Chereads / Eksistensi / Chapter 8 - SEVEN

Chapter 8 - SEVEN

Clavis yang melihat semua orang berlari kesatu arah merasa heran, lalu dia pun mengikuti mahasiswa dan mahasiswi yang berlari sambil saling berbisik

"masa? Aku tidak menyangka dia orang yang santai dan terlihat baik kalau dikelas"

"Iya katanya dia melayani dua om om langsung, bukankah dia gila, dan masih berteriak dengan mengatakan dia melakukannya dengan pamannya"

"ah benarkah bukankah itu sebuah aib, tidak lama ini Becca yang tersandung masalah sekarang mey, ih jangan dekat dekat dengan orang orang itu mereka semua hanya menjajakan selangkangannya"

"kecuali iles"

"kita pun harus hati hati, lihat saja mey sampai begitu"

Itu percakapan yang clavis dengar, dia langsung berlari melihatnya dan benar disana mey sedang berteriak

"bubar kalian sialan! Ini Foto editan! Siapa yang memasangnya" mey berteriak clavis yang menyaksikan itu langsung menelpon Rafael

Clavis menjauh dari kerumunan, tidak membutuhkan waktu lama Rafael mengangkat telephonenya

"ke kampus sekarang mey mengamuk" clavis langsung mengatakan itu tanpa Kata 'hallo' dan langsung mematikan ponselnya saat Rafael berkata akan langsung datang

Clavis kembali melihat mey, saat itu mey mengeluarkan sesuatu dan menghempaskan tangan Iles yang sudah terluka, clavis akan maju tapi Becca langsung menarik Iles menjauh sehingga lukanya hanya goresan yang tidak dalam

Saat mey sedang berteriak teriak, clavis menghampiri Becca dan iles

"sebaiknya kalian segera obati luka Iles, dan pulang" ujar clavis sambil menarik tangan Iles Karena Becca masih memegang Iles otomatis diapun tertarik keluar kerumunan

"tapi mey-" ujar Iles

"biarkan mey menjadi urusan kami yang ada disini, kalian punya jadwal kuliah yang sama kan, kelas siapa?" tanya clavis memotong ucapan Iles

"Sir Robert" jawab Becca ekspresi masih termangu kaget menyaksikan adegan tadi

"saya akan meminta izin untuk kalian, sebaiknya kalian kerumah sakit agar Athena segera diobati, antarkan dia sampai rumah Rebbecca, kalian hanya punya satu kelaskan? "

"iya" jawab Iles

"Sana" usir sir clavis

"Trimakasih sir" ujar Becca langsung menarik Iles menuju mobilnya untuk dibawa kerumah sakit masih dengan ekspresi kaget dan pandangannya menuju depan

"tunggu" panggil sir clavis memegang pundak Iles

Clavis melepaskan dasinya dan menyobek lengan kemaja panjang Iles, sobekan pakaian Iles digunakan sebagai penutup luka Iles agar darahnya tidak banyak yang keluar, dan dasi miliknya digunakan sebagai ikatan agar sobekan pakaian itu tidak lepas

"pergilah " bisik sir clavis pada Iles tepat didepan wajah Iles yang tingginya hanya sedagu sir clavis, Becca tidak memperhatikan itu karena fokusnya masih tidak disana,

Iles pun hanya tersenyum lalu menarik tangan Becca menuju mobil Becca, Karena Iles hari ini diantar dengan sopir bersama alex jadi Iles tidak membawa kendaraan

Clavis kembali ke kerumunan dan melihat Rafael yang mengendap dibelakang mey, orang orang membantu Rafael dengan memastikan mey tidak melirik kebelakang

Rafael memukul pundak mey keras hingga pingsan, dan pisau yang dipegang mey pun terjatuh, Rafael langsung membawa tubuh mey ke mobil dengan cara digendong

Clavis langsung membawa pisau yang terlepas dari pegangan tangan mey yang pingsan,

"bubar semuanya" clavis mengintrupsi orang orang, semua orang pun langsung bubar dengan saling berbisik

Clavis berjalan dengan langkah lebar mengikuti Rafael, sesampainya dimobil Rafael, clavis membantu membukakan pintu belakang, Rafael memasukan mey menidurkannya dikursi belakang lalu mengambil sebuah Kotak yang ada dimobilnya, Dan mengambil sebuah suntikan yang berisi sebuah cairan, dan menyuntikannya ketangan mey

"ah benar benar seorang dokter siaga" ledek clavis melihat Rafael yang sedang menyuntikan obat penenang itu

"diamlah" Rafael berujar kesal

Setelah selesai Rafael mengikat tangan dan kaki mey lalu menutup pintu belakang

"Trimakasih langsung mengabariku " Rafael menepuk pundak clavis dan bersiap masuk ke kursi kemudi

"ingat perjanjiannya Rafael " ujar clavis sambil menyerahkan pisau tadi, yang langsung diterima rafael

"baiklah, semua mahasiswimu itu gila" Rafael masuk dan langsung melajukan mobilnya

Clavis melihat Mobil itu dengan senyuman,

"aku bebas" ujar clavis langsung menelpon Mr. Robert untuk memberitahu kejadian tadi sehingga Becca, Iles dan mey dapat mendapatkan izin karena tidak bisa mengikuti kelas hari ini

Clavis pun memutuskan pergi ke kelasnya untuk mengajar

"Hari yang melelahkan tapi hari ini membawa keberuntungan " gumam clavis dengan senyuman kecil diwajahnya

Dirumah sakit

Becca dan Iles memilih untuk diam sepanjang perjalanan, mereka masih kaget karena kejadian tadi

Keduanya langsung masuk agar luka Iles segera diobati,, setelah masuk seorang perawat mengarahkan Iles dan Becca ke ruangan untuk obati

"Iles aku belikan pakaian yah didepan?" akhirnya Becca membuka mulutnya, setelah melihat pakaian Iles yang terkena darah, benar benar mengganggu pemandangan

Iles tersenyum dan mengangguk, lalu dibawa untuk diobati, Becca menyebrang kesebuah pusat berbelanjaan yang tidak jauh dari sana

Rebecca langsung masuk kesebuah toko pakaian yang terlihat olehnya, dia membeli sebuah kaos pendek berwarna hitam dengan cardigan berlengan panjang yang lebar dibagian lengan berwarna army, dan celana jeans berwarna baby blue yang panjangnya hanya selutut,

Rebecca membawanya ke kasir lalu segera keluar toko dan terlihat penjual minuman coklat dingin akhirnya Becca memutuskan untuk memesan 2 cup coklat dingin, Becca menunggu pesanannya untuk beberapa menit lalu membayar pesanannya dan kembali kerumah sakit,

Iles yang sedang diobati hanya bisa meringis menahan perih dilengannya, Iles melihat Becca tapi dia tidak mendekat karena Becca merasa takut melihat pakaian Iles yang terkena darah,

Tangan Iles sudah diperban dengan rapih, Becca pun menyerahkan pakaian yang sudah dibelinya, Iles membawanya ke kamar mandi untuk berganti

Iles sudah rapi dan bersih, wajahnya terlihat fresh kembali karena Iles memakai make up tipis, Iles pun duduk disamping Becca

"kau tau aku kaget melihat mey seperti itu, tapi aku bersyukur bisa menarikmu tepat waktu" ujar Becca sambil menghadap iles

"Trimakasih sudah menarikku" Iles tersenyum melihat Becca

Becca memeluk tubuh Iles, dengan badan sedikit bergetar, Iles pun hanya bisa menepuk ringan punggung Becca untuk menenangkan,

"Kenapa bisa begitu, awalnya aku mau memasuki kelas saat melihat orang orang kembali berkerumun disana, aku berpikir kasusku terjadi lagi, tapi saat melihatnya itu mey, aku langsung menelpon nya, aku tidak tau apa apa mengenai itu" Becca menjelaskan semuanya,

Ternyata Becca yang menelpon mey saat dikelas, Iles yang mendengarnya tidak bisa berkomentar apa apa, Karena dia pun masih merasa kaget

"aku yakin kasus ini akan langsung sampai ke dekan, lalu bagaimana dengan mey" Becca kembali berujar sedih,

Meskipun mey tidak menyukai Becca, tapi Becca masih mengganggapnya teman, Karena itu Becca masih mengkhawatirkan mey

"sudahlah kita pun tidak bisa berbuat apa apa, semua keputusan bukan kita yang menentukan karena bila mey melanjutkan disini pun dia malah akan semakin merasa depresi " jelas Iles masih menepuk punggung Becca

Saat merasa sudah tenang Becca melepaskan pelukannya, dan menyerahkan minuman coklat dingin yang tadi pada Iles,

"Trimakasih " Iles menerimanya Karena bagaimana pun makanan manis itu bisa menjadi obat saat keadaan stress, mereka pun menikmati minuman itu walaupun masih berada dirumah sakit,

"kau mau pergi kesuatu tempat? Karena kita sudah mendapatkan izin untuk sehari dari sir clavis " tanya Iles

"baiklah aku pun masih merasa akan gila bila tidak hiburan apalagi setelah kejadian tadi" jawab Becca

"Ayo pergi ke pantai" Ajak iles

"ide yang bagus" Becca menyetujui saran Iles

Mereka berdua pun menuju pantai yang Jaraknya satu jam lebih dari sana, dan waktu pun masih menunjukan pukul 11.58 kejadian gila itu hanya berlalu hanya dalam waktu satu jam saja,

Selama diperjalanan Iles dan Becca menghibur diri sambil bernyanyi nyanyi riang, atap mobil Becca dibuka, agar angin bisa menerpa mereka dengan leluasa

Mereka terlihat seolah tidak terjadi apapun, Karena kejadian itu benar benar gila bagi mereka, dan mereka tidak memilih diam dirumah karena itu hanya akan membuat mereka terus mengingat kejadian itu,