Kerajaan Qi untuk pertama kalinya mengadakan sebuah pesta yang megah dan meriah dengan mengundang seluruh rakyat dan raja kerajaan-kerajaan kecil yang mereka tundukkan serta tiga kerajaan besar tetangga ikut mereka hadirkan menambah kemegahan pesta besar kerajaan mereka. Tetapi karena pesta yang mendadak ketiga kerajaan besar tak datang dan hanya mengirim hadiah.
Warna-warna cerah khususnya warna merah bergelantungan dipinggir-pinggir bangunan dan jalanan ibukota kerajaan Qi. Para rakyat dan pedagang kaki lima berbaur jadi satu menjual barang-barang mereka dengan sukacita bahagia.
Mereka semua para rakyat kerajaan Qi sangat senang mendengar bahwa Qi Rui Wang sang dewa perang yang kejam menikahi seorang gadis bangsawan. Walau mereka segan dan amat takut dengan sosok Wangye kerajaan Qi tapi mereka tetap bahagia karena para rakyat tau jika bukan karena Qi Rui Wang yang berjuang diberbagai medan pertempuran mana mungkin mereka bisa hidup makmur dan sejahtera seperti ini jadi para rakyat kerajaan Qi sangat menghormati Qi Rui Wang selayaknya pahlawan agung kerajaan mereka terlepas dari betapa kejamnya Qi Rui Wang mereka tetap menghormatinya.
"Apakah kau tau yang mulia kaisar dan juga permaisuri sangat senang dengan pilihan jenderal Qi Rui menurut desas desus yang aku dengar Wangye dan juga kaisar ikut turun tangan membuat pesta megah dan agung ini demi Qi Rui Wangfeu.... aku sangat penasaran dengan kelembutan dan kecantikan Qi Rui Wangfei"ucap salah seorang pedagang gulali kepada pembelinya dan disebelahnya ada seorang wanita muda berpakaian seperti dayang sedang ikut menguping pembicaraan mereka.
"Cih apa bagusnya...."desis dayang itu tak suka kemudian langsung pergi.
Dayang muda itu adalah dayang yang selalu menemani putri Qi Qing kemanapun dan dimanapun itu. Sekarang ini ia sedang ditugaskan untuk mengambil sebuah rouge persik yang langka tapi dalam perjalanan ia mendengar bahwa para rakyat dan pedangan sepertinya sangat mengagumi Qi Rui Wangfei.
"Tidak tidak Wangye hanya untuk putri ... lihat saja apa yang akan aku lakukan nanti demi putri agar ia bisa bahagia"batinnya dalam hati.
Keesokkan harinya dii kediaman Qi Rui Wang, semua pelayan dan prajurit kesana kemari melakukan tugas mereka dengan serius. Suara hiruk pikuk pagi yang matahari saja belum keluar membangunkan so ah dari tidurnya, mengelus sampingnya ia merasakan dinginnya permukaan ranjang yang menandakan sosok itu tidak pulang semalam. Bangun dari tempat tidurnya, so ah membuka jendela samar-samar ia melihat para pelayan kediaman dan juga ada banyak prajurit di halaman depan kediaman.
Menikmati udara pagi dengan duduk didepan jendela, so ah menikmati bagaimana proses semu kuning kemerahan dilangit mulai merebak keluar dengan malu-malu sedikit demi sedikit menunjukkan keindahan mentari pagi.
"Wangfei sejak kapan anda bangun ??"tanya mama Luo khawatir.
"Tidak apa-apa mama .... aku hanya menikmati udara sejuk ini"jawab so ah santai.
Mama Luo melihat penampilan alami Wangfeinya ini, pakaian ringan sederhana putih yang di pakai wangfei membalut tubuh mungil wanita didepannya ini dengan longgar tapi tak membuat pesona tersembunyi itu hilang melainkan menambah pesona misterius yang menyegarkan mata dengan rambut-rambut panjang lembut dan lebat milik wangfeinya yang tergerai kontras dengan warna pakaiannya terlihat seperti seorang malaikat jatuh yang tersesat dibumi.
"Wangfei hamba sudah mempersiapkan air hangat untuk anda"kata mama Luo sopan.
"Baiklah"jawab so ah kemudian langsung berjalan menuju kamar pemandian disamping kamar utamanya.
Ketika pintu pemandian terbuka semerbak aroma mewangian segar menyapa dan memanjakan indra penciuman so ah.
Melepas semua pakaiannya, so ah langsung memasuki bak besar pemandiannya itu. Tubuhnya terasa rileks ketika mama Luo dengan lembut memijat titik akupunturnya, memejamkan mata menikmati pijatan mama Luo. So ah memikirkan apa yang terjadi beberapa hari yang lalu, kenapa sikap wangye menjadi berbeda ?... menghela nafas lelah so ah memutuskan untuk menyingkirkan pikirannya itu dengan menyentuh ringan kelopak-kelopak bunga yang ada didalam bak pemandiannya.
Selesai dengan ritual mandi kini So Ah sedang duduk menghadap cermin perunggu didepannya ini dan dikedua sisinya ada dua dayang muda yang sedang mengasapi so ah dengan dupa segar mewangian.
Melirik perhiasan dan pakaian yang akan dipakainya hari ini, so ah melihat bahwa perhiasan yang akan ia pakai dikepala terlihat sangat mewah dan sudah pasti akan sangat berat nantinya.
"Mama bisakah aku emm tidak memakai perhiasan untuk hiasan kepala itu atau apakah ada yang lebih sederhana lahi ???"tanya so ah lembut.
Ia melihat hiasan kepala ini saja sudah cukup membuat kepalanya merinding kaku apalagi memakai pakaiannya yang mungkin saja sangat berat melekat ditubuhnya.
"Maafkan hamba wangfei hanya saja anda harus berbahagia karena baju dan perhiasan ini disiapkan langsung oleh Wangye dan hal ini berarti wangye sangat mencintai anda wangfei terlepas dari rasa ego lelaki yang besar karena rata-rata lelaki bangsawan tinggi tak ada yang berani secara langsung seperti wangye karena mereka sangat mengutamakan derajat status mereka"jawab mama Luo menjelaskan dengan bahagia.
So ah mendengar hal itu hanya diam saja. Bagaimana caranya agar dirinya tak memakai hiasan kepala ini ?!.. bahkan sebelum memakainya, kepalanya sudah terasa kaku duluan.
"Mama bisakah bawakan aku sesuatu untuk mengisi perutku"kata so ah lembut.
Perutnya semenjak tadi terus meronta kelaparan, kadang-kadang dirinya berfikir ia sudah seperti ternak gemuk yang sangat suka menghabiskan makanan beberapa pekan terakhir ini.
"Baiklah wangfei"jawab mama Luo kemudian bergegas memerintahkan para dayang untuk cepat-cepat mengambilkan kudapan ringan untuk wangfei.
So ah mengelus lembut pakaian yang akan ia pakai untuk upacara nanti, Kain pakaian yang terasa sangat halus serta lembut itu bersentuhan dengan tangannya dan ada perasaan nyaman walau hanya disentuh saja. Tapi mengingat berat perhiasana dan pakaian yang akan ia kenakan nanti, so ah merasa sedikit menghela nafas.
Mungkin ini sudah yang paling ringan dipilihkan wangye untukku, Pikir so ah.
Sedangkan itu, di halaman depan Qi Rui Wangfu para prajurit pilihan yang akan mengawal wangfei untuk upacara perayaan pengangkatan permaisuri Qi Rui Wang diistana kekaisaran Qi berdiri kaku seperti patung.
Tandu mewah besar terlihat kontras karena diangkat empat orang prajurit gagah dan juga dikelilingi para prajurit terlatih milik Jenderal agung utama kekaisaran Qi, Qi Rui Wang.
Terdengar bunyi gong dari dalam kediaman Qi Rui Wang yang menandakan bahwa upacara sudah akan dimulai. Serentak mendengar kode gong dari dalam kediaman Qi Rui Wang, para penabuh yang ada di urutan kedua rombongan yang mengawal Qi Rui Wangfei membunyikan tabuhan-tabuhan pembuka.
So ah berjalan dengan anggun dengan mama Luo yang menemaninya mengangkat ujung pakaiannya. Kain merah tipis terlihat menutupi seluruh wajah dan perhiasan dikepalanya, membuat sosok ramping yang berjalan itu terlihat anggun dan juga misterius secara bersamaan.
Dengan bantuan mama Luo, so ah menaiki tandu mewah.
"Mama, apakah wangye ada diistana kekaisaran ??"tanya So ah lembut pada mama Luo.
"Iya wangfei ... wangye menunggu anda di istana"jawab mama Luo tersenyum.
Rombongan yang mengawal Qi Rui Wangfei terlihat sangat berbeda dengan dari yang lain, didepan rombongan ada beberapa prajurit yang bertugas membawa panji-panji kekaisaran ditambah dengan kain berwarna merah cerah yang ikut menyertai mereka di belakang barisan itu ada para penabuh alunan musik yang ikut memeriahkan perjalanan Qi Rui wangfei keistana kekaisaran dan dibarisan ketiga terlihat prajurit gagah dan kaku yang berjalan dengan tandu dengan kain-kain merah indah ditengah-tengah mereka yang sudah pasti mereka melindungi Qi Rui Wangfei.
Dayang-dayang yang ditugaskan istana untuk mengikuti perjalanan rombongan Qi Rui Wangfei sedang melemparkan koin-koin disepanjang jalan yang dimaksudkan agar Qi Rui Wang dan Qi Rui Wangfei hidup dalam berkah kemakmuran.
Anak-anak dan para rakyat jelata bersuka cita dengan kemurahan hati Qi Rui Wang karena koin yang dilemparakan merupakan koin-koin perak yang bagi mereka sangat berharga.
"Hidup Qi Rui Wang semoga semakin sejahtera dan bahagia bersama Qi Rui Wangfei dan dilindungi para dewaa"sorak mereka penuh syukur mendoakan Qi Rui Wang.
Jalanan penuh sesak dan untungnya para prajurit siap siaga dengan tubuh mereka yang tangguh itu menghalangi para rakyat yang saling berhimpitan.
Dari dalam tandu so ah mendengar keriuhan dan kemeriahan serta sorak sorai penuh syukur dari para rakyat kerajaan Qi. Jantungnya semakin berdetak kencang selama dalam masa perjalanan menuju istana kekaisaran.