Chapter 44 - Chapter 44

Rombongan yang mengawal Qi Rui Wangfei sudah mencapai gerbang istana, para prajurit yang mengawal terus membawa tandu Qi Rui Wangfei memasuki istana.

Tabuhan-tabuhan gendang dan iring-iringan musik mulai terdengar yang menandakan bahwa upacara sebenarnya akan segera dimulai.

Yuan sekarang sedang menunggu kedatangan permaisurinya ditangga istana kekaisaran.

Jubah hitam dengan kerah berbulu yang melingkar setengah dipundaknya menambah kesan tampan sekaligus berbahaya itu tak ia kancingkan dengan benar dan bisa dilihat bahwa ada pakaian merah tua terang khas pengantin yang terlihat dicelah terbuka jubah hitam itu.

Yuan berdiri kokoh menunggu kehadiran satu-satunya wanita yang akan menemaninya dalam semua kehidupannya ini dengan tegas.

Di ujung atas tangga, kaisar dan permaisuri kerajaan Qi duduk diatas singgasana juga ikut melihat bahwa tandu yang membawa Qi Rui Wangfei sudah ada dibawah mereka.

Suara gong besar mulai berdentang diiringi dengan suara lonceng yang ada di tengah-tengah kota kerajaan Qi memberitahu semua rakyat kerajaan bahwa sang permaisuri Qi Rui Wang akan memulai upacaranya.

Tandu mewah dengan kain-kain merah yang terlihat elegan itu berhenti tepat didepan Yuan. Perlahan So Ah membuka tirai merah yang menutupi pintu tandu dan ketika ia akan turun dirinya melihat ada tangan besar yang ia sudah tau itu tangan Yuan, so ah dengan gugup memegang tangan Yuan yang membantunya dengan lembut keluar dari tandu.

Dari balik kain yang menutupi seluruh kepalanya, so ah samar-samar hanya bisa melihat bayangan dari suaminya ini. Melihat kearah atas tangga, so ah tersentak lembut tapi masih bisa dirasakan Yuan karena tangannya yang memegang tangan so ah. Tinggi anak tangga yang akan ia tapaki untuk naik keatas sangatlah banyak, ia tak yakin apakah bisa dengan selamat sampai keatas dan baru sekarang ini dirinya merasakan betapa sulitnya menjadi pengantin kekaisaran kerajaan lain.

Yuan melihat wanita yang dibalut pakaian hitam dan merah ini sedikit ragu-ragu ketika akan menaiki tangga, tanpa berfikir panjang dan tak mau wanitanya kelelahan Yuan mengangkat langsung so ah dalam rengkuhannya.

"Aahhh"pekik so ah kaget.

"Apa... apa yang kau lakukan ??... cepat turunkan akuu"ucap so ah mulai tak nyaman ada didalam gendongan yuan.

So ah bergerak gelisah dan mulai mencubit ringan bahu Yuan tapi karena tak mendapat respon akhirnya so ah menyerah.

"Kenapa diam ?"bisik Yuan ketika kakinya mulai menapaki anak tangga yang berjumlah puluhan ribu itu dengan santai, dirinya sangat menikmati bagaimana ketika ia merengkuh dan menghirup aroma tubuh wanita mungil dalam dekapannya ini

"Apakah aku berat ??"tanya so ah dari balik kain penutupnya.

"Ya kau sangat berat, kedua tanganku hampir mati lemas"jawab Yuan menggoda so ah.

So ah mendengar hal itu wajahnya langsung memerah terbakar dan untungnya kain penutup tipis ini menyamarkan rasa malu so ah. Memang benar apa yang dikatakan yuan bahwa beberapa pekan terakhir dirinya sangat suka makan dan akibatnya perutnya mulai sedikit yah hanya sedikit membuncit samar.

"Turunkan aku"bisik so ah mulai bergerak-gerak lagi.

"Hahaha ssttt kita hampir sampai"bisik Yuan merasa terhibur, ia hanya membayangkan wajah merah so ah yang terlihat menggemaskan dibalik kain penutup tipis.

Sampai di atas, kaisar dan permaisuri kerajaan Qi masih duduk diatas singgasana serta para pangeran dan putri yang ada disamping kanan kiri mereka yang mulai berdiri memberi hormat pada paman kekaisaran mereka.

Putri Qi Qing menatap tak suka dari awal hingga akhir bagaimana ketika paman kekaisarannya ini dengan penuh kasih sayang menggendong wanita didepannya ini.

Terlebih lagi semua bangsawan dan para tamu yang diundang ke kerajaan Qi menatap dengan banyak ekspresi terhadap wanita didepannya ini rata-rata para bangsawan menatap penuh rasa hormat dan juga banyak wanita muda bangsawan menatap iri wanita itu serta sudah dipastikan dimasa depan ia juga harus menyapa dengan hormat bibi kekaisarannya ini.

"Hormat pada langit dan bumi.... Hormat pada kaisar dan permaisuri kerajaan Qi .... semoga dewa memberi berkah bahagia pada pasangan yang diciptakan surga"ucap seorang pendeta kekaisaran Qi.

Semua susunan upacara sudah dilakukan dengan lancar dan sekarang ini Yuan membawa so ah untuk beristirahat di ruangan yang sudah disiapkan dengan cermat oleh permaisuri jadi yuan mempercayai keselamatan so ah setelah mengecek ruangan ini layak atau tidaknya.

"Apakah kau lelah ??"tanya Yuan lembut.

"Ya... leherku sangat sakit"jawab so ah dengan suara menahan rasa kesal dan hanya disambut gelak tawa dari suaminya.

"Jika kau tak ingin memakainya kau bisa tidak memakainya.."kata yuan lembut.

"Tapi semua yang aku pakai dirimu yang mempersiapkannya jadi aku sangat menyayangkan jika tak memakainya"jawab So ah malu-malu.

Yuan tersenyum lembut mendengar apa yang dikatakan so ah tapi ada rasa menyesal kenapa ia harus memilihkan perhiasan ini jika pada akhirnya menyusahkan wanitanya.

Yuan membuka kain tipis yang menutupi seluruh bagian kepala wanitanya ini dengan lembut.

Melihat wanita mungil yang sangat memikat duduk didepannya, rasanya yuan tak ingin membawa so ah keluar dari ruangan ini dan menunjukkan pada semua  manusia betapa indahnya belahan jiwanya ini.

"Dayang tua ini memberi salam kepada Qi Rui Wang"ucap mama Luo memberi salam.

"Ada apa mama ??"tanya Yuan

"Wangye ... yang mulia kaisar dan permaisuri sudah menunggu anda diaula"jawab mama luo sopan.

"Iya mama ... aku akan kesana sekarang"jawab Yuan.

Yuan menggandeng tangan so ah dan membawanya menuju kearah aula kekaisaran yang dikhususkan untuk acara-acara tertentu.

Disatu sisi, para bangsawan satu sama lain bergosip heboh dengan kejadian tadi ketika pengangkatan resmi Qi Rui Wangfei.

"Ku rasa mungkin Qi Rui Wangfei wanita paling beruntung dikehidupan ini"bisik seorang gadis bangsawan.

"Ya benar sekali .... lihat saja pengangkatan resmi ini diperhatikan langsung dan dengan cermat semuanya diurus oleh Qi Rui Wang dan juga kabarnya permaisuri Shui Lan ikut membantu .... aku penasaran bagaimana jika putri Qi Qing bertemu dengan Wangfei yang berpangkat sebagai bibi kekaisarannya itu bukankah dirinya sangat  dekat dengan Qi Rui Wang ??"bisik gadis bangsawan lainnya dengan bersemangat.

"Iya benar sekali... mungkin sekarang putri Qi Qing sedang patah hati"balas yang lainnya lagi.

"Ssstt istana punya mata dan telinga hati-hati nanti kepala kalian jadi taruhannya"kata gadis bangsawan dengan pakaian merah muda yang segar ditubuh rampingnya.

Putri Qi Qing yang baru saja hadir mendengar dengan jelas apa yang sedang digosipkan para gadis-gadis bangsawan diaula kekaisaran ini. Menggertakkan gigi menahan emosinya, dirinya dengan cepat memasang tampang yang baik-baik saja dan terlihat seperti sekuntum bunga yang layu. Para lelaki lajang yang melihat tampilan segar serta menyedihkan putri Qi  Qing memelototi para gadis-gadis bangsawan yang bergosip.

Putri Qi Qing puas melihat hal yang ia perbuat dengan santai dirinya duduk di tempat yang sudah dipersiapkan sesuai dengan derajat dan kehormatan dikekaisaran.

Permaisuri Shui Lan melihat apa yang dilakukan Putri Qi Qing sedikit menyipitkan mata.

"Hebat sekali hanya dengan satu ekspresi ia bisa mengelabui lawan-lawannya sama seperti selir-selir tak tahu malu itu"batin permaisuri Shui Lan melirik para Consort yang salah satunya adalah ibu dari putri Qi Qing.

Para consort sedang saling bertempur diam-diam demi menarik perhatian kaisar mereka saling bertukar sapa satu sama lain seakan-akan tak ada masalah panas didalam hubungan mereka.

"Kenapa Rui belum datang ??"tanya permaisuri Shui Lan pada mama Luo.

Kaisar dan dirinya sudah sangat akrab dengan Qi Rui Wang semenjak kejadian beberapa puluh tahun yang lalu. Dan permaisuri sudah menganggap Qi Rui Wang sebagai adik lelakinya sama seperti kaisar yang sangat menyayangi saudara satu-satunya didunia ini.

"Maafkan hamba yang mulia permaisuri... Qi Rui Wang sedang dalam perjalanan kemari"jawab Mama Luo.

"Baiklah kau bisa turun dan ambil kotak kayu yang ada di ruanganku"ucap permaisuri santai.

Semua yang ada diruangan itu memperhatikan apa yang diucapkan permaisuri apalagi ketika permaisuri memerintahkan mama Luo yang juga adalah seorang dayang senior kepercayaan keluarga kaisar sekaligus yang mengurus rumah tangga Qi Rui Wangfu untuk pergi mengambil sebuah kotak yang sudah pasti isinya adalah hadiah berharga untuk Wangfei.

Sebuah fakta yang membuat semua orang menjadi iri dan iri.