Iles sedang mengendarai motornya menikmati hembusan angin yang mengenai tubuhnya, Iles melakukan perjalanan menuju kampusnya,
Sesampainya disana, Iles turun membuka helmnya, hari ini Iles memiliki kegiatan rapat membahas pelaksanaan pengenalan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru, setiap ketukan sepatunya bergema menandakan kekosongan disekitarnya,
Semua orang yang melihat Iles akan tersenyum dan menyapa dengan mengucapkan 'morning' dan Iles akan membalasnya, Iles langsung menuju ruang rapat diruangan kelas dekat ruangan BEM,
Rapat berjalan alot karena banyaknya orang egois yang mempertahankan argument yang tidak diperlukan, itu menurut pemikiran Iles,
"jangan lupa biaya konsumsi pilih yang enak dengan harga yang cocok" ujar seorang wanita berambut hitam diikat
"kita yang mengkonsumsi kenapa tidak meminta dana lebih besar?" usul pria yang mengenakan kaos hitam dan kemeja kotak kotak merah tua dan hitam
"berhentilah, kita sudah menyetujui itu" celetuk Iles dengan nada malas
"bagaimana dengan hukuman?" tanya seorang gadis yang menggunakan kaos berkerah sabrina
" Karena hukuman fisik akan mengundang pertentangan dan masalah, lebih baik hukuman seperti biasa" jawab pria berambut kecoklatan dan memakai hoodie abu abu
"ingat jangan ada yang semena mena karena kita sedang bertugas, saling awasi jangan sampai seperti 2 kasus yang terjadi beberapa minggu kebelakang dikampus" Iles dengan nada dingin dan wajah yang datar
Semua yang mendengar ucapan Iles menganggukan kepala dengan ekspresi yang beragam, ada yang prihatin, cemas, dan biasa saja. Setelah rapat yang memakan waktu dari pagi sampai jam makan siang itu selesai semua orang memilih untuk mengakhiri dan saling merangkul untuk mengajak makan siang bersama,
"Iles mau makan siang bersama?" ajak seorang pria yang memakai hoodie abu abu tadi dan rambut kecoklatan
"maaf hari ini aku punya kegiatan lain" tolak Iles dengan wajah seramah mungkin
Semua orang yang berada diruang rapat serentak berseru kata "yahhhhhh " dengan pandangan kecewa
"Marcel, pepet terus jangan bersikap dingin, tunjukan dengan segenap hati, agar Iles merasakan perasaanmu" celetuk pria berambut hitam diikat dan memakai kaos berwarna army polos
"Iya tahu, tapi Iles belum ngasih kode" jawab pria yang memakai hoodie abu abu yang dipanggil marcel itu, semua orang disana serentak tertawa mendengar jawaban Marcel
Marcel menyukai Iles sudah lama, semenjak mereka masuk organisasi yang sama sampai sekarang, Marcel merupakan mahasiswa dari jurusan kedokteran dengan semester yang sama dengan iles, semua orang tahu Marcel menyukai Iles hanya saja Iles tidak menunjukan sikap sebaliknya dan belum menunjukan balasan yang menyenangkan
"aku duluan, dan biar aku saja yang menyerahkan hasil rapat ini, sekalian pulang" pamit Iles dengan membawa hasil rapat, Iles melangkah menuju tempat parkir lalu dia menghidupkan motornya
Selama diperjalanan Iles mencoba mengingat kembali jalan menuju rumah sir clavis, walaupun Iles sering ke rumah itu untuk menyerahkan hasil rapat, karena searah terkadang Iles lupa jalannya
Iles memberhentikan motornya didepan sebuah pagar yang menjulang tinggi berwarna hitam
"eh non Iles, mau ketemu tuan?" tanya Satpam yang berada disana, satpam itu sudah mengenal Iles dan motornya karena seringnya Iles kesana tapi sebelum mengizinkan masuk satpam itu akan memberi tahu kepada tuannya dan meminta izin untuk memasukan Iles
"Iya, apa sir clavisnya ada?" tanya Iles dengan sopan
"Ada, tapi sebentar saya beri tahu dulu tuan" jawab satpam itu, Iles menganggukan kepalanya dan menunggu beberapa menit diatas motornya
"masuk non" ujar satpam itu sambil membuka pintu gerbang itu
Saat gerbang dibuka Iles mulai masuk dengan mengendarai motornya, halaman rumah sir clavis luas dengan dihias kolam ikan kecil yang ditambah air terjun buatan dengan ukuran menyesuaikan luas kolam, dan terdapat bunga bunga berbagai warna disekitar kolam itu
Rumah sir clavis didominasi warna putih dan setiap kesana kesan Iles adalah bersih dan asri dengan suasana yang tenang, Iles memarkirkan motornya dekat mobil yang biasa digunakan sir clavis ke kampus,
Semua orang dikampus tahu sir clavis merupakan seorang pengusaha muda yang sukses, karena itu tidak heran rumahnya besar dan banyak mahasiswi yang mendekatinya, Iles menaiki tangga menuju pintu utama yang tertutup, ditekannnya bel yang berada di samping pintu besar itu,
Tidak memerlukan waktu lama seorang wanita paruh baya membuka pintu
"Mari ikuti saya, karena tuan sedang berada di halaman belakang" ajak wanita paruh baya itu, Iles menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju dan mengikuti wanita itu
Saat masuk Iles melihat banyak bagian rumah yang belum Iles lihat, karena biasanya sir clavis akan menyuruhnya menunggu diruang tamu, baru hari ini Iles diajak ke halaman belakang dengan melewati rumah bagian dalam,
Rumah itu terlihat mewah walaupun tidak banyak pajangan Foto, banyak lukisan dengan berbagai ukuran disetiap ruangan dan perabotan yang digunakan pun terlihat mahal
"orang kaya" pikir Iles
Sesampainya dihalaman belakang Iles melihat kolam renang dan taman dengan beberapa pohon hias yang menyegarkan mata yang memandangnya, Iles melihat sir clavis yang duduk disebuah gazebo berwarna putih dan dihiasi warna hitam
"silahkan" ujar wanita paruh baya itu dengan tubuh menyamping dan kepala mengangguk, Iles menuju tempat sir clavis yang duduk sendirian karena wanita paruh baya tadi kembali kedalam rumah
"sir" panggil Iles saat sampai digazebo, sir clavis terlihat sedang mengetikan sesuatu didalam laptopnya sambil memakai kaca mata
"Athena duduklah" ujar sir clavis tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop
Iles duduk dikursi di depan sir clavis sambil mengeluarkan lembaran kertas dari tasnya dan menunggu sampai sir clavis mengajaknya berbicara, beberapa menit kemudian sir clavis mengalihkan pandangannya menatap Iles, Iles tersenyum sopan
"kamu mau menyerahkan hasil rapat, kan?" tanya sir clavis
"Iya sir, dan ini hasilnya" Iles menyodorkan lembaran yang sudah dikeluarkan dati dalam tasnya, sir clavis menerimanya dan membaca setiap lembaran dengan teliti
"baiklah, tinggal disetujui untuk senlanjutnya biar saya yang mengurusnya" sir clavis menyimpan lembaran itu diatas meja
"emm sir, maaf sebelumnya kalau saya lancang" ujar Iles dengan mengeluarkan paper bag kecil dari tasnya, paper bag itu berwarna hitam polos tanpa logo butik karena Iles mengganti paper bagnya
"Trimakasih untuk dasi yang waktu itu, dan ini sebagai ganti dari saya dan sebagai tanda trimakasih karena dasi yang waktu itu sudah penuh dengan darah saya" ujar Iles sambil mendorong paper bag kecil itu kehadapan sir clavis
Sir clavis meraih paper bag itu lalu membukanya terlihat dasi yang waktu itu Iles beli,
"baiklah saya terima, dan Trimakasih" ujar sir clavis, Iles tersenyum dan bersiap untuk beranjak
"kamu sudah makan siang?" tanya sir clavis, pandangannya tertuju kepada iles
"belum sir, dan saya berniat makan dirumah" jawab Iles dengan sopan
"makan disini temani saya, sebagai tanda Trimakasih untuk dasi yang indah ini" pinta sir clavis sambil mengangkat paper bag sebentar dan menyimpannya kembali diatas meja
"tapi sir-" Iles berniat menolak tapi ucapannya terpotong oleh sir clavis
"ini perintah dan tidak sopan untuk menolaknya " ujar sir clavis
"eum baiklah, maaf sebelumnya karena merepotkan" akhirnya Iles menyimpan tasnya dikursi sebelahnya dan menyamankan duduknya
Wanita paruh baya tadi datang dengan membawa makanan ringan dan segelas orange juice,
"kami akan makan siang disini, bibi tolong siapkan" sir clavis berkata saat wanita paruh baya itu menghidangkan makanan ringan dari nampan keatas meja
"baik tuan, mohon tunggu" ujar bibi itu sambil mengangguk dan pergi menuju dapur, kembali Iles dan sir clavis berdua di dalam suasana sunyi.