Master Menara Alkemis Castal menanggapi permintaan pertemuan mendesak. Dan ketika dia mengetahui masalah macam apa yang terkait, ketenangan yang telah dia pertahanan sejak 50 tahun yang lalu hancur.
Menara Alkemis satu-satunya di Kerajaan Marina berada di Kota Harva di sebelah barat daya dari Ibukota Marine. Itu telah berdiri sejak sekitar hampir 100 tahun lamanya dan Master Menara saat ini merupakan murid langsung dari Master Menara pendiri. Akan tetapi, Master Menara Castal tidak mengikuti ajaran Gurunya dan malah menjadikan Menara Alkemis sebagai tempat eksperimen terlarang.
Secara kebetulan hari ini ketika berita menakutkan itu datang dari bagian eksperimen Chimera yang disembunyikan, Gurunya datang berkunjung untuk memeriksa apakah ada yang salah dengan pengembangan Alkemis muda yang baru.
Sekarang, gurunya mengetahui kejanggalan dari Menara Alkemis yang dia tinggalkan bersama muridnya.
"Apa maksud pesan tadi? Bencana telah lahir?" tanya Willbert de Castalia, pendiri Menara Alkemis yang mempertahankan penampilan mudanya meski usianya lebih dari 100 tahun.
Castal duduk dengan gelisah di depannya dan tergagap ketika menjawab, "T-tidak begitu, Guru. Mungkin itu kesalahan."
"Hnm, betulkah?" Willbert menyipitkan matanya sembari meminum secangkir teh khas Kota Harva yang disajikan, rasa manis dan asam sesuai dengan kesukaannya.
"Iya!" tegas Castal sambil menyeka keringat di dahinya.
Dia ingin segera mengecek subjek tersebut, namun Gurunya ada di sini. Semakin lama, kegelisahannya bertambah.
"Castal," panggil Willbert.
"Ya, guru!"
"Kau mengubah tempat ini menjadi kotor tanpa izinku."
Tuk!
Willbert menaruh cangkir tehnya dengan keras ke meja lalu berdiri. Sudah lama sejak terakhir kali dia ke sini setelah perjalanannya menuju daerah terlarang. Dia tak cukup bodoh untuk mengabaikan Menara Alkemis yang dia dirikan telah diubah menjadi tempat perbudakan.
"Bawa aku ke sana, kita lihat apakah pesan tadi benar."
Willbert memberikan perintah tanpa kompromi pada muridnya yang sangat mengecewakan.
"G-guru, apakah Anda akan membunuhnya sebelum berkembang lebih jauh?" Castal memang bersalah dan kotor dengan perbuatannya, tetapi dia tidak ingin dunia ini hancur sehingga dia harus membujuk Gurunya.
Willbert berhenti sebentar lalu melanjutkan langkahnya ke portal yang disiapkan di ruang khusus lantai tertinggi dalam Menara Alkemis.
"Belum bisa dipastikan, jika itu benar … aku akan mengurusnya secara pribadi," jawab Willbert dengan suara rendah.
Jawaban itu sedikit menenangkan Castal, dia cepat-cepat mengaktifkan portal dan menargetkan koordinat ruang eksperimen Chimera, lagipula dia sudah tertangkap basah, jadi cepat atau lambat gurunya pasti menyadari adanya eksperimen terlarang ini. Lebih baik langsung memberitahunya sehingga hukumannya bisa berkurang.
***
Ketika Cail dikeluarkan dari tabung eksperimen, dia mengalami kebingungan pada pertanyaan eksistensial.
'Siapa…aku? Di mana …ini?'
Mata violetnya meredup dan kosong saat melihat ke tubuhnya yang bersemu merah.
'Rasanya … sakit.'
Haruzel memerintahkan Alkemis lainnya memindahkan Eire ke ruang yang sama dengan Hen dan Zen, meninggalkan Cail di sini sendirian. Dia mendudukkan bocah, yang masih terpengaruh efek cairan kekuatan asing yang meresap ke tubuhnya, di kursi besi.
⸢"Aku merupakan subjek eksperimen yang gagal, tapi… aku tidak bisa mati."⸥
"Hah! Uhuk!"
Cail menyemburkan dahak hingga mengejutkan orang-orang di sekitarnya, dia terbatuk sangat keras sampai mengeluarkan darah dan membungkuk ke lantai.
Dalam pantulan lantai yang jernih, pupil mata Cail mengecil melihat bayangan wajahnya.
Rambutnya masih sama, dan warna matanya juga. Akan tetapi,—
Ada tato merah tua yang menutupi wajah dan lehernya, tato itu bersinar.
Cail ketakutan dan memegangi kepalanya ingin menjerit, namun suaranya hilang.
Pada saat itu, keheningan mendadak turun di ruangan ini dan suara langkah kaki satu orang menuju ke arahnya.
Cail mengangkat kepalanya dan menatap orang yang berdiri di hadapannya.
⸢Pria itu sebenarnya sudah tua, tapi cenderung terlalu eksentrik pada penampilan muda dan tampannya. Rambut putih dan mata abu-abu yang dalam, lalu ciri paling menarik adalah tato di bagian kiri wajahnya berbentuk serigala perak.⸥
Cail akhirnya memecahkan pertanyaan eksistensialnya, dia adalah Yoo Han, pembaca novel "Jalan Pahlawan" yang tiba-tiba masuk ke dunia novel tersebut dan menjadi 'Cail'.
Dia ingat hal terpenting bagi 'Cail' yang dijelaskan novel itu. Gurunya. Willbert de Castalia. Orang itu akan mengatakan hal berikut ini.
⸢"Kau sangat menyedihkan."⸥
"Betapa menyedihkan."
Pupil mata Cail bergetar, dia mendongak dan memelototi orang itu.
⸢"Sekarang kupikir, kau memiliki kesempatan memilih."⸥
"Aku akan memberimu kesempatan untuk memilih."
Cail tahu baris selanjutnya tanpa teks novel itu dijejalkan langsung ke kepalanya. Bagaimana dia bisa lupa? Orang yang mengubah Cail yang dapat menghalangi protagonis adalah dia!
Meskipun firasat Cail mengatakan bahwa suatu hari dia mungkin tidak bisa mengingat alasan itu lagi.
⸢"Jadilah muridku atau mati di sini."⸥
"Kau bisa memilih antara bersedia menjadi muridku atau mati di sini di tanganku."
Novel dan kenyataan tumpang tindih dengan kemiripan yang nyaris sempurna.
Napas Cail terhenti sejenak saat mulutnya menganga. Dia mengalami apa yang dirasakan Cail asli dan hatinya sakit. Itu adalah perasaan putus asa dan ketidakberdayaan.
"Cium kakiku jika kau ingin menjadi muridku."
Cail mengepalkan tangannya dan terengah-engah karena terlalu lama menahan napas.
'Aku tidak ingin mati, setidaknya bukan sekarang. Rui.... '
Cail menelan kepahitan di tenggorokannya lalu dengan kaku mencium kaki orang itu.
Semua tindakan tersebut membuat Alkemis lain tak bisa berkata-kata, termasuk Haruzel yang menatap Cail seolah Cail sudah mati. Kematian yang sebenarnya jauh lebih baik, eksperimen Chimera tidak ada apa-apanya dibanding Willbert de Castalia.
⸢"Guru menganggapku sebagai bonekanya, itu sangat nyata. Oleh sebab itu, aku tidak bisa melawan perintahnya."⸥
Cail menutup matanya dan bertanya-tanya alasan macam apa yang dapat menyebabkan orang ini bergerak?
Identitas apa yang dimiliki Cail asli selain masa lalu tak mengenakkan itu?
"Bagus, mulai sekarang, aku akan merawatmu."
Willbert tersenyum, tetapi tidak mencapai matanya. Mata abu-abunya sangat dingin. Castal tertegun atas perubahan situasi yang tak sesuai harapan. Dilihat dari manapun, Cail sangat berbeda dari ekspetasinya.
Castal melirik Willbert, keraguan muncul. Ada yang aneh dengan Guru yang selama ini dia kenal.
Film kenangannya terasa terbakar dan hanyut, Cail berpikir dia mungkin akan mengalami amnessia.
Teorinya terkonfirmasi. Entitas yang mengendalikan informasi di kepalanya mempersempit kebebasan dan juga mengunci sebagian besar akal sehatnya.
Cail menggigit bibirnya sampai mengeluarkan darah, rasanya ini nyata baginya. Ketika tusukan jarum di otaknya berlanjut sama seperti saat dia baru terbangun di dunia ini, dia menyadari kalau kendali keberadaan tersebut telah sempurna sekarang.
Dia ingin tahu akankah dia bisa lepas dari Willbert dan mengetahui alasan orang itu menjadikan Cail asli bonekanya?
Dia seharusnya memastikan untuk tidak bersinggungan dengan protagonis sampai waktu dia bisa lepas dari Willbert. Itulah pikiran acaknya. Takdir atau semacamnya terkadang bisa dibengkokkan.
Cail tak bisa membohongi hatinya. Semenjak awal kepindahannya ke tubuh ini, keinginan bertemu protagonis selalu ada terlepas dari resikonya.
Satu hal lagi, dia berharap dapat bertemu Jaehwan dalam mimpi walau cuma sekali.
♢♢♢
Cail dibawa ke kediaman Willbert di Kota Harva, mansion Castalia.
Di ruang bawah tanah, array sihir dibentuk oleh sekelompok penyihir boneka tanpa pikiran. Mereka hanya mematuhi perintah Willbert. Sementara itu, kepala pelayan dan pelayan lainnya hanya datang sesekali dari Ibukota Marine ke mansion Castalia.
Tato di separuh wajah Cail terhisap ke belakang lehernya dan membentuk penyegel.
"Mulai saat ini laksanakan semua hal yang kuperintahkan!" Willbert memandangnya dengan tatapan tajam dan sengit.
Cail menundukkan kepalanya dalam posisi berlutut, refleks tubuhnya mengikuti keinginan Willbert berkat tato itu.
Array sihir menyala. Seketika, mata abu-abu Willbert berubah warna.
***