Chereads / Jodoh dan Takdir / Chapter 13 - bab 13. Tiket Liburan

Chapter 13 - bab 13. Tiket Liburan

Fadhil memilih untuk turun terlebih dahulu dengan pakaian yang sudah rapih. Sedangkah Adila masih sibuk merias dirinya.

Di meja makan sudah ada Asbar dan juga Rossali yang sedang berbincang-bincang, Fadhil pun, langsung menghampiri mereka.

"Selamat pagi ma, dad,"ujar Fadhil seraya duduk di tengah-tengah perbincangan mereka.

"Nak, sepagi ini kamu sudah rapih. Apa mau berangkat pagi?"tanya Asbar.

"Iya dad, ada Rapat yang harus aku hadiri,"Ucap Fadhil sembari menuangkan teh hangat ke dalam cangkir.

"Oh, dimana Adila, kenapa belum turun juga?"tanya Asbar menoleh ke arah tangga.

"Paling sebentar lagi juga turun daddy,"Ucap Rossali menyela.

Benar saja apa yang di ucapkan Rosaali. Tak lama Adila pun turun menghampiri kerumunan mereka.

"Pagi, mom, dad."Ucap Adila duduk di samping Fadhil.

"Non ini omletnya,"ucap mbo Zum yang datang menghampiri Adila, dan menarunya di atas meja tepat di hadapan Adila.

"Makasih bi,"Ujar Adila.

Mendengar ucapan Adila, seketika kedua orang tuanya melongo, menatapnya.

"Why."Adila mengangkat kedua tangannya membalas tatapan kedua orang tuannya karna merasa heran.

Ini pertama kalinya Adila, mengucapkan Terimakasih pada mbo Zum. Biasanya dia hanya bisa memerintah tanpa mengucapkan itu.

"Mom, aku kerja bawa mobil sendiri yah?"ucap Adila memohon.

"Tidak, kamu berangkat dengan daddy,"Tegas Asbar menyela.

"Lagi-lagi daddy, sepertinya aku akan kesulitan mencari waktu untuk bersama Satya."Gumam Adila dalam hati.

Fadhil mendengar obrolan Adila dengan orang tuanya mencoba acuh sembari makan.

"Fadhil, apa hari ini kamu pulang makam, kalo pulangnya masih sore, cobalah untuk menjemput Adila."Ucap Asbar.

"Kenapa dengan daddy, apa daddy mencoba untuk mengekangku,"Tegas Adila.

"Daddy tidak pernah ingin mengekang, kalian berdua hanya saja kamu barus lebih banyak waktu berdua dengan suamimu itu."Tegas Asbar.

Mendengar ucapan Asbar. Adila dan Fadhil tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dengan wajahnya sifatnya yang tegas, mana bisa Adila berkutik.

"Ini Tiket ke Eropa untuk kalian. Keberangkatan dua hari lagi."Tegas Asbar, meletakan dua buah Tiket bulan madu ke hadapan mereka.

"What, daddy! Apa-apaan ini. Aku tidak mau,"Tegas Adila membulatkan kedua matanya, begitupun dengan Fadhil. Mereka benar-benar kaget dengan apa yang di Ucapkan Asbar.

"Dad, benar apa kata adila, ini dadakan Fadhil juga tidak bisa,"Sela Fadhil.

"Tidak ada Alasan untuk kalian berdua menolak ini,"

"Dad ayolah, perusahaan tidak akan mengijinkannku mengambil cuti secara mendadak,"Ucap Adila.

"Keluar dari perusahaan itu, kalo mereka tak bisa memberimu cuti."

"Dad mana bisa begitu, I Love my job."Ujar Adila.

"Dad Fadhil juga tidak bisa meninggalkan perusahaan begitu saja,"

"Urusan itu daddy akan menyuruh orang kepercayaanku untuk membantu orang kepercayaanmu, Bukankah itu mudah. Lagi pula bukannya kalian belum mengambil cuti ketika menikah kemarin,"Tegas Asbar menatap Anak dan Menantunya.

"Entah kenapa Firasatku mengatakan kalo daddy sengaja melakukan ini, Agar Aku dan Adila bisa saling mengenal,"Gumam Fadhil dalam hati.

"Kenapa daddy begitu memaksa, menyebalkan sekali. Mana mungkin aku bisa liburan berdua dengan Fadhil. Ini bukan liburan atau honey moon yang orang bicarakan. Melainkan ini sebuah bencana,"Gumam Adila dalam hati.

"Yasudah daddy Fikir kalian sudah paham dengan apa yang di maksud daddy. Jadi bersiap-siaplah untuk keperluan kalian yang akan di bawa. Dan satu lagi, Daddy sudah menyuruh orang kepercayaan daddy untuk mengawasi kalian selama liburan di Eropa,"Tegas Asbar.

"WHAT !"Ucap Adila dan Fadhil berbarengan dengan membulatkan kedua matanya.

"Lagi-lagi Asbar membuat mereka tercengang. Sedangkan Rossali duduk santai mendengar perbincangan mereka. Jelas saja, karna ini adalah usul dari Rossali dan Asbar untuk menyatukan mereka. Bukan hanya mereka saja, tapi ini juga rencana orang tua Fadhil yang mereka tak ketahui.

Jadi sebelumnya mereka sudah membicarakan ini antara kedua belak pihak dari Fadhil maupun dari keluarga Adila. Mereka merencanakan liburan mereka, agar Fadhil dan Adila bisa saling mengenal satu sama lain.

Jujur saja Asbar dan Rossali ingin segera menimang cucu, begitupun dengan keluarga Fadhil.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.