Chapter 46 - Chapter 46

"Apa salahku ??"tanya putri Qing Qing dengan suara yang sedikit goyah bergetar.

"Maafkan hamba yang mulia tapi putri tak bermaksud seperti itu"ucap seorang pemuda bangsawan dengan berani membela putri Qi Qing.

"Apa hakmu untuk berbicara didepanku"kata yuan dingin.

Aura disekelilingnya sudah mulai berat seiring dengan cara bicaranya yang juga semakin menyeramkan, merasakan tangan putih pucat yang memegang lengannya dengan lembut yuan terdiam.

"Apakah kau tak nyaman ??"tanya yuan lembut.

"Tidak apa-apa sekarang aku baik-baik saja"ucap so ah sedikit lega karena aura yang dikeluarkan suaminya tak menyakitinya tapi cukup membuat ia kasihan dengan para tamu yang diundang diistana ini dengan raut pucat seperti kehabisan nafas dan mungkin sudah ada yang berkeringat dingin seperti pemuda yang berbicara itu contohnya.

"Maafkan hamba yang mulia jika putra hamba sangat ceroboh"ucap seorang menteri tua dengan tergesah-gesah menarik mundur anak lelakinya.

"Puas dengan apa yang kau lakukan putri Qi Qing ?!"kata kaisar

"Ayahanda maafkan aku tapi putri ini tak tau apa kesalahan yang sudah putri ini perbuat"kata putri Qi Qing sedih.

"Yang mulia seharusnya anda tidak membuat bibit yang hanya membawa aib dimasa depan"kata yuan kasar.

"Yuan gege maafkan aku... apa yang aku lakukan aku tak tahu"kata putri Qi Qing menangis tersedu-sedu.

Hatinya semakin sakit mendengar ucapan yang dilontarkan orang yang paling ia cintai itu, seingatnya dulu ia tak pernah mendengar ucapan atau kata-kata apapun yang keluar dari mulut yuan ketika ia ucapkan kata-kata yang penuh arti didepan banyak orang dan mendekati paman kekaisarannya ini didepan umum tapi kenapa sekarang sangat berbeda semenjak kedatangan wanita disamping lelaki yang ia cintai.

"Maafkan permaisuri ini yang belum tegas mengajari etiket untuk putri Qi Qing yang mulia kaisar"kata permaisuri sopan.

"Bukan salah mu permaisuriku... panggil dayang senior etiket kemari"kata kaisar tegas.

"Ayahanda aku tak salah hiks hiks"ucap Putri Qi Qing menangis berusaha memutar balik keadaan karena ia sudah merasakan suatu firasat buruk yang tidak mengenakkan.

"Sejak kapan kau sebagai seorang putri dengan lancang memanggil paman kekaisaranmu dengan sebutan yang sangat kurang ajar itu didepan umum ??!!... dan sejak kapan kau berani menyela pembicaraan para tetua yang lebih tua dari mu dan mengganggu dengan tidak sopannya ditengah pembicaraan"kata kaisar dingin dan tegas.

"Tapi tapi yuan ge sudah dekat denganku semenjak aku beranjak dewasa ayahanda"bela putri Qi Qing.

"Ini bukan arena yang bisa kau sentuh dengan leluasa... aku membiarkanmu dekat dengan adikku bukan untuk menjodohkan mu dengannya tetapi membuatmu belajar menajadi bijak dan berbudi luhur serta bisa melindungi dirimu sendiri.... tidak ada seorang paman yang menikahi keponakannya !!! Sangat menjijikan....."kata kaisar lagi.

Para tamu undangan langsung terbelalak kaget mendengar ucapan kaisar, memang mereka dulu satu sepemikiran bahwa kaisar akan menjodohkan putri bungsunya dengan Qi Rui Wang dan juga mereka merasa dibodohi dengan sikap putri Qi Qing yang seenaknya saja menghina mereka dan mereka hanya mengangguk patuh seperti orang bodoh serta mengabaikan semua kejelekan sikap tuan putri karena mereka takut jika dimasa depan putri Qi Qing benar menjadi Qi Rui Wangfei bagaimana nasib keluarga mereka jika tidak dari sekarang ini mereka menjilat tuan putri yang egosi dan angkuh itu. Tapi mendengar ucapan kaisar mereka menjadi tau siapa yang tidak tahu malu disini.

"Dayang rendahan ini menyapa yang mulia kaisar"ucap seorang dayang tua yang membungkuk hormat.

"Berdiri mama .... siapa yang mengajarkan etiket pada putri Qi Qing"tanya Kaisar tegas langsung bertanya pada mama tua yang memang ditugaskan khusus untuk memberi ajaran etiket bagi para pangeran dan putri kerajaan.

"Hamba hanya mengajarkan tuan putri setengah jalan yang mulia setelah itu dipertengahan pelajaran Consort Lin yang melanjutkan pelajaran etiket dengan mengajari tuan putri secara langsung"jawab dayang senior itu jujur.

"Apa yang mau kau katakan Consort Lin ?"tanya kaisar lagi tanpa menoleh.

"Maafkan hamba yang mulia kaisar... hamba hanya tidak merasa nyaman jika tuan putri belajar dengan mama yang terlalu tegas untuk putri yang sangat lembut yang mulia jadi hamba berinisiatif mengajari tuan putri karena kasih sayang hamba kepadanya"jawab Consort Lin, wajahnya yang terawat halus terlihat berkelap-kelip menggoda ketika bibir merahnya yang sengaja ia jilat samar seakan memberi tahu kaisar bahwa ia tak bersalah karena ia adalah ibu kandung dari tuan putri.

"Apakah kau tau sedari dulu kaisar ini sangat benci dengan sesuatu yang diambil alih tanpa izin ?!"kata kaisar Qi santai.

Consort Lin yang mendengar hal itu langsung pucat berkeringat dingin, dirinya melirik wajah permaisuri yang menatapnya dengan sorot mata kesenangan karena sudah termakan umpan yang dibuat permaisuri.

"Maafkan hamba yang mulia... hamba akan menerima hukuman yang pantas"kata Consort Lin berusaha mengatur ekspresi wajahnya.

"Bawa consort Lin kembali ke paviliunnya dan jangan keluar biarkan ia keluar jika kaisar ini belum mengeluarkan dekritnya"ucap kaisar yang sukses membuat Consort Lin menjadi pucat pasi karena perkataan kaisar yang secara tidak langsung mengatakan bahwa Ia sudah dibuang kepojok harem kaisar yang berarti ia sudah diabaikan.

Consort Lin melirik putri Qi Qing meminta bantuan tapi melihat putrinya ini hanya menatap penuh kebencian kepada wanita yang ada disamping Qi Rui Wang sudah cukup membuatnya sangat emosi. Disaat ibunya sedang dalam masalah karena ulah dirinya sendiri, putri Qi Qing dengan bodohnya membiarkan urusan ibu kandungnya dan hanya mementing dirinya sendiri dengan terus menatap penuh harap pada Qi Rui Wang.

"Dan juga untuk putri Qi Qing kurung ia di aula leluhur kekaisaran selama tiga bulan untuk memikirkan kata-kata dan tindakkannya dimasa lalu agar dimasa depan ia tak mempermalukan keluarga kerajaan"kata Kaisar lagi.

Putri Qi Qing yang mendengar bahwa ia dihukum di aula leluhur kekaisaran langsung tersentak dan menatap kaisar dengan tidak percaya.

"Ayah ayahanda aku tau aku bersalah tidak memanggil yuan gege sebagai paman kekaisaranku .... maafkan aku ayahanda"ucap putri Qi Qing menangis tersedu-sedu.

"Lihat consort Lin bagaimana kau memanjakan anak ini hingga ia tak berbudi luhur seperti putra dan putri ku lainnya"kata kaisar marah.

Consort Lin hanya bisa terdiam, harga dirinya sudah hilang tak berbekas karena kaisar yang tak meninggalkan muka untuk ia membela diri.

"Yang mulia maafkan kecerobohan hamba tetapi wajar saja tuan putri masih muda dan butuh banyak bimbingan"kata consort Lin

Para tamu dan juga para bangsawan kerajaan Qi hanya bisa menatap penuh tak percaya dengan kejadian yang ada di depan mereka. Bagaimana seorang consort yang berani mengambil alih tugas seorang permaisuri untuk mengajari budi luhur yang ditanamkan sejak kecil lewat dayang senior dan consort itu yang tak tahu malunya mengambil aliu sang putri yang ada di bawah pengawasan ibu sahnya, sekalipun consort Lin ibu kandung dari putri Qi Qing tapi hal itu tak berati karena ia hanya seorang selir dan ibu sah pangeran dan putri kerajaan tetap bermuara di permaisuri sekalipun bukan ibu kandung mereka, mereka wajib menghormatinya melebihi ibu kandung mereka.

So ah pusing melihat perdebatan didepan matanya ini, dirinya juga risih terus menerus ditatap penuh rasa kebencian oleh keponakan suaminya ini.

"Yuan bolehkah kita pergi... aku lelah"bisik so ah lirih.

"Baiklah"kata Yuan kemudian bangkit dan membantu so ah berdiri.

Semua mata tertuju pada kedua pasangan itu ketika mereka berdua bergerak dan berdiri dengan sangat harmonis serta terlihat mesra.

"Yang mulia aku mengundurkan diri .... wangfei ku lelah"kata yuan santai yang hanya diberi respon anggukkan setuju oleh kaisar.

"Tidak paman kekaisaran pasti sudah di hasut wanita jalang ituu !!!..."jerit putri Qi Qing tiba-tiba dengan tatapan nyalang penuh kebencian.

Ia langsung tergopoh-gopoh melempar sepoci teh panas yang terbuat dari bahan keramik kearah so ah, yuan dengan sigap melindungi istrinya dengan menjadikan dirinya sendiri sebagai tameng.

Harapannya tak sesuai dengan apa yang ia lihat dengan matanya, ia sangat berharap dengan siraman teh panas ini bisa membuat wajah rupawan itu hancur.