Happy Reading.
Setelah menempuh perjalanan udara sekitar 14jam. Dari jakarta ke Swiss. Akhirnya mereka berhenti di Bandar Udara Internasional Zürich atau biasa di sebut Zurich Airport Flughafen Zürich.
Swiss adalah negara federal berisi 26 kanton di Eropa Tengah yang berbatasan dengan Jerman, Prancis, Italia, Liechtenstein dan Austria.
Julukan Swiss juga, disebut sebagai Land of Milk and Honey, sebab negara tersebut punya susu dan madu yang kualitasnya nomor satu di Eropa.
Negeri Swiss dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam yang ada di benua Eropa. Menjadi titik temu Pegunungan Alpen Barat dan Timur yang melewati Italia, Prancis, dan Alpen Timur.
Karena pegunungan Alpen, Swiss menjadi negeri tujuan Wisata Alam terkenal di Eropa. Jenewa, adalah danau paling indah di dunia dan terbesar di Eropa. Danau Zurich, yang di sekelilingnya adalah kota Zurich, sebagai kota paling banyak dikunjungi karena perbukitan, hutan damai, desa indah.
*****
Sesampainya di Bandar Udara Internasional Zürich Adila dan Fadhil langsung di jemput oleh Tour guide yang sudah di pesan sebelumnya.
" Guetä Tag! Hello Mr Fadhil, and Mrs Adila. Im Amir,"Sapa seorang pemandu yang datang menghampiri mereka dengan begitu sopan.
Mr. Amir Adalah pemandu asal indonesia yang menetap di Swiss dia juga akan menemani Fadhil dan Adila saat melakukan perjalanan selama mereka liburan di Swiss itupun ketika mereka membutuhkannya saja.
"Hello Mr Amir! Saya Fadhil, dan ini Istri saya,"Ucap Fadhil yang membalas sapaannya. Namun Adila hanya diam dan hanya menampakan wajah masamnya.
"Okey, semoga Tuan, dan Nyonya nyaman dengan jasa Tour saya,"Ucap Amir.
Setelah selesai memperkenalkan diri dan menyapa, Amir langsung memasukan barang bawaan mereka ke dalam mobil. Disusul oleh Adila dan Fadhil yang ikut masuk juga ke dalam mobil. Begitu pula dengan Amir.
"Kita jalan sekarang yah tuan, nyonya!"ucap Amir melirik padaFadhil dan Adila di pantulan kaca Spion depan.
"Iya pak, jalan aja,"saut Fadhil dengan begitu ramahnya.
Setelah mendapat jawaban dari Fadhil , diapun langsung menyalakan stater dan melajukan mobilnya dengan kecpatan sedang.
"Tuan, kita mau mampir kemana dulu?"Tanya Amir.
"Kita cari restoran dulu yah pak! Cari restoran yang Halal dan jadi rekomendasi. Setelah itu baru kita ke Storchen Zurich - Lifestyle Boutique Hotel,"Tegas Fadhil.
"Lah ko ke Storchen Zurich - Lifestyle Boutique Hotel sih. Bukannya kita akan menginap di Grand Hotel des Bains Kempinski,"Ucap Adila menyela, dengan raut wajah kagetnya.
"Iya memang benar kita mau nginep disitu awalnya. Tapi daddy bilang kalo Hotel Storchen Zurich lebih mewah dan bagus, cocok untuk pasangan suamu istri,"Saut Fadhil dengan begitu santainya.
"Kenapa kamu tidak memberitahu dulu sebelumnya, Menyebalkan."Ucap adila dengan begitu kesalnnya.
Fadhil hanya diam saja tidak membalas ucapan Adila. Karna Fadhil tau konsekuensinya jika berdebat dengan Adila akan berkepanjangan.
Fadhil sengaja tidak memberi tahu pada Adila tentang perubahan Hotel, karna Fadhil tau di hotel pilihan pertamanya suda ada Satya yang memesan hotel yang sama dan tidak jauh dari kamar yang mereka pesan.
Sedangkan Tuan Amir tidak mempedulikan tentang perdebatan yang ucapkan oleh pasangan suami istri itu. Dirinya terus melajukan mobil dengan begitu fokus, sampai pada akhirnya dia berhenti tepat di depan sebuah restoran Ecco Zurich, bernuasa Eropa Tengah.
Saat masuk Adila dan Fadhil sudah disambut dengan suara alat musik Saksofon dengan begitu indah, membuat suasana terkesan romantis.
Namun Adila tetap, masih menampakan marahnya.
"Bagaimana cara memberi tahukannya pada Satya kalo aku berada di hotel yang berbeda."Gumam Adila dalam hati.
Adila terus saja berfikir cara untuk menemui Satya secara langsung. Namun Adila juga bingung karna Fadhil tidak mungkin mengijinkan Adila keluar sendiri di tempat yang dirinya belum kenal.
"Kamu mau pesan apa?"Tanya Fadhil memecahkan lamunan Adila.
"Terserah,"Saut Adila sedikit mengangat pundaknya.
"Yasudah kita langsung ke Hotel, tidak usah makan,"Tegas Fadhil lalu beranjak lembali dari tempat duduknya.
Melihat tingkah Fadhil adila semakin kesal di buatnya.
"Tapi aku lapar, kamu segaja mau buat aku mati kelaparan, Hah!"Ucap Adila dengan nada kesal.
Fadhil hanya tersenyum lalu duduk kembali.
"Aku pesan makanan yang bisa buat aku kenyang,"tegas Adila yang tak mau melihat daftar menu.
"Yasudah kalo begitu, kita pesan semua makanan biar kamu kenyang,"Saut Fadhil.
"Apa kau gila, apa menurutmu aku seperti b*abi hutan yang kelaparan,"
"Aku tak mengatakan itu, mungkin kamu yang merasa,"
"Sial, dia benar-benar menyebalkan. Kenapa dia tidak bisa bersikap manis sedikitpun,"gumam Adila dalam hati.
Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang, akhirnya Fadil dan Adila memesan makanan yang sesuai dengan keinginan mereka masing-masing.
Setelah selesai makan, mereka kembali masuk ke dalam mobil. Dan kini mobilpun melaju ke Arah hotel. Tidak butuh lama mereka untuk sampai.
"Mr Fadhil and Mrs Adila, saya permisi dulu, kalo ada perlu atau kalian akan berkeliling hubungi saya kembali. Dan selamat beristirahat,"Ujar tuan Amir yang kini membantu meletakan koper mereka di lobby hotel.
"Oke, Trimakasih banyak tuan Amir,"Sahut Fadhil sembari tersenyum tipis.
Kini Fadhipun mengambil kunci kamar hotel setelah itu merekapun menaiki lift untuk sampai ke kamar tujuan.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.
Follow IG.
Ayyana Haoren