"Hallo sayang! Kalian baru pulang?"Tanya rosali karna melihat Adila, dan Fadhil yang baru masuk ke dalam rumah.
"Hallo mom, hallo dad, kapan kalian sampe rumah?" Tanya Adila menghampiri kedua orang tuanya yang sedang bersantai depan rumah, begitu pula dengan Fadhil.
"Mama dan daady tadi siang baru sampe,"Saut Rossali.
"Fadhil, tidak biasanya daddy liat kamu dan Adila pulang bersama,"Ucap Asbar menyela.
"Iya Dadd, tadi Fadhil emang pulang cepat, mangkanya jemput Adila terlebih dahulu,"Saut Fadhil.
"Hemm, mulai deh cari muka,"Gumam Adila mengerutkan dahinya.
"Oh bagus donk, coba saja kalian bisa sering pulang bareng begini. Daddy dan mommy kamu, kan seneng liatnya,"Ujar Asbar.
"Bener banget itu dad,"Saut Rossali.
"Yasudah kalian cepat bersih-bersih. Kalo sudah kalian turun, kita makan malam!"Ucap Rossali.
"Baiklah mom,"saut Adil lalu pergi meninggalkann kedua orang tuanya. Begitu pupa dengan Fadhil yang ikut berpamitan pada Rossali dan Asbar.
*****
Setelah satu jam kemudian, Fadhil keluar kamar. Dan susul oleh Adila di beberpa menit kemudian setelah Fadhil keluar.
Setelah semuanya kumpul, mereka memilih untuk makan malam terlebih dahulu.
"Dila, apa kau yakin tidak ingin makan?"Tanya Rossali karna melihat anaknya hanya makan buah potong.
"Tidaklah mom, ini sudah malam aku tidak ingin gendut."Ujar Adila.
"Hemmm Anak ini, selalu serperti ini,"Grutu Rossali.
Di tengah-tengah penjamuan, tiba-tiba saja Asbar memulai pembicaraan tentang liburan Adila dan Fadhil.
"Fadhil, Adila, apa kalian sudah menyiapkan barang bawaan kalian untuk keberangkatan ke Eropa besok?"Tanya Asbar melirik ke arah Adila dan Fadhil.
"Belum dad, mungkin nanti. Lagi pula keberangkatannya besok siang ini."Saur Adila.
"Fadhil?"Asbar bertanya ke arah Fadhil.
"Sama dad, Fadhil juga belum mempersiapkannya."Tegas Fadhil.
"Ya sudah, setelah ini kalian bersiap-siaplah."Tegas Asbar.
Di sela-sela makan malam, dan obrolan mereka, tiba-tiba saja ponsel Fadhil berdering. Fadhilpun segera minta ijin untuk mengangkat panggilannya tersebut.
"Hallo sam, Kenapa?"tanya Fadhil yang kini mencoba menjauh dari meja makan.
"Saya sudah dapat info tentang Adila dan kekasihnya."Ucap Samuel.
"Ceritakan Sam."Tegas Fadhil.
"Jadi kemarin Adila pergi ke Apartemen kekasihnya itu, sekitar satu jam lebih Adila dalam Apartemen lalu dia keluar sudah dalam keadaan menangis. Untuk masalah penyebabnya saya belum mengetahuinya. Tapi ada hal penting yang saya dapatkan. Klo besok kekasih Adila akan terbang ke Eropa."Ucap Samuel.
"Terus apa lagi yang kamu dapatkan?"
"Satu lagi, pagi tadi kekasih Adila datang ke kantor dan meminta maaf depan orang banyak di dalam kantor Adila. Kemungkunan mereka berdua sudah berbaikan, Sudah tidak ada lagi bos,"ucap Samuel.
"Sam toling cari tau kamar, dan hotel yang akan di tempati Satya di Eropa, aku tunggu sampe besok siang,"tegas Fadhil.
"Oke, siap,"
"Terimakasih sam,"Ucap Fadhil lalu mematikan panggilannya.
"Apa yang mereka lakukan dalam Apartemen? Tidak. Tidak mungkin kalo Adila melakukan Hal yang fatal dan kelewat Batas."Gumam Fadhil.
Setelah selesai Fadhil kembali ke meja makam. Dan melanjutkan makan malamnya.
****
Ke esokan harinya, pagi-pagi sekali Rossali membangunkan Adila untuk segera bersiap-siap merapihkan koper bawaannya, yang belum di packing sama sekali.
"Mam, aku masih ngantuk,"Grutu Adila.
"Kamu masih enak-enakan tidur, liat suami kamu aja udah bangun dari tadi malahan dia sudah pulang lari pagi. Lah kamu masih asik di bawah selimut,"Ucap Rossali.
"Iya, iya , aku bangun, tapi momi bantu siapin yah! Biar aku mandi dlu,"Ucap Adila mengecup pipi Rossali lalu beranjak ke kamar mandi.
"Dasar anak itu,"Celetuk Rossali heran.
Beberapa jam kemudian Adila, dan Fadhil sudah siap dengan barang bawaan mereka.
Rossali dan Asbar memilih untuk mengantar mereka ke bandara terlebih dahulu. Sebelum berangkat tiba-tiba saja Asbar meminta Tas Adila.
"Dad, buat apa daddy meminta Tas yang kubawa?"Ucap Adila merasa heran dan menarik dari tangan ayahnya.
"Adila!"Satu gertakan dengan kedua mata sedikit melotot membuat Adila seketika tak mampu berkutik dan langsung memberikan Tasnya pada Asbar. Meski dengan sedikit kesal.
Tiba-tiba saja Adila kaget saat Asbar mengambil telepon genggam dan beberapa kartu beserta uang yang berada dalam tas Adila.
"Dadd, What are you doing?" Adila merasa kaget dengan apa yang di lakukan Asbar.
"Daddy akan mengambil ini semua,"Tegas Asbar.
" dadd, Are you crazy, aku membutuhkan itu semua,aku mohon kembalikan.
"Tidak akan pernah sampai kamu kembali pulang ke indonesia." Ucap Asbar pada Adila.
"Fadhil mana ponsel kmu?"Pinta Asbar.
"Untuk apa dadd, aku membutuhkannya untuk kerja." Saut Fadhil.
"Selama liburan tidak ada yang boleh mengurusi kerjaan. Telepon ini daddy ambil untuk sementara waktu,"Tegas Asbar mengambil ponsel yang di gengam Fadhil.
"Daddy mana mungkin kita bisa hidup tanpa telepon genggam, bagaimana kalo terjadi sesuatu,"Sela Adila.
"Tenang aja, daddy sudah siapkan telepon ini untuk kalian,"Ucap Asbar menyodorkan ponsel pada Fadhil.
"Akh, menyebalkan sekali. Liburan macam apa ini, tanpa kartu credit tanpa ponsel, dan uang. Bagaiamana bisa aku belanja tanpa itu semua"Grutu Adila
"Kamu bisa memakai milik suamimu, benar kan Fadhil apa yang daddy ucapakan?"Tanya Asbar melirik ke arah Fadhil.
Tiba-tiba saja Ucapan Asbar membuat Fadhil terkejut.
"Tentu saja dadd,"Saut Fadhil.
"Apa yang sebenarnya mereka semua rencanakan. Membuatku muak saja,"gumam Adila dengan wajah tidak senang.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.