Chereads / Kebahagiaan Protagonis / Chapter 5 - Chapter 4 : Dijual? (2)

Chapter 5 - Chapter 4 : Dijual? (2)

Menara eksperimen manusia yang disamarkan sebagai Menara Alkemis. Yoo Han bergidik dan akhirnya merasa bahwa akhir hidupnya sudah dekat bahkan sebelum dia dapat melihat sekilas protagonis. Tidak, kematian sendiri merupakan kemewahan setelah dia masuk ke sana.

'Apakah Cail sungguh dibawa ke tempat ini dalam novel?'

Yoo Han bertanya-tanya plot lubang tersebut yang tidak menyebutkan apa-apa tentang ini. Rencana sebelumnya yang brilian untuk mendapatkan Artefak yang bakal membantu protagonis harus ditunda atau mungkin tak 'kan berjalan.

Novel "Ways of Heroes" yang menjelaskan secara rinci penyiksaan dalam menara eksperimen membuat pikirannya kalang-kabut.

Bagaimana dia tahu bahwa itu adalah menara eksperimen?

Itu sudah sangat jelas tanpa perlu ditanyakan. Untuk apa lagi budak anak-anak digiring ke Menara Alkemis satu-satunya di Kerajaan Marina jika bukan sebagai kelinci percobaan?

Para Alkemis Apprentice dan Alkemis Senior mengarahkan mereka menuju sebuah bilik khusus layaknya penjara transparan. Yoo Han meringkuk bersama anak-anak lain yang sepertinya menyadari akan diapakan mereka.

Dia berusaha mencari jalan keluar setidaknya sekecil apapun kemungkinannya. Namun, segala solusi membutuhkan orang dalam menara ini yang sukarela meninggalkan kejahatannya. Yoo Han tahu orang semacam itu pasti ada, tetapi hampir mustahil menemukannya seperti menemukan sehelai jerami di tumpukan jarum.

Berapa lama waktu berlalu? Dia bahkan tak yakin bagaimana waktu berputar di dunia ini. Mungkin itu sama seperti yang dijelaskan novel tersebut. Namun, Yoo Han tidak ingin terlalu banyak berharap dan akhirnya kecewa berat seperti rencananya yang gagal sebelum dimulai.

Dia naif sama seperti kehidupannya di dunia sebelumnya, menerima perlakuan tak adil dari sanak keluarganya kemudian tidak bisa berbuat apa-apa ketika mendapat pelecehan.

Yoo Han merasa bahwa dirinya lemah, hanya berbekal pikiran kuat bahwa suatu hari nanti hidupnya akan berubah tidak cukup. Dia harus mengganti cara berpikirnya yang menganggap semua hal mudah dan pasti berjalan baik selama dia yakin itu.

Yoo Han merenungi kesalahan berpikir yang telah menjadi kebiasaan yang mengakar kuat dalam kepribadiannya. Jika dia ingin hidup, maka dia harus mengubah kepribadiannya.

Mata violetnya mulai meredup, cahaya yang berasal dari kenaifan dan kebaikan hatinya perlahan padam sedikit demi sedikit.

Alkemis Apprentice membawa satu per satu anak-anak menuju bilik di sisi lain yang tak terlihat, Yoo Han tahu tentang tempat itu. Gilirannya akan segera tiba.

Pada saat dia ditarik paksa keluar oleh Alkemis Apprentice seperti sapi, kepalanya berdenyut menyakitkan. Terasa seperti akan pecah, dia linglung beberapa saat, merasa seperti ada sesuatu yang diambil darinya. Yoo Han menatap jijik pada wajah tertutup kerudung putih alkemis itu, warna putih murni tidak cocok untuk kejahatan mereka.

"Ho~."

Alkemis tersebut tampak tertarik pada reaksi Yoo Han yang berbeda dari anak-anak lain yang pasrah. Alkemis Apprentice yang merupakan orang baru dalam penelitian menara ini menganggap anak berambut coklat muda di depannya akan jadi kelinci percobaan terbaik. Dia, Haruzel, ingin memastikan hal itu karena dia sangat menyukai penyiksaan yang unik.

Yoo Han bergidik saat memperhatikan Alkemis itu menjilat bibirnya yang samar-samar terekspos ketika orang itu mengangkat kepalanya.

Yoo Han didorong masuk ke ruang berikutnya, ruangan khusus yang dibuat oleh Master Menara Alkemis dengan sihir spasial sehingga takkan ada yang tahu keberadaan ruangan itu selain mereka yang ikut dalam penelitian atas izin Master Menara. Tentunya, Master Menara pasti seorang Alkemis gila karena mengeksploitasi anak-anak malang.

Yoo Han tak'kan pernah melupakan pemandangan yang dia lihat di depannya sekarang.

Dia benar-benar ingin menanggalkan kepribadiannya sebagai 'Yoo Han'.

***