Chereads / Eksistensi / Chapter 6 - FIVE

Chapter 6 - FIVE

Iles mulai membersihkan tubuhnya dan bersiap, dia mengenakan kaos putih berlengan pendek lalu melapisinya dengan sweeter baby blue dan untuk bawahannya Iles hanya mengenakan jeans hitam panjang dan sneaker putih.

Iles membuka hanphone nya dan mengetikan pesan untuk Alex, Iles memeriksa lagi isi tasnya untuk memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Iles memilih mengikat rambutnya seperti biasa,

Iles melangkah menuju meja rias mengenakan make up seadanya untuk wajahnya, agar tidak terlihat pucat, setelah yakin dengan segalanya Iles turun membawa kunci motor kesayangannya

"bi, Iles pulangnya agak telat" ujar Iles saat melihat pelayannya sedang membereskan rumah

"Iya nona" balasnya

Iles menggunakan tas punggung lalu mengeluarkan motornya, Iles pun langsung mengenakan helm nya, dan melajukan motornya,

Iles menikmati semilir angin yang menempa tubuhnya, benar benar perasaan yang menyenangkan itu pikir Iles, saat dipersimpangan Iles melihat lampu lalu Lintas berwarna merah dia pun menaati aturan, Iles hanya fokus melihat ke lampu lalu lintas,

Disamping motor Iles terlihat sebuah Ferrari berwarna merah, orang yang didalamnya melihat Iles dengan seksama walaupun mengenakan helm, orang itu tau dengan Pasti itu adalah Iles karena Iles sering mengendarai motor itu ke kampus.

Setelah lampu merah berganti Iles langsung melajukan motornya dengan kecepatan yang lumayan cepat, dibelakang ada mobil Ferrari merah tadi, seperti mengikuti Iles,

Iles berbelok masuk ke gerbang kampusnya lalu memarkirkan motornya, mobil itu pun diparkirkan tidak jauh dari motor Iles, saat Iles membuka helm, berbarengan dengan pengendara Mobil itu yang keluar, mereka saling bertatapan Iles tersenyum sebagai tanda hormat lalu pergi,

Sementara Pria itu langsung dihampiri oleh Angel dan Becca, Iles yang melihatnya hanya menggelangkan kepala, dan menuju kelasnya,

Hari ini Iles memiliki jadwal untuk 2 kelas sehingga dia akan pulang agak sorean sekalian ada tempat yang harus dikunjungi, Dan untuk 2 kelas hari ini Iles hanya bersama mey,

Masuk ke kelasnya seperti biasa mey akan menyediakan tempat untuk Iles, dan Iles hanya bisa menghampirinya saat mey melambaikan tangannya, mereka pun duduk bersisian

"mey kamu tidak pernah terlambat" komentar Iles saat sudah duduk dikursinya

"Iya lah, Karena aku punya paman yang hebat" jawab mey

"kamu masih bersama pamanmu?" tanya Iles

"Iya, lagi pula paman tidak keberatan, asal aku tidak membawa temanku ke rumah"

"kamu masih menyukai pamanmu? "

"Iya, Dan akan begitu selama pamanku belum ku miliki " mey mengatakan dengan melihat ke arah depan, kebetulan sir clavis masuk dibuntuti oleh Angel dan Becca

"benar benar menggelikan " komentar mey

"Ya, mereka tidak punya malu" celetuk orang disamping mey yang merupakan teman sekelas mereka

"sudahlah mereka ini" Iles menyudahi aksi komentar pedas orang disekitar mereka yang dapat didengar Iles

Sir clavis memang tidak hanya mengajar satu mata kuliah melainkan tiga mata kuliah, Karena itu Iles benar benar bosan melihatnya

"Iles, Habis kuliah mau kemana? Soalnya kamu bawa motor" tanya mey berbisik sementara didepan terjadi sedikit keributan, dimana angel dan Becca berebut kursi yang tepat didepan meja sir clavis benar benar pengacau

"aku punya tempat yang harus dikunjungi" jawab Iles

"Anterin aku ke mall yah bentar" pinta mey

"baiklah" Iles pasrah

Didepan kelas masih terjadi keributan akhirnya sir clavis turun tangan dengan meminta kursi didepannya untuk dikosongkan, sementara Angel dan Becca harus mencari kursi kosong lagi, yaitu di barisan paling belakang, dimana mereka tidak bisa melakukan hal hal aneh didepan sir clavis

Mereka pun kebelakang, kelas pun dimulai Iles mulai bosan, dia pun menoleh kearah mey, Iles melihat mey sangat fokus tapi bukan pada pelajaran melainkan pada sir Clavis, hal itu pun membuat Iles panasaran saat pandangan mey dan sir clavis bertemu, mey yang mengenakan rok pendek memegang lututnya dan mengusap kakinya naik dari lutut, untungnya sir clavis langsung memalingkan wajahnya sehingga mey tidak melanjutkan aksinya

Iles kaget dengan wajah merah malu melihat tingkah mey,

"it's really crazy " komentar Iles pelan

Iles tidak sadar bahwa sir clavis melihat ekspresi Iles dengan seksama dari mulai menolehkan kepalanya ke mey hingga kembali melihat kedepan, saat Itulah mata keduanya saling tatap tapi Iles segera mengalihkan pandangannya merasa tidak nyaman,

Sampai kedua kelas berakhir Iles tidak berani menanyakan hal yang terjadi dikelas pada mey, bagaimana pun Iles masih berpikir mungkin mey tidak bermaksud menggoda sir clavis,

Karena Iles sudah berjanji mengantar mey ke mall, akhirnya mereka menaiki motor Iles menuju mall yang berada ditengah kota,

"Iles kamu harus membantuku" ujar mey sesampainya ditempat parkir, dengan segera menarik tangan Iles menuju sebuah toko yang mewah

"Victoria Secret " itu nama yang terbaca Iles saat dipintu masuk,

"apa yang akan kamu beli? " tanya Iles Karena dari awal Iles hanya mengikuti mey yang menarik tangannya

"aku mau membeli hal indah" ujar mey

Iles terheran heran mendengar jawaban itu, tapi hanya mengikuti mey yang masih menarik tangannya, hal gila benar benar Iles rasakan, mey menariknya ke barisan lingerie seksi,

"what are you doing? " tanya Iles kaget saat melihat mey memilih pakaian yang bahkan tidak bisa dibilang pakaian bagi Iles

"aku ingin memberikan yang terbaik untuk menggoda pamanku" jawab mey enteng

"are you crazy? " tanya Iles dengan wajah semakin tidak bisa dibaca

"aku mencitainya Iles, Jadi aku harus mendapatkannya, harus sampai dapat" jawab mey dengan wajah merah menatap Iles tajam

Iles yang mendengar itu merasa mey benar benar terobsesi terhadap pamannya bukan cinta, tapi dia tidak bisa mengatakan itu pada mey

"bantu aku Iles sampai aku dapat yang terbaik, saat aku mendapatkan pamanku, aku akan memberi imbalan padamu" ujar mey

Iles pasrah ayolah bagaimana pun orang yang berada diposisi Iles Pasti akan merasa serba salah dan merasa bahwa mey berbahaya

"warna merah atau hitam, Karena kulitmu putih" jawab Iles random, Iles tidak berpengalaman dan dia mulai merasa kesal karena banyak yang memperhatikan mereka yang masih muda membeli barang laknat ini, itu Julukan Iles terhadap barang yang sedang dipilih mey dengan teliti

Setelah beberapa menit lamanya akhirnya mey memutuskan membeli dua dengan warna berbeda yaitu hitam dan merah sesuai rekomendasi asalnya Iles,

Saat sedang membayar dikasir mey mendapat telephone

"Iya paman, mey sedang dimall bersama teman" jawab mey

"apakah paman mau menjemput mey? Karena teman mey sedang terburu buru" tanya mey dengan wajah berbinar, Iles menggelangkan kepala mendengarkan ucapan mey

"baiklah mey akan tunggu dengan senang hati, cepatlah mey punya hadiah " mey mengguncangkan tubuh Iles setelah menutup hand phone nya

"Ahhhh Iles makasih kita berpisah disini" mey langsung mengambil paper bag nya dan pergi meninggalkan Iles sendiri dengan ekspresi melamun

Mey langsung berlari, menuju depan mall untuk menunggu pamannya menjemput,

Sementara Iles yang melihat itu pasrah dan pergi menuju parkiran motornya

Tidak lama mobil Ferrari merah berhenti didepan mey, mey langsung masuk dengan muka yang senang,

Iles menaiki motornya menuju tempat yang akan dia kunjungi yaitu rumah sakit, saat dijalan Iles memikirkan Alex yang akan segera berangkat keluar negeri setelah lulus sekolah,

"ayolah Alex jangan patah semangat, tapi kakak tidak janji menyusulmu, bagaimana pun disana ada orang itu"  Iles berkata dengan nada yang terdengar dingin walaupun dia hanya bergumam tapi nada itu sangat kentara

Iles memarkirkan motornya untuk turun dan bertemu dokter langganannya dia akan memakan waktu lama dirumah sakit, selain akan menanyakan efek obat yang ingin Iles perbesar dosisnya Iles harus melakukan pemerikasaan rutinnya

"sekarang aku mulai lelah" gumam Iles, saat akan masuk Iles merasakan ponselnya bergetar tanda ada telephone masuk Iles pun mengangkatnya setelah melihat nama Alex dilayar

"maaf Alex kakak belum bisa pulang" jawab Iles

"kakak mungkin pulang malam, kamu mau titip sesuatu pada kakak? " tanya Iles pada alex

"Iya Kakak akan hati hati" telephone pun ditutup Iles,

Iles menghembuskan nafasnya sambil menatap ponselnya, lalu menyimpan ponselnya ke dalam tas, Iles pun melangkah memasuki rumah sakit itu