Chereads / Jodoh dan Takdir / Chapter 14 - bab 14. Curahan Hati

Chapter 14 - bab 14. Curahan Hati

Setelah perbincangan yang lumayan lama Fadhil bergegas berangkat ke kantor dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, karna dia sedari tadi sudah sedikit terlambat.

Sedangkan Adila berangkat bersama Asbar. Adila benar-benar tidak di ininkan membawa mobil sendri.

Sesampainya di kantor Adila langsung masuk ke ruang kerjanya.

"Hemmm, sepertinya Ada yang marah nih, pagi-pagi itu jangan suka marah-marah nanti cepet tua loh."Seru Ana menyindir Adila karna menapakan wajah kusutnya.

"Aku sedang tidak Mood untuk bercanda, jadi berhentilah bicara,"Tegas Adila.

"Waww, Adila. Aku tak pernah melihat kamu semarah ini. Okey, okey ,aku tidak akan bicara denganmu sampai kau membutuhkanku,"tegas Ana.

Kini merekapum menyibukan diri dengan setumpuk pekerjaan yang belum dikerjakan. Namun sayangnya Adila tidak bisa konsentrasi dengan pekerjaanya.

Lalu diapun meraih ponselnya dan menghubungi Satya kekasihnya.

Tak lama satyapun mengangkat panggilan Adila.

"Hallo sayang, bisakah kita bertemu, aku merindukanmu, aku ingin kita bertemu sekarang juga,"Ucap Adila dengan Nada memohon.

"Sayang, apa kamu punya masalah. Tidak biasanya kamu mengajak bertemu di jam kerja seperti ini,"ucap Satya dari sebrang sana yang sedikit cemas.

"Yah! ada masalah. Dan aku butuh kamu saat ini,"ucap Adila sendu.

"Aku sedang ada di kantor saat ini. datanglah, biar kita bicarakanan disini. Oke babby,"Ujar Satya.

"Baiklah, Sampe ketemu di sana sayang,"ucap Adila lalu memutuskan panggilannya.

Kini Adila memasukan beberapa peralatan dalam tasnya. Lalu beranjak dari kursi dan menghampiri Ana.

"An, aku sedang tidak enak badan. Bisakah kamu menyampaikan pada bu Silil,untuk meminta ijin untuku,"

"Baiklah, nanti aku sampaikan pada bu Sisil."Saut Ana menoleh ke arah Adila.

"Thank you hunny",Ujar Adila seketika memeluk sahabatnya itu.

Kini Adila langsung beranjak dan pergi meninggalkan Kantor. Adila memilih menaiki Taxi untuk bisa sampai ke kantor Satya.

Saat Adila hendak sampai ke kantor Satya. Adila mengirim pesan pada Satya agar menjemputnya di lobby kantor. Tanpa basa basi Satya langsung mengiyakan permintaan Adila.

Kini Adilapun sampai ke kantor Satya. Disana terlihat kalo Satya sedang duduk menunggu kehadiran Adila.

Terlihat senyuman mengembar yang di lemparkan Ke adila saat satya melihat kehadirannya. Satya pun berdiri saat Adila sudah berada tepat di hadapannya.

"Hallo babby,"pelukan pun mendarat tepat di tubuh semampai Adila. Begitupun Adila yang membalas pelukan kekasihnya itu.

Satya segera mengajak Adila untuk masuk ke ruangan kerjanya yang berada di lantai tujuh. Kini Adila dan Satya sudah berada dalam satu ruangan yang sama berdua.

"Kamu, mau minum apa baby?"tanya Satya yang hendak membuka mini kulkas yang berada dalam ruangannya.

"Air mineral sayang,"saut Adila yang kini hendak duduk di kursi sembari menyandarkan tubuhnya.

Setelah mengambil Air mineral Satya langsung menyodorkan pada Adila. Adilapun langsung meneguknya.

"Jadi apa yang sebenarnya terjadi?"Tanya Satya penasaran. Bukan jawaban yang Satya dapatkan melaikan sebuah pelukan yang amat erat.

"Aku mencintaimu, sungguh sangat mencintaimu. Tak bisakah kamu menghadap kedua orang tuaku, dan katakan pada mereka Kalo kamu mencintaiku dan akan menikahiku. tak sanggup rasanya hidup seperti ini terus menerus, aku gak mau kalo harus hidup dengan orang yang sama sekali tidak aku cintai. Pernikahan yang seharusnya jadi impian terindah untuk semua wanita, malah menjadi malapetaka untuku,"ucap Adila menangis sesegukan.

Satya terdiam membisu mendengar ucapan Adila, seketika Adilapun melepaskan pelukan satya.

"Kenapa hanya diam, kenapa gak jawab. Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi,"tanya adila dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Kedua mata Satya ikut berkaca-kaca melihat Wanita yang dia cintai menangis tanpa henti. Mungkin ini benar-benar titik lemah Adila selama dua bulan terakhir ini.

"Aku mencintaimu, sunguh mencintaimu,"Ucap Satya yang meletakan kedua tangannya di pipi Adila. Perlahan Satya mengusap Air mata Adila yang berjatuhan dengan begitu lembut. Kini mereka pun, saling bertatapan, namun tiba-tiba saja Satya langsung mengecup bibir merah Adila. Perlahan kecupan itu berubah menjadi lumatan. Adilapun membalasnya kembali.

Bahkan saat seperti ini Adila tidak memikirkan statusnya yang sudah menjadi Istri orang. Adila benar-benar menikmati setiap permainan yang di lakukan Satya. Sampai pada akhirnya suara telepon Adila berdering dan menghentikan cium*an mereka.

.

.

.

.

.

Bersambung.

Jangan Lupa untuk komen di Bawah. biar Autor semangat liat komenan kalian .

JANGAN DI TIRU YAHH.. INGET INI HANYA FIKTIF BELAKA.

JANGAN HUJAT AUTOR JUGA HEHEHE.

FOLLOW YUK IG. autor. Ayyana Haoren