Chereads / Kebahagiaan Protagonis / Chapter 4 - Chapter 3 : Dijual? (1)

Chapter 4 - Chapter 3 : Dijual? (1)

Pria hulk itu, Tarma, sedang bernegosiasi dengan seorang pedagang budak licik yang datang. Yoo Han menyesali kebodohannya karena memilih kembali ke kelompok gangster ini. Dia diikat disudut dan dimasukkan dalam karung kentang besar, menggeliat seperti cacing yang ingin keluar.

⸢"Masa laluku tidak menyenangkan."⸥

Sama seperti sebelumnya, kalimat dari novel "Ways of Heroes" tiba-tiba muncul di kepalanya seolah ingin membantunya mengatasi kehidupan 'Cail'. Namun, itu terlambat.

Walaupun hanya satu kalimat hambar yang dikatakan Cail asli di novel tersebut, hal tersebut cukup untuk menggambarkan maknanya. Sayangnya, pikiran naif Yoo Han masih percaya bahwa ada sedikit kebaikan yang tersisa, mengingat bahwa Tarma merupakan orang yang merawatnya, meski sangat kasar.

'Kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi pada Cail asli di usia ini?'

Yoo Han menggigit lelucon yang disumpalkan ke mulutnya, lalu menggeram. Tarma dan pedagang budak itu mengalihkan perhatian sesaat padanya sebelum saling tertawa.

'Aku menganggap remeh dunia ini sebagai novel,' sesal Yoo Han dalam hati. 'Aku harus mengakui bahwa dunia ini nyata bagiku.'

Dialah yang mengalaminya sekarang, maka dia akan merasakan segala penderitaan yang Cail asli dapatkan. Jika dia mengubahnya, apa yang akan terjadi?

⸢"Karena akulah kau bisa bertahan, bukankah begitu?"⸥

Benar, Yoo Han mendadak ingat detailnya, penting baginya membuka jalan untuk protagonis. Dia tak tahu apakah perasaannya akan berubah menjadi kebencian pada protagonis atau tidak?

Buuuk!

Pedagang budak itu menendang Yoo Han kemudian menarik rambutnya dan memeriksa.

"Dia bagus, sudah berapa lama kau merawatnya?"

Tarma menanggapi, "Cukup lama sampai dia sebesar ini, jadi berikan bayarannya! Dia anak lelaki yang kau butuhkan."

Pedagang budak itu tertawa dengan mulutnya yang bau dan tubuhnya yang besar berotot menambah kesan jeleknya sama seperti Tarma. Yoo Han memelototinya, jika tatapan bisa membunuh, maka dia telah melakukannya.

"Dia penuh tenaga, bagus sekali," komentarnya.

Ketololannya menembus langit, Yoo Han mengutuk dirinya sendiri. Sejak kapan dia menjadi lemah hati? Bukankah itu cukup dengan perundungan?

Dia tidak ingin melalui yang lebih buruk dari itu. Namun, saat dia mencari wajah Tarma, ekspresi yang terakhir merupakan alasannya. Tarma tidak pernah disebutkan namanya dalam novel itu, tetapi bukan berarti Cail asli tak pernah menceritakannya secara tersirat.

⸢"Ada seseorang yang seharusnya kubenci. Namun, aku tidak bisa membencinya."⸥

'Cail', karakter yang muncul lebih banyak dari teman-teman protagonis memiliki kebencian tak berdasar kepada semuanya selain protagonis. Jadi, jelas bahwa siapa orang yang dimaksud itu bukan protagonis karena Cail asli justru mengaguminya. Maka, kesimpulannya adalah seseorang dari masa kecil Cail asli yang sangat sedikit ditunjukkan.

Tarma tersentak ketika berkontak mata dengan Yoo Han, yang pertama segera menghapus ekspresinya tadi. Dia berdehem.

"Kalau begitu, bawa dia pergi dan berikan uangnya sekarang juga!" perintah Tarma yang disambut dengusan pedagang budak.

Yang terakhir memasukkan Yoo Han ke dalam karung lagi dan mengikat karungnya.

Pedagang budak menyerahkan sekantung koin emas pada Tarma kemudian memanggul karung kentangnya.

Sebelum pedagang itu meninggalkan ruangan tempat tinggal Cail, dia menoleh sejenak lalu memperingatkan, "Jangan coba-coba untuk berkhianat!"

Tarma menatap karung besar yang dibawa pedagang budak sampai mereka menghilang dari pandangannya.

***

Klik! Klik! Klik!

Yoo Han menatap kosong ke rantai dan besi melingkar yang dipasang di leher serta kedua tangan dan kakinya oleh pedagang budak yang membelinya.

'Lucu sekali, di sini aku malah berpikir apakah protagonis yang merasakan lebih buruk dari ini baik-baik saja?'

Entah kenapa, rasanya semakin lama hidup sebagai 'Cail', ingatannya tentang novel "Ways of Heroes" semakin kabur.

Yoo Han ingin tertawa, tetapi dia tidak bisa. Di sekitarnya, ada anak-anak lain seusianya yang sama-sama dirantai. Inilah kehidupan budak anak-anak.

Dia enggan menebak masa depannya dari sini karena ini adalah plot lubang novel "Ways of Heroes". Yoo Han sibuk menggerutu di benaknya ketika pedagang budak itu datang lagi dari luar bangunan tertutup yang berada di bawah tanah ini.

'Andai saja aku mengucapkan selamat tinggal kepada Jaehwan, tidak, mungkin apakah aku bisa kembali jika aku mati di sini?'

Pikiran ekstrem merasukinya. Sayangnya, dia bahkan tak bisa mati meskipun dia mau. Menjadi budak artinya nyawanya bukan miliknya lagi.

Pedagang menarik rantai yang menghubungkan semua anak-anak dan menyeret mereka keluar tanpa peduli kondisi mereka.

Yoo Han terhuyung-huyung saat diseret bersama yang lain, kalung lehernya memancarkan cahaya aneh. Ah, dia baru menyadari bahwa kerah budak dibuat agar hanya dapat dilepas dengan kunci atau dihancurkan oleh seseorang yang kekuatannya setara menghancurkan gunung.

'Sepertinya aku benar-benar dikutuk,' pikir Yoo Han ketika mata violetnya melirik wajah anak-anak lain di belakangnya.

"A-"

Dia kehilangan suaranya. Manik matanya bergetar dan berusaha sekuat apapun mengeluarkan suara, hanya desisan yang keluar.

Frustasinya membengkak. Tak ada yang bisa dia lakukan.

Rantai semakin ketat menarik dan menyakiti lehernya. Akan dibawa ke manakah dia bersama anak-anak lainnya?

Di bawah lingkup atmosfer yang mendung, serta obor yang tertempel di dinding bangunan, betapa menakjubkan bahwa tak seorangpun terlihat selain mereka. Jalanan yang begitu sepi bahkan tak terdengar kerikan hewan malam.

Yoo Han mencoba mempertahankan tembok pembatas antara emosi 'Cail' dan dirinya yang mulai retak ketika mereka akhirnya sampai di tempat yang mungkin bakal menjadi kuburan ketahanan mentalnya.

***