Sore ini, Fadhil mencoba untuk mengerjakan pekerjaannya dengan cepat, karna dirinya sudah berjanji akan menjemput Adila ke tempat kerja seperti permintaan Adila pagi tadi.
"Gak biasanya pulang cepet bos!"Tanya Samuel, karna melihat bosnya yang hendak bersiap-siap untuk pulang.
"Iya ada perlu. Sam, jangan lupa aku tunggu perkembanganmu sampai nanti malam,"Tegas Fadhil lalu pergi meninggalkan ruangannya.
"Siap bos. Saya kabari secepatnya."Saut samuel.
Kini Fadhil bergegas untuk pergi ke kantor Adila secepat mungkin. Sesampainya disana Fadhil langsung menoleh arah jarum jam, yang di tangannya.
"Pukul 17.05 terlambat lima menit semoga Adila tidak mengamuk,"ucapku, lalu keluar dari mobil dan masuk ke dalam kantor Adila.
Kini Fadhil mencoba menghubungi Adila terlebih dahulu namun ponselnya tak kunjung aktif.
Sampai pada Akhirnya Fadhil memilih untuk menanyakan pada resepsionis terlebih dahulu. Saat Fadhil menghampiri Resepsionis dan hendak bertaya tiba-tiba saja ada seorang perempuan menariknya begitu kencang keluar, dengan wajah di yang di tutupi syal Santin bunga-bunga.
Siapa lagi kalo bukan Adila.
"Kamu kenapa ke dalam sih, kenapa gak tungguin aku di mobil. Lagi pula kamu kan bisa telepon aku,"Tutur Adila menampakan wajah lesalnya.
"Aku sudah menghubungi kamu berkali-kali tapi sayangnya no yang aku tuju tidak kunjung Aktif."tegas Fadhil.
"Bener juga yah, hape ku drop dan belum sempat aku carger saat diberikan oleh Satya tadi pagi."gumam Adila dalam hati.
"Yasudah ayok kita pulang, ngapain tetap disini,"Grutu Adila masuk ke dalam mobil.
Disusul oleh Fadhil yang ikut masuk ke dalam mobil.
Kini mobil yang Fadhil kendarai pun, melaju dengan kecepatan sedang. Di tengah-tengah jalan tiba-tiba saja mobil yang di kendarai masuk ke area perkampungan dengan gank perkampungan yang hanya bisa di masuki oleh 1 mobil.
"Hey, kamu mau bawa aku kemana. Jangan bilang kamu mau culik aku. Cepetan hentikan mobilnya, aku mau turun sekarang juga!"Ucap Adila yang mencoba menghentikan laju mobil.
"Adila. Hentikan kita bisa nambrak tebing. Bersikaplah dewasa, siapa juga yang mau culik kamu, aku hanya ingin menemui seseorang"Tegas Fadhil.
"Awas aja kalo kamu berani macam-macam,"Tegas Adila.
Fadhil hanya diam mendengar ucapan Adila.
Kini mobil yang di kendarai Fadhil terparkir tepat di depan rumah berukuran sederhana. tidak begitu bagus, tidak juga jelek. Tapi masih layak untuk di huni. Saat Fadhil menyalakan klakson tiba-tiba saja segerombolan Anak-anak kecil ke luar dari rumah tersebut. Fadhilpun segera keluar dari mobil.
"Tempat Apaan ini! Kenapa begitu banyak sekali anak kecil,"gumam Adila dalam hati.
"Apa kau tak ingin ikut keluar,"tanya Fadhil kembali merundukan tubuhnya sembari menatap Adila dari luar pintu mobil.
"Tidak,"Tegas Adila sembari mengangkat kedua pundaknya.
"Baiklah,"Ucap Fadhil lalu menutup pintu mobil.
Langkah kaki kecilpun berlarian menghampiri Fadhil yang masih berdiri di pinggir mobil. Fadhil merunduk, lalu jongkok agar setara dengan anak-anak tersebut. Seketika merekapun berpelukan.
Kini fadhil berjalan ke arah bagasi untuk memberikan beberpa cemilan, buku, dan beberpa mainan pada anak-anak tersebut. Mereka begitu bergembira saat Fadhil memberikan sesuatu yang menurut mereka sangat berarti.
Sedangkan Adila masih terdiam dan memperhatikan Fadhil dan anak kecil tersebut dari dalam mobil. Tiba-tiba saja Ada anak kecil yang memecahkan lamunannya sembari mengetuk kaca mobil.
Adilapun segera membuka kaca mobil.
"Tante Aira ayo keluar, kita main,"ucap seorang anak perempuan yang memanggil Adila dengan sebutan Aira.
Tiba-tiba saja Fadhil datang menghampiri Anak yang sedang bicara pada Adila.
"Sayang, tante Aira sedang tidak enak badan, jadi nanti aja yah, mainnya,"Ucap Fadhil memberi penjelaskan.
"Oh gitu, tante Aira, kenapa gak pake kerudung yah om."tanya anak tersebut.
Fadhil yang mendengar pertanyaan yang keluar dari anak tersebutpun bingung mau menjawab apa.
"Sayang, ini kaka pake krudung ko, tadi kaka cuma kegerahan makannya lepas krudung sebentar,"Ucap Adila menarik Syal dirinya dan di jadikan krudung.
"Oh gitu. Ya udah kaka aku main sama yang lain dulu yah, aku doain semoga ka Aira cepet sembuh,"ucap anak tersebut yang melempar senyuman pada Adila lalu pergi.
"Maafkan kepolosan anak tersebut. Dia hanya tidak tau kalo kamu bukanlah Aira. tunggu sebentar aku ingin menemui pemilik panti ini terlebih dahulu"Ucap Fadhil lalu pergi meninggalkan Adila.
Saat Fadhil pergi, sejenak Adila berfikir tentang sosok Fadhil yang begitu peduli dengan anak-anak yatim di panti asuhan. Membuat Adila sedikit terkesan dengan sikap yang dimiliki Fadhil.
"Apa Aira dan Fadhil sering ketempat ini, mangkannya anak tersebut mengira kali aku Aira,"gumam Adila.
Tak lama Fadhil kembali dan langsung masuk ke dalam mobil.
"Maaf menunggu lama,"ucap Fadhil yang kini menyalakan stater mobil.
"Tidak apa-apa,"saut Adila.
Terdengar aneh di telinga Fadhil saat Adila bicara begitu singkat, biasanya kalo Fadhil telat dia suka mengomel. Tapi tidak untuk kali ini. Kini Fadhil memutar mobilnya, saat fadhil hendak pergi anak-anak panti melambaikan tangan pada dirinya. Fadhilpun membalas sembari tersenyum. L
dan setelahnya Fadhil dan melajukan mobilnya ke arah rumah.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.