Happy reading.
Setelah perdebatan panjang antara Adila dan Fadhil. Akhirnya Fadhil memilih untuk pergi meninggalkan rumah adila sementara waktu. Itupun tanpa sepengetahuan orang tua Adila.
"Aku harus pergi kemana, tidak mungkin kalo aku sampe pulang ke rumah orang tuaku,"gumam Fadhil sembari melajukan mobilnya yang belum pasti arahnya.
Jam.sudah menunjukan pukul 22.15. Fadhil yang saat itu sedang melajukan mobil pun, akhirnya menghentikannya sejenak di bahu jalan.
Kini Fadhil dan mobilnya berada di ketinggian, lebih tepatnya jalan layang. Fadhil melangkah keluar mobil dan berdiri tepat di pembatas jalan.
"AIRAAA..."Teriak Fadhil dari ketinggian.
Fadhil terus saja memanggil nama Aira berulang kali dalam balutan kesedihannya.
Tiba-tiba sajaseketika pandangan Fadhil melebur, dan tiba-tiba saja sosok Aira datang menghampi Fadhil lalu memeluknya.
Perlahan Aira mengusap air mata Fadhil. Sembari menampakan senyuman yang selama ini Fadhil rindukan.
"Aku mencintaimu,"Ucap Fadhil sendu.
"Aku mencintaimu, tapi Kita sudah tak bisa bersama lagi, kamu akan menemukan sosoku, di Adila. Dia gadis baik. Dan kelak kamu akan bahagia bersamanya,"ucap Aira, lalu melepaskan pelukannya. Seketika Airapun menghilang bersama bayangannya.
"Airaaa....."Fadhil kembali berteriak memanggil nama Aira, sampe tubuhnya lemas dan bertekuk lutut.
Setelah beberapa Saat Fadhil mencoba bangkit, dan kembali melajukan mobil dengan kecepatan penuh menuju kantornya.
Fadil malam ini memilih untuk tidur di kantor, semata-mata menenangkan fikirannya. Meski sebenarnya besok adalah hari weekend. Setidaknya malam ini dirinya bisa tidur nyenyak meski hanya tidur di sofa panjang.
****
Keesokan Harinya di kediaman Adila.
"Sayang ayo sarapan dulu,"ujar Rossali pada suaminya yang sedang membaca koran di teras rumah.
"Daddy ko gak liat Fadhil dan Adila mah? Apa mereka belum bangun. Jam berapa ini?"tanya Asbar, pada rosali.
"Iya gatau nih, kenapa mereka belum keluar juga yah sayang, padahl udah jam hampir jam 10,"ucap rosalli.
"Yaudah, mamah ajak mereka, biar kita sarapan bareng," tegas Asbar.
"Yasudah, mam bangunin Adila dan Fadhil dulu yah,"ucap rosali lalu berjalan menuju kamar Adila.
TOK, TOK, TOK, Sayang,"teriak Rosali di balik puntu Adila.
Namun adila tidak merespon sama sekali. Akhirnya rossali terus mengetuk dan memanggil Adila. Sampai pada Akhirnya adila menyaut.
"Mom, kenapa?"tanya adila yang membuka sedikit pintu kamarnya dengan wajah dan penampilan yang masih berantakan.
"Udah jam berapa ini, cepat mandi lalu sarapan. Papi nunggu kalian berdua di bawah,"tegas rosali.
"Baik mom,"ujar adila lalu menutup pintunya kembali.
Kurang lebih satu jam adilapun keluar dari kamar dengan pakaian santainya.
"Selamat Pagi daddy,"ucap adila memelul ayahnya yang sudah duduk di atas meja.
"Pagi juga Sayang. Daddy kira kamu gak akan sarapan, makannya dadi sma mamah kamu, mau sarapan duluan tadinya.,"tegas Asbar.
"Hemmm, Adila juga laper dad, mana mungkin gak sarapan,"ucap adila yang kini sudah duduk di meja makan.
"Mana Fadhil sayang?"tanya Rosaali menoleh ke Arah adila.
"Entahlah,"saut adila mengangkat kedua bahunya sambil menyendok makanan.
"Adila, jawab yang benar, daddy gak suka liat kamu sekarang yang semena-mena. Momi kamu itu nanya baik-baik,"tegas Asbar menatap tajam Adila dan sedikit meninggikah suaranya.
"Dad, mom, Adila gatau dia kemana. Dari semalam dia gak pulang,"Ucap Adila tanpa rasa bersalah.
"Tidak mungkin Fadhil keluar tanpa alasan,"ucap Rossali menyela.
"Yah siapa tau, mungkin dia sudah bosan denganku, atau mungkin dia sudah punya perempuan lain yang mampu menggantikan Aira,"ucap Adila mengelak.
"ADILA Jaga bicaramu. Fadhil itu suamimu. Jadi kamu harus menghormatinya."tegas Asbar, yang masih menatap adila.
"Cukup Dad, mom, kenapa kalian hanya mempedulikan laki-laki itu. Bukankah yang anak kalian itu Aku. Harusnya kalian mementingkan kebahagiaanku, ketimbang lelaki itu. Dia itu bukan siapa-siapa kalian. Lagi pula aku tidak mencintainya. Yang aku cintai itu adalah Satya."tegas adila dengan nada sedikit meninggi.
Mendengar ucapan Adila yang meninggi, sontak membuat Rosali repleks menampar pipi kanan adila dengan sangat kerasnya.
Dan seketika adila terdiam, karna ini pertama kali rossali menampar dirinya.
Adilapun beranjak dari meja dan berlari ke arah kamarnya, sembari menangis.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.
di.tunggu komenannya kaka.❤