernyanyi seperti tadi, menikmati setiap alunan katanya,

Becca harus mengantar Iles terlebih dahulu, saat waktu menunjukan sore hari Iles dan Becca sudah sampai didepan pagar rumah Iles,

"thanks for today I'm happy" Iles pun keluar setelah mengucapkan itu dan melambaikan tangannya pada Becca yang mulai menghilang dari pandangannya

Iles masuk ke dalam menikmati setiap langkahnya sebelum dicerca banyak pertanyaan dari Alex yang sudah dirumah

"kak Kenapa tangan kakak?" tanya Alex perhatian nya langsung tertuju pada lengan Iles yang diperban walaupun Iles mengenakan cardigan lengan panjang tapi tangannya diperban sampai telapak tangan, Karena luka kemarin belum sembuh

"ah ini hanya tergores" jawab Iles

"apa yang terjadi?" tanya Alex memastikan

Akhirnya Iles menjelaskan bahwa mey terkena scandal memalukan sehingga mey mengamuk dengan pisau dan Iles tergores sedikit

"jangan berusaha menjadi pahlawan kalau kakak tidak bisa melindungi diri sendiri" ujar Alex tajam dengan mata memicing menatap Iles

Iles yang mendengarnya hanya tertawa dan mengganguk kepalanya, Mareka pun menikmati sore hari ditaman belakang sambil berbincang ringan dan tertawa saling menceritakan kegiatan mereka akhir akhir ini

Rumah sakit

Clavis yang sudah sampai didepan rumah sakit langsung menuju ruangan Rafael, disana terlihat mey yang masih mengamuk, saat clavis masuk mey langsung berhenti mengamuk

"paman clavis kemari, dan Jelaskan semalam paman menghabiskan waktu denganku pada semua orang Karena foto foto tadi hanya bualan, bahkan ditubuhku masih banyak tanda yang paman buat, katakan pada semua orang paman milik mey, Dan mey milik paman clavis agar para jalang itu pergi dari sisi paman" mey meracau dengan matanya melihat clavis

Plakk

Wajah mey ditampar oleh ibunya yang memang sudah disana bersama ayah mey,

"maaf mey, tapi semalam aku bahkan tidak menyentuhmu, apalagi sekarang setelah perbuatanmu seperti itu, aku tidak pernah mencintaimu sedikitpun tidak ada, Bukankah selalu aku Jelaskan, aku bahkan bukan pamanmu" clavis berkata dingin

"tapi semalam aku ingat jelas itu paman, bahkan setiap sentuhan dapat ku rasakan hingga kini" mey berteriak ibunya akan menampar mey kembali tapi dicegah oleh ayahnya

"Rafael Jelaskan semuanya" pinta ayah mey

"semalam mey mencoba menggoda kak clavis tapi ditolak dengan kasar oleh kak clavis yang sudah tidak tahan, setiap hari mey selalu menggoda kak clavis sejak dia tinggal bersama kak clavis, Karena itu aku pun tinggal dirumah kak clavis, bila kak clavis tidak pulang kerumah seminggu lebih mey mengancam akan bunuh diri, semalam kak clavis menolak agak kasar lalu langsung pergi dari rumah hingga sekarang belum pulang kembali, sementara mey kabur dari rumah setelah ditolak, Rafa semalaman bersama para bodyguard mencari mey, ternyata mey pergi ke sebuah club dan terjadilah kejadian seperti difoto tanpa kak clavis ketahui" jelas Rafael sejelas jelasnya, Karena clavis tidak salah, mey melamun mendengar itu semua lalu pingsan

Kedua orang tua mey selalu memaksa clavis untuk tinggal bersama mey agar mey sembuh, tapi ternyata obsesi mey terhadap clavis semakin gila dan parah, dan puncak Kejadiannya tadi malam,

"om, tante silahkan bawa kembali mey karena saya sudah tidak kuat lagi menghadapinya, dan mey bukan kewajiban saya" ujar clavis

"kamu tidak tau malu sudah diurus oleh kakak ku dari kecil tapi mana balas budimu? " ayah mey berkata dengan lantang

"apa maksud om?  Yang mengurus kak clavis adalah orang tua saya, bahkan om dan tante tidak pernah membantu sedikitpun, justru berusaha merebut hak waris dari kak clavis, om harusnya bersyukur masih hidup, apa yang akan dikatakan ayah dan bunda saat tau ini" Rafael membalas perkataan om nya dengan emosi

"ja-jangan katakan baiklah mey akan om bawa pulang" ujar ayah mey takut, karena Kakaknya itu sangat kejam, apalagi terhadap orang yang mengusik anak anaknya, dan clavis sudah seperti anak mereka

"jangan biarkan mey muncul lagi didepan wajah kami" Rafael berkata kasar, dan menyuruh petugas membawa mey yang pingsan keluar ruangannya

"segera pergi dari ruangan saya, dan bawa mey pergi dari sini, kalau bisa dari dunia ini" Hardik Rafael kasar

Kedua orang tua mey pun pergi dengan mey yang dibawa petugas mengikuti mereka ke dalam mobil,

"ah Adik kesayanganku marah" ledek clavis dengan tangan menepuk pundak Rafael

Rafael duduk dikursinya sambil memijat keningnya, sementara clavis duduk dikursi depan Rafael yang terpisah oleh meja

"ayah dan bunda kapan pulang?" tanya Rafael

"perkiraan sih bulan ini" jawab clavis

"apa mereka tidak bosan bulan madu terus" Rafael mengerang

Orang tua mereka sedang diluar negeri dengan alasan bulan madu tapi Rafael kesal Karena seluruh perusahaan harus diurus olehnya sendiri dan clavis sudah mewarisi perusahaan orang taunya, sehingga tidak bisa membantu Rafael

Sementara zhevia Adik perempuan paling kecil masih kuliah, Dan bulan madunya sudah berlangsung untuk 4 tahun, luar biasa sekali orang tua mereka itu.

"aku bisa gila" ujar Rafael sambil mengacak rambutnya, clavis tertawa melihat adiknya